SEBELUM
Perang Sipil pada awal abad ke-XIX memang perbudakan orang kulit
hitam adalah hal lumrah, khususnya di Amerika Selatan. Tidak
demikian di Amerika Utara. Di New York, Solomon Northup hidup mapan
dan sangat terhormat sebagai seniman biola bersama istri dan kedua
putra-putrinya. Sampai ia diajak dua petualang yang mengontraknya
untuk bermain musik di New York. Tergiur pada upah besar, Solomon
mengikuti mereka. Namun setelah diloloh mabuk, paginya ia tersadar
dalam kondisi terantai dan dikirim dengan kapal ke kawasan Selatan
sebagai budak belian. Bahkan namanya pun diganti menjadi Patt. Tiada
yang mempercayai penjelasannya.
Dimulailah
kehidupan sebagai budak di perkebunan kapas yang diperlakukan
semena-mena kendati berganti majikan beberapa kali. Ia menyaksikan
teman-temanya dan mengalami sendiri punggung dicambuk sampai hancur
bila melakukan hal-hal yang tak disukai majikan. Dengan mengerahkan
segala cara Solomon berupaya membebaskan diri, tapi selalu gagal.
Melarikan diri nyaris tak mungkin, karena akan diganjar hukuman
gantung sampai mati! Bahkan budak perempuan Patsey yang paling
banyak mengumpulkan kapas pun dicambuk sampai setengah mati hanya
karena meminta sepotong kecil sabun pada keluarga tetangga tuan
Epps.
Beruntung
akhirnya Solomon mendapat simpati Tuan Bass dari Kanada yang
bersedia mengirimkan surat pada keluarganya di New York. Genap dua
belas tahun barulah Solomon terbebas dan berkumpul kembali dengan
keluarganya…
Bagi yang tak
mengalami zaman perbudakan memang sulit membayangkan betapa nistanya
harkat orang kulit hitam yang dianggap serendah binatang sejenis
primata. Toh dalam tempo seabad etnis tersebut berhasil bangkit dari
keterpurukan, bahkan kini seorang putranya menjadi Presiden, orang
nomor satu di Amerika Serikat, sekaligus dunia! Bagi penggemar film
koboi Django Unchained (khususnya bagian epilognya) serta
kisah koki Gedung Putih, The Butler, film drama ini merupakan
pelengkapnya!
Skenarionya
memang diangkat dari buku kisah nyata Solomon Northup yang
ditulisnya sendiri. Dalam tradisi buku anti perbudakan paling
tersohor, Uncle Tom’s Cabin, karya Ny Harriet Beecher Stowe
yang pertama terbit tahun 1852 dan menjadi khazanah klasik dunia.
Sekarang 12 Years a Slave divisualkan oleh Steve
McQueen (namanya sama dengan mendiang
aktor besar Amerika, namun sineas bernama lengkap Steve Rodney
McQueen, 45 tahun, ini berasal dari Inggris dan banyak bikin film
pendek). Tidak heran kalau pilihan untuk pemain utamanya pun aktor
kulit hitam Inggris, Chiwetel Ejiofor.
Tak urung dua aktor tersohor Amerika didapuk, Michael
Fasbender (sebagai tuan Epps yang
kejam) dan Brad Pitt (tuan
Bass yang baik), belum lama ini keduanya juga main bareng dalam
The Counsellor.
Setelah
diganjar Golden Globe Award sebagai Best Picture dan Best
Actor, menyusul mencatat sembilan nominee Academy Awards, yakni
untuk Film Terbaik, Sutradara Steve McQueen, Aktor Utama Chiwetel
Ejiofor, Aktris Pembantu Lupita Nyong’o, Aktor Pembantu Michael
Fassbender, Editing, Tata Kostum, Desain Produksi, dan Penulis
Skenario Adaptasi John Ridley. Berapa piala Oscar yang akan
digondolnya? Kita tunggu pengumumannya pada Minggu malam, 2 Februari
2014, atau di sini Senin pagi, 3 Februari 2014! *** YaWi
- Nilai: 80
|