TANGGAL 13 April 2013,
Kevin dengan suara parau mencekik
istrinya, Nayla. Demi membela diri, Nayla meraih pisau pengupas buah
dan menikam perut suaminya. Polisi menyerbu dan memborgol wanita
malang ini. Dalam proses verbal Nayla membantah tuduhan membunuh
karena yakin yang ditusuknya bukan suaminya.
Kilas balik ke
minggu sebelumnya, pengantin baru ini memasuki rumah baru bernomor
13 di kawasan pinggiran Bandung. Belum ada penghuni lain di kawasan
tersebut hanya satu-satunya tetangga, pasutri muda Julian dan Ditta
dengan putri cilik mereka, Cindy, yang indigo, bisa melihat makhluk
halus. Ayah-ibu Kevin menumpang tinggal bersama untuk beberapa hari.
Ibu Kevin ternyata punya kebiasaan tidur berjalan, bahkan suatu
malam menggeragoti daging mentah dari kulkas keruan Nayla ketakutan.
Ibu Kevin terbanting jatuh dari tempat tidur, hingga segera dibawa
suaminya pulang.
Keanehan
dirasakan Nayla karena selalu ada pasir mengotori rumah, kendati dua
pembantu Nur dan Toma, rajin membersihkan. Kevin tengah frustrasi
karena dokter sahabatnya mendiagnosa spermanya lemah. Padahal hampir
tiap malam Nayla terpuaskan sampai hamil yang cepat sekali membesar.
Kecurigaan Kevin itulah yang memicu terjadinya KDRT. Dan dalam tempo
singkat tibalah waktunya bagi Nayla untuk bersalin. Bayi seperti
apakah yang dilahirkannya?
Takhayul bahwa
13 adalah angka pembawa sial, itulah yang diusung penulis
cerita-skenario Deden Tristanto
dan kemudian difilmkan oleh Sridhar Jetty
yang sudah beberapa kali bikin serial sinetron produksi Multi Vision
Plus. Itu sebabnya rumah yang dihuni pengantin baru tokoh utama film
ini bernomor 13, dan peristiwa naasnya terjadi tepat pada tanggal 13
tahun 2013 pula. Tidak apa, toh ada film horor Hollywood, Friday
the 13th, yang menjadi franchise saking larisnya.
Polisi yang
melacak kedua pembantu mendapatkan informasi tentang mandor Bram
yang lima tahun lalu mati dibakar massa karena gemar memerkosa
perawan desa. Jadi arwah mandor jahat itukah yang menggerayangi
Nayla? Adakah pembalasan setimpal bagi arwah yang nampaknya lolos
dari neraka jahanam itu? Terus bagaimana dengan Cindy, anak gadis
tetangga, yang sering main-main dengan teman-teman tak kasat mata?
Nampak jelas
film ini dibuat secara gampangan, minimalis, adegan-adegan horornya
pun klise, tanpa sesuatu yang baru dan bikin kejutan, mungkin karena
produser Gobind Punjabi yakin
horor sudah punya penonton tetap yang mau nonton film apa saja yang
tayang di bioskop, maka cukup dengan lokasi hanya beberapa tempat,
murah meriah, dengan sedikit pemain yang hampir semua belum punya
nama popular. Sebagai Nayla, pemeran utamanya Marisa
Christina, sudah mencoba menghayati
peran wanita muda yang terpuaskan birahinya dalam mimpi.
Satu-satunya yang cukup dikenal hanyalah pemain berkepala gundul
kelimis Harry Pantja yang
justru memelopori film horor lokal era abad XXI lewat Jelangkung.
Justru karena itulah Harry beberapa tahun belakangan dikenal sebagai
host atau pembaca acara seperti Dunia Lain yang
membahas mengenai alam gaib lewat televisi. Namun sekarang walaupun
perannya menjadi juru kunci namun penampilannya hanya dalam tiga
scene belaka tak sampai tiga belas… *** YaWi.
Nilai: 45
|