HOME SINEAS KABAR



     

99 CAHAYA DI LANGIT EROPA Part 2

Napak Tilas Jejak Islam di Cordoba dan Istanbul
Produksi : Maxima Pictures
Sutradara : Guntur Soeharjanto
Para Pemain: Acha Septriasa, Abimana Aryasatya, Marissa Nasution, Alex Abbad, Nino Fernandes, Raline Shah, Geccha Tavvara
Durasi: 100 Menit
Mulai Tayang : 6 Maret 2014

oleh: Yan Widjaya

FILM ini melanjutkan perjalanan mengungkap rahasia Islam di Eropa. Kali ini, Hanum Rais yang mengikuti suaminya, Rangga Almahendra yang mendapatkan bea siswa dari Universitas di Austria, berkesempatan napak tilas ke Cordoba, kota di Selatan Spanyol. Mereka menyambangi Mezzquita yang kini menjadi Katedral padahal sebelumnya masjid. Dilanjutkan pencarian tokoh Fatma di Istanbul, Turki. Kebalikan Mezzquita di sini ada Museum Hagia Sophia yang awalnya gereja dan sekarang berubah masjid. Ada pula Masjid Biru yang tersohor keindahannya. Namun kerinduan Hanum pada Aisye berujung air mata karena yang dijumpai hanyalah nisan belaka. Tak urung Hanum memenuhi janjinya untuk mulai mengenakan hijab.

Namun tentu saja bukan hanya bercerita tentang pasangan Rangga-Hanum belaka, karena paroh film dihabiskan untuk mengungkap kisah Khan si mahasiswa asal Pakistan yang selalu berdebat dengan Stefan, mahasiswa asal Jerman, dari perkara remeh-temeh seperti masakan kari sampai masalah agama Islam. Toh ketika Stefan mengalami kecelakaan justru Khan yang menolongnya tanpa pamrih. Khan yang putra seorang guru ini berprinsip ingin berjihad dengan pena bukannya dengan senjata. Ada pula Maarja si mahasiswi cantik seksi yang terus merayu Rangga hingga mengobarkan kecemburuan Hanum. Padahal Rangga tak pernah berniat selingkuh, maka sia-sia belaka godaan Maarja…

Semua masalah dibereskan dengan rapi sampai Rangga-Hanum sebelum pulang ke Indonesia singgah di tempat paling bersejarah bagi umat Islam yakni Mekkah. Pada epilog film diperlihatkan pula foto tokoh-tokoh aslinya (karena cerita memang diangkat dari kisah nyata serta hampir semua tokohnya masih hidup sampai sekarang) disertai menjadi apa mereka hari ini, seperti misalnya Rangga telah menjadi dosen di Universitas Gajah Mada, Jogjakarta.

Pengarang novel yang sudah 25 kali cetak ulang ini, Hanum Salsabiela Rais, menyebut film ini bukan tentang dirinya semata, namun tentang bagaimana seorang muslim mempertahankan ke-Islamannya dengan menemukan berbagai cahaya Islam di benua Eropa, "Ajakan untuk menjadi agen muslim yang baik yang bisa dijadikan referensi bagi generasi muda Indonesia," berharap Hanum.

Toleransi antar umat agama diwujudkan dalam kerja sama nyata pembuatan film produksi Maxima Pictures yang ke-41 ini karena penulis skenarionya, Alim Sudio justru seorang Buddhis, kalau produser Ody Mulya Hidayat memang anak ustadz, adalah eksekutif produser Yoen K seorang Katolik, dan co-producer Sudiadi Chang umat Kristen. Tim yang sama tetap dipimpin oleh sutradara Guntur Soeharjanto, juga semua pemain melanjutkan peran mereka dengan lebih matang. Kamera yang ditangani Enggar Budiono membuat penonton serasa diajak bertamasya menikmati panorama, setelah Wina/Austria, Paris/Prancis, kini dilengkapi dengan Cordoba/Spanyol, Istanbul/Turki, plus cuplikan dokumenter jutaan umat naik haji di Mekkah. Boleh dicatat sebagai rekor film Indonesia terbanyak berlokasi syuting di luar negeri.

Jadi kalau perolehan film pertamanya di bulan Desember tahun lalu berhasil mencapai 1,25 juta penonton dan menjadi film kedua terlaris sepanjang tahun 2013 (hanya di bawah Tenggelamnya Kapal Van der Wijck), maka bukan tidak mungkin sequelnya bakal ditonton oleh sejuta penggemarnya. Semoga! *** YaWi

Nilai: 70

Review oleh:  Yan Widjaya, seorang wartawan film senior, pengulas, penulis, dan novelis.

Twitter @yan_widjaya