MALAM MINGGU MIKO MOVIE |
|
Memupus Kutukan Jomblo Abadi Semenjak SMP
Produksi : PT Bumi Prasidi Bi Epsi
& Visualika Production
|
|
TOKOH jomblo abadi sangat disukai oleh masyarakat, kenapa begitu? Karena orang bisa menertawakan si jomblo yang bernasib lebih apes ketimbang dirinya. Dua tokoh fiksi popular bukti pendapat ini adalah Ko Put On, tokoh komik legendaris kreasi Kho Wan Gie yang dimuat di harian Sin Po sejak tahun 1931, lalu Tora-san, si pedagang keliling arahan Yoji Yamada yang difilmkan sebanyak 48 judul selama 25 tahun (sampai pemerannya, aktor-komedian Kiyoshi Atsumi meninggal dunia pada tahun 1966). Baik Put On maupun Tora selalu jatuh cinta pada gadis cantik, dan pada akhir kisah putus (tepatnya diputusin!). Begitu pulalah nasib yang kini menimpa Miko yang diperani Raditya Dika.Berbeda dengan lima film sebelumnya (Kambing Jantan, Cinta Brontosaurus, Cinta dalam Kardus, Manusia Setengah Salmon, dan Marmut Merah Jambu) sekarang Dika dengan gaya tutur khasnya mengikuti pola serial tevenya sendiri. Serial yang disebut webseries ini telah tayang 52 episode di Kompas TV dan ditonton sejuta orang lebih via youtube tak heran meraih predikat The Most Popular Show dalam ajang Internet Video Stars 2013.Empat tokoh yang sudah sangat dikenal fans webseriesnya, si lugu Miko, teman lamanya Rian yang sok tahu, teman barunya Dovi yang sok pintar, dan si pelayan teladan keblinger Anca. Semuanya tetap diperani pemain webseriesnya. Kini didukung dua artis senior Henky Solaeman-Rina Hassim sebagai ayah-bunda Anca yang turun-temurun semenjak zaman Gajah Mada menjalani profesi pelayan. Berseliweran pula banyak pendatang baru cantik serta para komika stand-up sebagai cameo.Tiga tokoh
dengan alur kisah masing-masing, Miko yang selalu ditolak cintanya,
menjelang menembak Anna dicegah Rian, sahabat lamanya yang
kembali setelah gagal merintis komika para nelayan. Rian bermimpi
ada kutukan yang melekat pada Miko karena coretan “Gak bakal
cinta-cintaan” di baju pratikum lab semasa SMP dulu. Penulisnya
mesti dicari demi membuyarkan kutukan tersebut.
|
|
Review oleh: Yan Widjaya, seorang wartawan film senior, pengulas, penulis, dan novelis.Twitter @yan_widjaya |
|