Tiada Menit Tanpa Baku
Hantam
Produksi : Unlimited Production, Dozan Production
Sutradara : Willy Dozan
Para Pemain: Willy Dozan, Leon
Dozan, Voland Humonggio, Fendi Pradana, Cynthia Ramlan, Regina
Wulandari
Durasi: 83 Menit
Mulai Tayang : 18 September
2014
oleh: Yan Widjaya
|
PASAR
CINERE, para pedagang dikompas
kawanan preman yang dipimpin Joe Bandit. Barangsiapa menolak
membayar uang keamanan langsung dipermak. Ketika seorang pedagang
uzur dianiaya, si penjaja telur Igo turun tangan. Sebagai mantan
preman insyaf, Igo punya simpanan ilmu bela diri hingga sebelah kaki
Joe patah saat dilabrak. Menyusul Komandan Herman meringkus kawanan
bandit dan menjebloskan mereka ke penjara. Herman menawari Igo
menjadi anggota, namun si mantan preman menolak dan memilih tetap
menjadi pedagang telur biasa saja.
Igo memang
telah meninggalkan dunia hitam, namun anak buah Joe menuntut balas
dengan menyatroni rumah keluarganya. Igo gagal menyelamatkan jiwa
istrinya, maka sejak itulah anaknya, Dimas menyalahkan dan
membencinya. Tiga tahun berselang, Dimas tumbuh menjadi jagoan muda
dan bersama Jack malang-melintang sebagai preman anak buah Bos
Rocky. Kembali para pedagang di Pasar Cinere jadi sasaran pemerasan
dan Igo tak berdaya mencegah mereka.
Joe yang telah
bebas, menyusun kekuatan baru untuk berseteru dengan kawanan Rocky
memperebutkan wilayah kekuasaan. Justru kekasih Rocky, Vina,
mengalihkan hatinya pada Dimas yang pendiam dan simpatik. Jack yang
sirik mengadukan Dimas pada Rocky, akibatnya Dimas terancam oleh
bosnya sendiri yang cemburu. Tentu saja Igo tak membiarkan anaknya
dicelakai dan membelanya mati-matian. Berbareng terungkap pula
kejahatan Komandan Herman yang tak segan melumpuhkan anggotanya
sendiri. Jadi? Semua pihak bertemu di atap sebuah bangunan
terbengkalai untuk bertarung!
Menonton film
ini menambahkan kesadaran, betapa pentingnya dimatangkan proses
reading sebelum syuting dimulai. Sesungguhnyalah seorang aktor
mesti ditempa dalam berbagai kebisaan termasuk tentu saja olah vokal
yang menjadi hal penting semenjak diperkenalkan tekhnik film
bersuara dari semula film bisu. Para bintang laga sering kali
mengabaikan hal ini, sebagai contoh di Hollywood, suara Sylvester
Stallone terasa seperti bergumam kurang jelas toh tertutup oleh
keperkasaannya, bahkan Clint Eastwood mencoret sebagian besar dialog
dalam skenario untuk diganti dengan kalimat-kalimat pendek tandas.
Nah,
Willy Dozan memang sudah cukup
berpengalaman bermain belasan film laga (termasuk beberapa produksi
Hong Kong era 1980-an) karena memang betul-betul menguasai
martial art (segenerasi dengan Barry Prima, Advent Bangun,
George Rudy) namun giliran berdialog langsung kebanting, pupuslah
kharismanya! Jadi sebaiknya ia meniru Eastwood atau bergaya ala
Limbad yang berakting gagu! Hal serupa juga terjadi pada
Fendi Pradana yang dulu pernah
popular sebagai Brama Kumbara dalam saga Saur Sepuh.
Sedangkan pemeran tokoh antagonis Voland Humonggio,
pada film debutnya Sang Dewi, sudah memerani petinju jagoan
yang gagu. Lewat film ini terasa motivasi utama Willy adalah ingin
mengorbitkan putranya, Leon, yang baru saja merayakan ultah ke-17
untuk menjadi bintang laga pendatang gres.
Selain itu
sebagai sutradara, Willy terlihat berpedoman, untuk menggarap film
laga low budget adalah dengan menampilkan adegan baku hantam
berkesinambungan hampir setiap menit, ceritanya gampangan saja tanpa
perlu mengajak penonton berpikir rumit, pokoknya para pemain
berantem terus-menerus, keruan bukan cuma para pemain mandi
keringat tapi juga semua penonton bisa merasa lelah… *** YaWi
Nilai: 50
|