Omnibus Rangkaian Cerpen
Anak-anak Berbakat
Produksi : OMG
Cinema
Sutradara : Geri Busey
Para Pemain: Bastian, Super Seven, Idola Cilik, Ikang Fawzi, Helsi
Herlinda, Denada, Mike Lewis, Javier Justin, Yati Surachman
Durasi: 89 Menit
Mulai Tayang : 7 Agustus 2014
oleh: Yan Widjaya
|

BASTIAN BINTANG SIMBOLON
keluar dari grup Coboy Jr,
tapi bukan untuk meninggalkan dunia entertainment, buktinya ia
menjadi narator, penutur, dalam film ini bersama dengan grup
Super Seven (Karel, Bagas, Jose, Ajil, Bidi, Raza, Bryant)
dan Idola Cilik RCTI (Bagas, Difa, Chelsea).
Jadi ia bermain sebagai diri sendiri yang muncul pada setiap
pergantian babak untuk berbicara secara langsung kepada penonton.
Pada
hakekatnya karya debut Geri Busey
(merangkap eksekutif produser, sutradara, sekaligus penulis
cerita-skenario) adalah omnibus, rangkaian empat film cerita pendek
mengenai anak-anak. Tiga di antaranya merupakan tragedi yang memaksa
penontonnya menangis.
Pertama kisah
grup Super Seven yang telah meniti sukses namun mulai
dijangkiti penyakit malas hingga membuat kesal manajer sekaligus
pelatih mereka, Justin.
Kisah kedua
tentang dua bocah kakak-beradik Laras (Tisya)
dan Bagas (Clay) yang
sepeninggal ayahnya hidup sengsara karena perlakuan ibu tirinya (Denada)
dan dua saudara tirinya (Shane
dan Fahry). Kekejaman si ibu
tiri sampai tega mengusir mereka dari rumah, terlunta-lunta di
jalanan. Si Mbok (Yati Surachman)
kendati baik toh tidak mampu membela. Untung ada paman (Mike
Lewis) yang datang dari Amerika dan
menampung mereka. Hukum karma menimpa dua saudara tiri yang jahat
ketika mereka diperlakukan semena-mena oleh Susi (Hotma)
si pembantu baru.
Kisah ketiga
diangkat dari kehidupan nyata Anyo (diperani Difa),
anak pengidap kanker. Ayahnya (Ikang Fawzi)
dan ibu tirinya yang baik (Helsi Herlinda),
serta adiknya (Rafly), sangat
menyayanginya, toh takdir tak kuasa ditentang karena penyakitnya
masih belum ditemukan obatnya. Maka kegelapan pun terpapar di layar
saat Anyo ditangisi oleh seantero keluarganya.
Yang keempat,
tentang latar belakang Chika (Chika Wa Ode),
manager grup Super 7 yang bersuara bindeng. Masa kecilnya
dibuang di pinggiran rel kereta api, sampai ditemukan Mpok Nori dan
kemudian ditampung keluarga Karel, dan kini meniti sukses dalam
kariernya. Minimal masa lalu Chika menyadarkan Karel yang kurang
bersyukur atas anugrah Tuhan padanya.
Sebagai
pembingkai empat cerpen itu adalah adegan latihan tari dan nyanyi
yang dimainkan oleh 500 anak dengan bakat masing-masing hingga
membuat film ini bersuasana kolosal.
Sesungguhnyalah bikin film anak-anak tidak semudah yang dibayangkan,
apalagi untuk membuatnya menjadi film yang sukses secara komersil
pula. Film yang baik memang selain bermutu dan digarap secara filmis
memadai juga saat ditayangkan di bioskop mendapatkan sambutan
penonton hingga mencetak box-office.
Banyak
produser yang silau melihat hasil luar biasa dua film anak-anak
mutakhir; Laskar Pelangi dan Coboy Jr., the Movie,
hingga mengilar untuk bikin film yang mampu menyainginya, padahal
dibutuhkan ketrampilan sehebat sutradara Riri Riza dan Anggy Umbara
untuk mewujudkan film tersebut. Dari khazanah perfilman Indonesia
sepanjang masa tidak banyak film anak-anak yang patut dipuji dan
dikenang abadi oleh mereka yang pernah menontonnya, untuk menyebut
beberapa judul antara lain dari jaman doeloe adalah: Si Pincang,
Bing Slamet Sibuk, Chicha, Nakalnya Anak-anak,
dan last but not least tentu saja Petualangan Sherina.… ***
YaWi
Nilai: 50
|