Pesan untuk Anak, Jangan
Mau Diberi Boneka oleh Orang Asing
Produksi : My
Dream Pictures
Sutradara : Nayato Fio Nuala
Para Pemain: Nana Mirdad, Ayu Dyah Pasha, Stuart Collin, Erlin
Sarintan, Reski Tania, Icha Anisa, Bertrand Antolin
Durasi: 72 Menit
Mulai Tayang : 7 Agustus 2014
oleh: Yan Widjaya
|
KONON di
jalanan lengang menuju ke Bandung ada sebatang pohon beringin
rindang yang digantungi banyak boneka. Suatu malam sepasang
muda-mudi bermobil lewat, mobil mogok dan si pemuda kebelet pipis,
ia pun kencing di bawah pohon. Akibatnya seutas akar mengalungi
lehernya dan menggantungnya sampai mati. Si gadis yang
menjerit-jerit ingin kabur, juga menemui kematian mengenaskan…
Cerita beralih pada janda Wida yang setelah kematian suami
membawa ketiga anaknya; Lisa, Vino, dan Vivi, pindah ke rumah
terpencil di Bandung. Dalam perjalanan sempat singgah di pohon
angker itu, si bungsu Vivi menerima hadiah sebuah boneka dari
sesosok anak perempuan misterius.
Sejak itulah keluarga mereka terus diganggu hantu-hantu yang
bisa muncul kapan saja di mana saja, bukan cuma di rumah, juga di
kampus tempat Lisa dan Vino kuliah. Bibi pembantu yang meminta
bantuan orang pandai, tidak tahan diteror hantu hingga memilih ke
luar. Lala, sahabat Lisa yang punya indra keenam, mencoba membantu.
Lewat internet Vino menemukan asal-usul pohon boneka dan bagaimana
cara menanggulangi gangguan hantunya…
Inilah horor yang boleh dibilang berkualitas abal-abal, murah
meriah dan minimalis arahan Nayato Fio Nuala
yang sudah puluhan kali bikin film sejenis. Disebut murah karena
bisa ditaksir bujet pembuatannya berkisar hanya antara Rp 500 sampai
dengan Rp 700 juta. Minimalis karena pemainnya cukup tiga-empat
orang saja, itu pun bukan aktor-aktris kaliber (Nana Mirdad
dan Stuart Collin diketahui
pernah main beberapa sinetron, sedangkan Ayu Dyah Pasha
spesialis pemeran ibu), lokasi hanya dua-tiga tempat, dan syuting
rampung dalam tempo maksimal lima hari. Jadi kalau hasil di bioskop
menjual 50 ribu tiket saja sudah mengeruk untung. Itu sebabnya
Nayato boleh dibilang menjadi pabrik pembuat film sejenis, toh
terbukti tak merugikan pihak produser yang memesan filmnya.
Kendati demikian patut diingat, bahwasanya kebangkitan kembali
perfilman Indonesia pada hakekatnya dipelopori Jelangkung
(2001) yang merupakan kreasi tiga sineas muda; Erwin Arnada, Jose
Poernomo, dan Rizal Mantovani. Film yang bertahan sampai dua bulan
tayang nonstop di Pondok Indah 21 itu mencatat rekor penjualan
748.003 tiket. Sejak itulah film horor digemari khususnya oleh
kawula muda sampai hari ini!
Sebagai catatan, sepanjang tahun 2014, dari Januari sampai ke
minggu pertama bulan Agustus telah beredar 66 judul film Indonesia,
dan Hantu Pohon Boneka merupakan film horor ke-15, berarti
nyaris 25 persen! Tak bisa disangkal ada beberapa film horor yang
dibuat dengan baik dan bujetnya tak minimalis, misalnya Mall
Klender (dengan sambutan bagus pula, hampir 350 ribu penonton!),
toh film horor murah seperti Kamar 207 berhasil menangguk
lebih dari 220 ribu penonton!
Dari fakta-fakta di atas jangan heran kalau genre horor masih
laris dibuat, antaranya dalam waktu dekat akan beredar: Taman
Langsat Mayestik, Angker, Solitaire, Rumah
Gurita, dan Oo Nina Bobo 2. *** YaWi
Nilai: 45
|