SILVERTON,
sebuah kota kecil di pedalaman
Amerika Serikat, tengah menghadapi hari besar, pesta kelulusan
siswa-siswi di satu-satunya SMA. Keruan Gary sebagai Wakil KepSek
sangat sibuk. Duda dengan dua anak remaja; Donnie dan Trey, hampir
tak sempat mengurus kedua anaknya. Toh ia menugasi mereka untuk
membuat rekaman acara wisuda dengan kamera digital. Di samping itu,
Donnie juga punya PR bikin rekaman video untuk kapsul waktu yang
akan dibuka 25 tahun kemudian.
Pada saat yang sama adalah
pemburu-pemburu tornado yang dipimpin Pete dibantu Allison dengan
ambisi ingin merekam angin puting beliung dalam jarak terdekat demi
untuk uang dan ilmu pengetahuan. Untuk itu Pete telah merekayasa
mobil panser yang punya peralatan paku besar untuk memantek diri ke
bumi agar bisa berada persis di tengah pusaran tornado. Ada lagi dua
pemuda sableng yang ingin pamer keberanian di youtube dengan rekaman
mereka.
Dan ketegangan mulai merambat seusai
perkenalan dengan para tokoh karena diketahui tornado terbesar
tengah mendatangi Silverton. Bukan puting beliung biasa karena bisa
membelah empat dan kemudian bersatu menjadi tornado raksasa! Donnie
yang ingin membantu Kaitlyn, siswi yang ditaksirnya, berdua masuk ke
bekas pabrik. Ketika tornado menerjang mereka terjebak dalam
reruntuk pabrik. Sementara ratusan siswa-siswi diungsikan dengan bus
sekolah, Gary dan Trey, berjuang untuk menolong Donnie dan Kaitlyn.
Mereka bertemu dan bekerja sama dengan regu Pete yang nekad
melakukan segala cara menerobos ke dalam tornado.
Mampukah budi daya manusia
menaklukkan murka alam? Terpapar adegan-adegan menggetarkan seperti
kamerawan Pete yang terbakar hidup-hidup dan tergulung pusaran angin
ke langit, pesawat-pesawat terbang di bandara kecil yang tersedot
dan terhumbalang oleh tornado, serta luluh lantaknya kota Silverton.
Toh akhirnya sama seperti kedatangannya, tornado pun hilang begitu
saja…
Pesan Donnie pada akhir rekaman
video, “Tak peduli apa yang terjadi 25 tahun lagi, hiduplah dengan
menikmati hari demi hari dalam kebersamaan…”
Disaster movie adalah sebutan
untuk film-film mengenai bencana seperti kiamat, gunung meletus,
gempa bumi, banjir, atau yang disebabkan oleh manusia sendiri
misalnya kebakaran, namun mengenai tornado yang paling masyhur
adalah Twister (1996) karya Jan de Bont yang dibintangi Helen
Hunt dan Bill Paxton. Penonton terpana menyaksikan kedahsyatan
puting beliung yang menghancurkan segala yang dilewatinya.
Oleh karena itulah semula penulis
menduga Into the Storm pasti berada di bawah kedahsyatan
Twister nan monumental, namun ternyata keliru besar karena film
ini mencekam penonton terpaku di kursi sejak menit kesepuluh sampai
akhir. Ternyata sutradaranya, Steven Quale,
adalah pembuat Final Destination 5 yang dipuji penulis paling
mengejutkan adegan-adegannya (apalagi bila ditonton versi 3D-nya
bikin shock!). Sebelumnya Quale lama berpengalaman menjabat
astrada sineas top James Cameron dari Titanic sampai
Avatar. Jadi tak heran kalau kini ia juga menjadi sutradara
jempolan!
Hampir semua pemain memang belum
punya nama kondang namun rata-rata menampilkan akting berkualitas.
Misalnya tokoh ayah yang diperani Richard Armitage
(pemeran tokoh Thorin dalam trilogi The Hobbit) berhasil
tampil mengesankan. *** YaWi
Nilai: 75
|