FILM horor
tetap banyak diproduksi karena terbukti masih laris di bioskop, apa
lagi kalau dibuat dengan cukup baik, penonton mau antre untuk
ditakut-takuti. Contoh terbaru, Oo Nina Bobo nyaris ditonton
300.000 orang, berarti mengeruk Rp 4,5 M (padahal bujetnya minimalis,
diperkirakan berkisar Rp 1 M). Sekarang hadir Mall Klender
produksi Hitmaker Studio, anak perusahaan Soraya Intercine Films.
Kebetulan pula diarahkan David Poernomo, adik sutradara Jose
Poernomo, yang biasanya menangani bidang musik untuk film abangnya.
Faktanya Mall
Klender tidak ada, yang ada Jogja Mall yang dibakar pada puncak
kerusuhan paling biadab medio bulan Mei 1998. Ratusan orang yang
tengah menjarah barang-barang dalam mall tidak bisa ke luar karena
pintunya ditutup dari depan, dan mati tertambus hidup-hidup! Ratusan
korban itulah yang konon kemudian menjadi arwah penasaran dan
membuat mall yang telah dipugar menjadi angker! Namun skenario film
ini bukanlah mengenai siapa sebenarnya dalang yang telah membakar
mereka, atau intrik politik di belakang kerusuhan tersebut, karena
mall hanyalah merupakan latar cerita belaka.
Inti cerita
pada Mila, gadis muda yang diramal kakeknya akan terbuka indra
keenamnya pada usia 23. Mila yang menggemari penyelidikan alam gaib
mempunyai tiga sahabat; Panji, Danang, dan Karina. Sering mereka
menjelajah ke berbagai tempat angker. Angan-angan Mila memang ingin
punya acara teve khusus dunia lain. Gayung bersambut, Mila ditantang
manager mall yang menjanjikan upah Rp 500 juta bila berhasil
membuktikan keangkeran dalam mallnya. Caranya, Mila dan
kawan-kawannya dikurung selama 24 jam dalam mall yang dikunci dari
depan. Bertepatan esok Mila juga merayakan ultah ke-23. Malam itu
dibuka Mila dengan upacara ritual memanggil arwah lewat jelangkung.
Maka terjadilah secara beruntun peristiwa-peristiwa seram karena
adanya arwah penasaran yang marah! Tetapi bukan itu saja, karena
mendadak Mila menyadari hal-hal yang sama sekali tidak pernah
disangka-sangkanya!
Tokoh Mila
diperani Shandy Aulia yang
merupakan maskot Soraya sejak pertama menjadi pemeran utama lewat
Eiffel I’m in Love serta sederet sinetron. Untuk genre horor,
sebelumnya Shandy sudah bermain bersama Tasya Kamila
dalam Rumah Kentang, kemudian adu akting dengan Denny
Sumargo dalam 308. Sedangkan
Denny juga pernah bermain bareng rapper Saykoji
dalam 5 Cm.
Skenario
ditata cukup rapi, adegan-adegan tegang dan seram, baik yang sudah
klise maupun kejutan baru ditampilkan silih berganti, khususnya bagi
yang belum menonton Sixth Sense-nya M. Night Shyamalan di
mana pada klimaks film penonton dikejutkan oleh kenyataan jatidiri
tokoh dokter yang diperani Bruce Willis. Sayangnya, cerita menjadi
terlalu disederhanakan karena yang ditemukan Mila hanyalah sesosok
kerangka yang terkubur di bawah basement, padahal kemudian mereka
dikejar-kejar ratusan arwah penasaran. Coba kalau cerita
dikembangkan dengan tuntutan para arwah untuk membongkar dan
mengadili siapa dalang pembakar mereka? Misteri dalam negeri
republik ini yang nampaknya bakal menjadi abadi tak terungkap,
selain kerusuhan Mei 1998, juga pembunuh Munir, wartawan Udin, Wiji
Thukul dan sejumlah korban penculikan yang antah-berantah kuburnya…
*** YaWi
- Nilai: 65
Review oleh:
Yan Widjaya, seorang wartawan film senior, pengulas, penulis, dan
novelis.
Twitter @yan_widjaya
|