MUMBAI
(d/h Bombay) adalah kota terbesar
sekaligus pusat kejahatan di India. Sebanyak 40.000 anak perempuan
diculik per tahun, jadi pukul rata setiap 8 menit satu anak hilang
di negerinya Mahatma Gandhi! Siapa pelakunya? Tentu saja Mafia
Penjualan Anak untuk dijadikan pelacur yang terorganisir rapi dan
keji. Tapi sekarang tampil Inspektur Shivani Shivaji Roy, polwan
senior Seksi Kriminil, yang bersumpah akan membongkar dalangnya
dalam tempo 30 hari!
Semula Shivani hanya menangani
kasus-kasus kejahatan remeh-temeh yang terjadi sehari-hari di
jalanan, termasuk demo bayaran. Ia hidup bersama suaminya, Dr.
Bikram Roy, dan putri angkat mereka, Meera. Sahabat Meera yang
sebaya, Pyari, adalah anak jalanan yang ditampung di rumah singgah.
Sampai Pyari mendadak hilang, dan mulailah Shivani mengusut para
penculiknya. Gebrakannya mengobrak-abrik sana-sini membuat ia
menerima ancaman telepon dari Karan, sang bos misterius. Ketika
Shivani ngotot, malah dikirimi jari Pyari yang telah diperkosa.
Bahkan suaminya difitnah sebagai dokter cabul hingga diarak dan
dipermalukan massa. Keruan sang singa betina tak bisa dibendung lagi!
Pelacakannya tak hanya di Mumbai,
bahkan sampai New Delhi. Di ibu kota India ini Shivani bekerja sama
dengan Kepolisian Pusat sukses membongkar jaringan narkoba. Anehnya,
ketika melangkah lebih jauh ke Mafia Perdagangan Wanita, Kepala
Polisi menganjurkan Shivani pulang saja ke Mumbai. Toh ia pantang
menyerah, menyatroni rumah politikus wanita yang berpengaruh besar
dan ternyata ibu Karan alias Walt. Shivani dijebak dan nyaris
diperkosa seorang Menteri berotak mesum. Namun Shivani bukan polwan
biasa, ia sudah merancang segalanya dan mewujudkan sumpahnya untuk
membekuk Karan!
Karan melecehkan dan sesumbar, “Ini
India, kau bisa menangkapku dan menghukumku, tapi berkat koneksiku,
aku akan bebas segera!” Shivani menaruh pistol dan menantang duel
tangan kosong ditonton Pyari dan puluhan perawan bawah umur yang
hendak dijual ke luar negeri.
Mardaani diambil dari ungkapan
bahasa India Mahishasuramardini yang berarti Pejuang
Perempuan Perkasa. Dalam klimaks Rani Mukerji
berduel mati-matian satu lawan satu dengan Tahir Raj Bhasin,
pemeran Karan alias Walt. Rani yang diperkenalkan sebagai mahasiswi
jelita lewat Kuch Kuch Hota Hai (1998) mencapai puncak akting
sebagai gadis bisu-tuli-buta dalam Black (2005), kini
memasuki usia 36 (dan tetap cantik kendati tanpa make-up)
selama 16 tahun berkarier telah merampungkan 47 judul, dan menjadi
nyonya produser Aditya Chopra
(putra mendiang produser-sutradara legendaris Yash Chopra) yang
memproduksi film ini. Khusus untuk menghidupkan adegan laga hingga
sangat meyakinkan, Rani tekun menempa diri berlatih Krav Maga,
ilmu bela diri taktis jalanan yang diajarkan pada militer Israel.
Jadi ia melakukan sendiri hampir semua adegan berbahaya, berkeringat,
berdarah, baku kejar di jalanan sampai baku gebuk dengan kawanan
bandit brutal.
Karena film yang emosionil ini sarat
pesan sosial, khususnya membela kaum wanita, maka Pemerintah India
membebaskan pungutan pajaknya. Dalam tempo hanya 11 hari sudah
menghasilkan 28.96 crore ($ 4,8 juta) di India saja plus $ 870.000
dari peredaran luar negeri. Perhatian dari Pemerintah terhadap film
bermutu seperti inilah yang belum pernah terjadi dalam perfilman
Indonesia! *** YaWi
- Nilai: 75
|