HOME SINEAS KABAR



     

ROARING CURRENTS

Laksamana Korea Memimpin 12 Kapal Mengusir 330 Kapal Jepang
Produksi: Big Stone Pictures & CJ Entertainment
Sutradara: Han-min Kim
Para Pemain: Choi Min-sik, Ryu Seung-ryong, Jin Gu
Durasi: 127 Menit
Mulai Tayang : 27 Agustus 2014

oleh: Yan Widjaya

TAHUN 1597, Laksamana Yi Sun-shin difitnah tidak mematuhi firman Raja Seon-Jo, penguasa Kerajaan Joseon (nama jadul Korea). Padahal ia berjasa memenangkan perang di Laut Selatan pada tahun 1592 di mana dengan hanya 70 kapal menghancurkan armada Jepang yang terdiri dari 110 kapal.

Awalnya Konselor Toyotomi Hideyoshi mendesak Joseon membuka jalan laut agar Jepang bisa menyerbu Kekaisaran Ming di Daratan Tiongkok, namun Seon-Jo menolak. Amerika, bocah Peter cahaya dari bumi. Kegagalan pertama membuat Jepang murka dan mengerahkan armada yang lebih besar, bahkan bekerja sama dengan bajak laut, hingga kapalnya berjumlah 330 buah! Maka Seon-Jo merehabilitir Yi dan mengangkatnya menjadi Laksamana kembali dengan misi memimpin Angkatan Laut Joseon, kendati sisa kapal perangnya setelah porak-poranda cuma 12 buah!

Bahkan anaknya sendiri, Yi Hoe, mengingini ayahnya yang sudah batuk darah minta pensiun saja. Namun Yi Sun-shin menolak dan menuduh anaknya mendendam pada Raja. Hanya sebagian kecil perwira yang masih percaya dan mau berjuang bersama menuruti komandonya.

Sementara Admiral Wakizaka Yasuharu enggan bekerja sama dengan gembong perompak Kurushima Michifusa hingga membiarkan armada perompak maju sendiri tanpa didukung. Jumlah armada Yi memang jauh lebih sedikit, namun dengan pengenalan medan, pasukan perompak dipancing ke pusaran laut dan dihujani peluru meriam. Kapal-kapal perompak karam, bahkan dalam duel kepala Kurushima disabet copot dari lehernya oleh pedang Yi! Wakizaka menyerukan mundur, sedangkan 12 kapal Joseon tiada yang karam satu pun!

Selain sosok Laksamana Yi yang diperani aktor watak Choi Min-sik dengan karakter introvert, lebih banyak berdiam diri dengan kening berkerut ketimbang banyak cakap, juga ada sosok seorang perwira dengan kekasihnya, gadis gagu. Si perwira rela berkorban diri dalam kapal jerami bermuatan bahan peledak, disaksikan kekasihnya dari atas bukit. Penduduk kampung pun terus menyemangati dan berdoa di pantai.

Sutradara Han-min Kim sudah terangkat namanya lewat film-film Paradise Murdered dan War of the Arrows, tapi kini membuktikan ketrampilannya tidak di bawah John Woo yang sudah menyuguhkan pertempuran sungai dalam Red Cliff, atau William Willer yang menggambarkan keganasan perang laut dalam Ben Hur.

Bujet film kolosal sebesar $ 18,6 juta ini terbayar berlipat ganda karena dalam 21 hari penayangan di KorSel saja sudah menjual 15 juta tiket hingga meraup $ 108 juta, dus dinobatkan menjadi Film Terlaris di Korea Sepanjang Masa (menumbangkan rekor Avatar yang menjual 13,6 juta tiket dan menjuarai film terlaris di KorSel). Belum dari hasil peredaran dunia termasuk ke Amerika dan Tiongkok. Untuk peredaran internasional berjudul The Admiral: Roaring Currents. Hal ini membuktikan betapa rakyat Korea betul-betul bersemangat nasionalis dan mencintai produksi dalam negeri mereka sendiri (dari 50 juta warga negaranya sudah 30 % yang menonton). Lalu kapan kita bikin film kolosal yang membanggakan bangsa Indonesia, misalnya Sumpah Palapa Gajah Mada dan akankah sukses ditonton oleh puluhan juta orang? *** YaWi

Nilai: 80

Review oleh:  Yan Widjaya, seorang wartawan film senior, pengulas, penulis, dan novelis.

Twitter @yan_widjaya