HOME SINEAS KABAR



     

SELAMAT PAGI, MALAM

Mozaik Malam Panjang di Hotel Lone Star
Produksi : Kepompong Gendut & Soda Machine Films
Sutradara : Lucky Kuswandi
Para Pemain: Adinia Wirasti, Marissa Anita, Ina Panggabean, Dayu Wiyanto, Dira Sugandi, Trisa Triandesa
Durasi: 94 Menit
Mulai Tayang : 19 Juni 2014

oleh: Yan Widjaya

TIGA kisah tentang tiga perempuan (tepatnya: empat) tak saling berhubungan satu sama lain namun berkelindan dengan benang merah berlangsung pada suatu malam di Lone Star, hotel mesum di suatu sudut Jakarta. Pertama kisah Ci Surya yang baru kematian suami secara tiba-tiba. Saat membenahi jas ia menemukan nama Sofia, penyanyi dangdut di bar hotel. Maka ia pun napak tilas jejak mendiang, bahkan menggoda suami Sofia yang memang berprofesi gigolo.
Yang kedua, kisah Gia yang baru pulang dari New York, tercengang mengamati sikap snob keluarganya sekarang, toh yang dirindukannya, kekasihnya, Naomi, yang akan segera menikah. Lewat perjalanan, ia menggiring Naomi ke hotel yang sama.

Ketiga, kisah Indri si penjaga locker gym yang kencan buta via chatting smartphone. Ternyata yang ditemuinya, Davit, lelaki gembrot kasar yang blak-blakan ingin menidurinya di hotel. Penolakan Indri membuat ia ditinggal dan mesti membayar makanan. Indri kabur untuk kemudian bertemu lagi dengan Faisal, si pelayan resto dan kemudian menghabiskan malam berdua di hotel itu juga.

Ketiga tokoh tak pernah bertemu kendati berkaitan, misal Davit yang gagal meniduri Indri sebetulnya calon suami Gia. Cerita dan skenario ditulis sutradara Lucky Kuswandi (setelah debutnya, superhero waria Madame X), terasa mengasyikkan sebagai mozaik, bak kumpulan cerpen, serpihan-serpihan mengenai Jakarta dalam lingkup kehidupan tiga perempuan yang diperani apik oleh Adinia Wirasti (tahun lalu menyabet piala Citra Aktris Terbaik lewat Laura dan Marsha) berduet kompak dengan si mungil sensual Marissa Anita yang mampu mengimbangi aktingnya. Penonton bagai diiming-iming menunggu sampai akhir, kapankah Gia melampiaskan birahi dengan memeluk dan mengecupi Naomi, atau mungkinkah akan ditolak mentah-mentah karena kekasihnya telah berubah seperti dikatakannya, “Jakarta bukan New York, di mana semua orang cuek dengan urusan masing-masing…” Yah, bahkan justru orang Jakarta, termasuk keluarga Gia dan teman-teman Naomi sangat nyinyir bin kepo.

Pada penghujung malam itu semua kedok kemunafikan yang dipasang di siang hari terbuka polos. Ci Surya tak sungkan mengambil uang Rp 700.000,- dari ATM untuk menyewa jasa seks suami Sofia, bukan hanya untuk membalas dendam perselingkuhan Ko Surya. Indri merelakan keperawanannya diambil secara cuma-cuma oleh Faisal yang baru dikenal, justru sebagai hadiah ultah dirinya sendiri.

Selain Adinia hampir semua pemain baru pertama kali berakting, seperti Dayu Wiyanto (sang ci Surya, janda menjelang 50 yang kemudian mencoret namanya dan mengganti dengan nama aslinya, Sarah), Ina Panggabean (Indri), Trisa Triandesa (Faisal), Dira Sugandi (Sofia yang menutup film dengan lagu sendu Pergi untuk Kembali), Mayk Wongkar (suami Sofia), plus barisan cameo Aming, Sunny Soon, Mak Gondut, dan Paul Agusta. Inilah film indie yang terasa kental seninya, tidak membosankan untuk ditonton lagi dan lagi, mengingatkan pada filmnya Riri Riza, Eliana,Eliana (Rachel Maryam) yang juga bertutur tentang semalaman di jalanan Jakarta. Film seperti ini cocok untuk dikirim ke festival-festival sebaliknya akan terasa lamban bagi penonton awam yang hanya ingin menonton sebagai sekadar hiburan ringan belaka minus permenungan… *** YaWi

- Nilai: 70

Review oleh:  Yan Widjaya, seorang wartawan film senior, pengulas, penulis, dan novelis.

Twitter @yan_widjaya