HOME SINEAS KABAR



     

SEPATU DAHLAN

Masa Kecil Prihatin Seorang Dahlan Iskan
Produksi : Semesta Pro, Expose Pictures, Mizan
Sutradara : Benni Setiawan
Para Pemain: Aji Santosa, Donny Damara, Kinaryosih,
Teuku Rifnu Wikana, Ray Sahetapy, Mucle Katulistiwa
Durasi: 100 Menit
Mulai Tayang : 10 April 2014

oleh: Yan Widjaya

TAHUN 2013 lalu beredar film Jokowi karya Kinoy Lubis yang diperani Teuku Rifnu Wikana sebagai Capres kita di usia muda, sebagian awal film mengungkap peri kehidupannya di masa kanak-kanak. Sebelumnya film Si Anak Kampoeng (2011) arahan Damien Dematra menuturkan riwayat masa kecil Buya Syafi’i Ma’arif. Kini beredar Sepatu Dahlan yang mengungkap masa cilik penuh keprihatinan Dahlan Iskan, kini Menteri BUMG dan sukses memiliki puluhan perusahaan.

Dilahirkan di Kebon Dalem, Magetan, Jawa Timur, setelah lulus SD, Dahlan dimasukkan ayahnya ke Tsanawiyah Takeran. Saking miskinnya, Dahlan selalu nyeker, berkaki ciaka, ke sekolah yang terletak puluhan kilometer dari rumah, padahal ia terpilih menjadi pemain voli. Tak heran kalau Dahlan kecil sangat mendambakan memiliki sepatu. Ibu yang memahami, siang-malam membatik demi mendapat uang. Malang, ibu sakit hingga mesti dirawat di Rumah Sakit di kota dan kemudian meninggal. Dahlan berdua adiknya, Zain, di rumah, karena kedua kakak perempuan mereka kuliah di kota. Untunglah guru-guru dan teman-temannya bergotong-royong membelikan sepasang sepatu bekas untuk Dahlan hingga ia bisa mengikuti pertandingan dan … menang!

Keterbatasan tak membuat Dahlan terpuruk, justru menjadi penyemangat hidup untuk lebih baik dan membanggakan sekelilingnya, itulah motto Dahlan Iskan yang dibuktikannya dengan kesuksesan hidupnya kini. Tokoh Dahlan kecil diperani dengan pas oleh pendatang baru Aji Santosa yang ditemukan sutradara Benni Setiawan melalui banyak seleksi. Pemeran ayah-bundanya Donny Damara-Kinaryosih bermain sesuai kadar mereka sebagai aktor-aktris berkualitas. Teuku Rifnu Wikana sebagai guru simpatik. Ray Sahetapy sebagai Kiai Mursjid. Pelawak Mucle sebagai guru olah raga. Pelawak kawakan Kirun sebagai orang terkaya yang menyita kambing Dahlan karena menjatuhkan sepeda putrinya. Bima Azriel sebagai sang adik Zain yang menggemaskan. Serta dua bintang cilik lain; Amyra Jessica Ritcher dan Elyzia Mulachela sebagai teman-teman sekolah Dahlan.

Cara bertutur bersahaja Benni yang menghidupkan kembali sebuah dukuh di JaTim era 1960-an, mengalir lancar dan renyah untuk disimak lengkap dengan pepatah-petitih plus tembang berbahasa Jawa yang dilantunkan ibu Dahlan. Kecerdasan Dahlan kecil sudah terlihat ketika ayah bertanya, “Pilih ngendi sugih tanpa iman opo mlarat ananging iman?” (“Pilih mana kaya tuna iman atau miskin tapi beriman?”) yang dijawab, “Pilih sugih ananging iman, Pak!” (“Pilih kaya tapi beriman, Pak!”) dan ditambahkan, “Kalau kaya pasti aku bisa beli sepatu dan sepeda!”

Skenarionya ditulis Benni berdasarkan novel larisnya Khrisna Pabichara yang telah tujuh kali cetak ulang. Karena disebut sebagai novel trilogi, berlanjut dengan Surat Dahlan dan Kursi Dahlan, maka boleh diharap biopic Dahlan Iskan ini akan dibuat dua sequelnya. Semoga saja film inspiratif ini menarik minat ratusan ribu keluarga Indonesia untuk menontonnya beramai-ramai… *** YaWi

- Nilai: 70


Review oleh:  Yan Widjaya, seorang wartawan film senior, pengulas, penulis, dan novelis.

Twitter @yan_widjaya