HOME SINEAS KABAR



     

TABULA RASA
 

Lepau Padang Juru Masaknya Orang Papua
Produksi : LifeLike Pictures
Sutradara : Adriyanto Dewo
Para Pemain: Jimmy Kobogau, Dewi Irawan, Yayu Unru, Ozzol Ramdan
Durasi: 107 Menit
Mulai Tayang : 25 September 2014

oleh: Yan Widjaya

HANS, pemuda Serui, Papua, punya kebolehan menggocek bola, hingga diundang menjadi pemain professional ke Jakarta. Tahu-tahu ia telantar dengan kaki pincang, malu pulkam, malah jadi gelandangan tuna wisma yang nyaris bunuh diri saking putus asa. Justru saat itulah ia bertemu Mak yang pulang belanja dari pasar. Mak mengajaknya ke lepau yang dikelolanya bareng koki Parmanto dan si bujang Natsir. Bahkan Mak turun tangan sendiri memasakkan gulai kepala ikan kakap untuk Hans yang disantap dengan lahap serta mengingatkannya pada gulai ikan kuning yang dulu sering dimasaknya untuk anak-anak panti asuhan di Serui.

Mak bertiga hijrah ke ibukota setelah Padang diamuk Tsunami yang meratakan restoran mereka. Ternyata di mata Emak si pemuda Serui tak ubahnya mendiang putranya. Lewat berbagai konflik kecil karena Parmanto menolak kehadirannya, dan Natsir setengah hati, justru kemudian Hans belajar memasak masakan Padang serta menjadi koki handal bagi lepau tersebut setelah Parmanto berkhianat dengan beralih menyeberang ke restoran mewah Chaniago yang dibangun tepat di depan lepau Takana Juo…

Tak pelak lagi film ini digarap dengan cermat dan teliti, memenuhi persyaratan sebagai sebuah film yang baik dalam segi artistik, dan akan mendapat banyak sanjungan dari berbagai festival. Produser Sheila Timothy dengan LifeLike Picturesnya sebelumnya memproduksi dua film berthema thriller yang berlumur darah; Pintu Terlarang dan Modus Anomali (keduanya garapan Joko Anwar), kini beralih bikin drama-komedi dengan sutradara anyar Adriyanto Dewo yang memang baru pertama kali mengarahkan utuh sebuah film.

Kendati minimalis, pemain hanya empat orang, namun mereka menampilkan akting terbaik. Sang tokoh utama, Hans, diperani pendatang gres asli Papua, Jimmy Kobogau. Emak, satu-satunya tokoh wanita oleh aktris senior Dewi Irawan (yang walau kelahiran Jakarta, toh ibunya, aktris veteran Ade Irawan, semua orang tahu berasal dari SumBar). Sebagai Parmanto (konon singkatan Pariaman-Sawahlunto) diperani pelatih teater Yayu Unru (dari marganya gamblang orang Makassar!). Sedangkan Natsir oleh Ozzol Ramdan yang asli Sunda (namun berpengalaman main ratusan episode serial komedi situasi Suami-suami Takut Istri sebagai si suami Padang).

Kekuatan film terletak pada skenarionya Tumpal Tampubolon yang bersahaja namun berisi. Boleh dipuji sebagai film kuliner pertama Indonesia yang memasukkan nilai-nilai sosial budaya kuliner ke dalam cerita. Bagi sineas luar film kuliner bukan hal baru; dari perfilman Mandarin ada Eat Drink Man Woman (Ang Lee), The God of Cookery (Stephen Chow), juga film Singapura, Chicken Rice War dan Hainan Chicken Rice (Sylvia Chang), bahkan ada animasi Ratatouille, si tikus jago masakan Prancis.

Padahal Tabula Rasa berasal dari ungkapan bahasa Latin yang berarti, “Kesempatan untuk memulai sesuatu yang baru tanpa prasangka”. Diperindah dengan lagu-lagu lawas yang nyaris terlupakan; Iseng Bersama (Sam Saimun), Mak Inang Pulau Kampai (Orkes Tropicana Medan), dan Teluk Bayur (Ernie Djohan), yang didendangkan sayup-sayup merdu sebagai latar belakang adegan.Sayang, kendati didukung oleh persatuan rumah makan Padang sekali pun nampaknya masyarakat luas masih belum bisa menyambut film ini sebagai tontonan yang bergizi untuk dilahap bagi kita semua… *** YaWi

Nilai: 70

Review oleh:  Yan Widjaya, seorang wartawan film senior, pengulas, penulis, dan novelis.

Twitter @yan_widjaya