TUJUH
tahun setelah kematian suami, akibat
kecelakaan saat mengantarnya ke Rumah Sakit Bersalin untuk
melahirkan Samuel, sampai kini Amelia masih berduka. Ia tinggal
berdua dengan Sam yang tumbuh menjadi bocah berwatak agak aneh.
Untuk nafkahnya, Amelia bekerja sebagai perawat perempuan-perempuan
tua di Panti Jompo.
Sam selalu merasa ada momok
bersembunyi dalam kamarnya hingga menyiapkan senjata untuk melawan
makhluk tak kasat mata itu. Akibatnya di sekolah, ia bertengkar
dengan anak lain hingga Amelia dianjurkan mencari pengawas. Saking
tersinggung Amelia mengeluarkan Sam dari sekolahnya untuk
dipindahkan ke tempat lain.
Suatu malam Sam minta ibunya
menuturkan isi sebuah buku bersampul merah. Inilah awal petaka,
karena buku itu justru mengundang Mr Babadook, momok yang ditakuti
Sam! Anehnya kendati sudah dirobek-robek dan dibuang, buku itu
kembali lagi setelah ditambal. Penasaran Amelia membakarnya, tapi ia
mendapat telepon misterius dari Mr Babadook. Pengaduannya ke polisi
malah ditertawakan, mungkinkah perempuan frustrasi ini mulai tak
waras? Siapa sebenarnya Mr Babadook yang diberi makan sebaskom
cacing tanah ini?
Gaya bercerita sutradara
Jennifer Kent memang merambat pelan
tapi tensi ketegangan terus meningkat dan mengikat karena bikin
penonton bertanya-tanya, misteri apa yang akan terjadi dan terungkap?
Bujet film Australia Selatan ini luar
biasa murah, bahkan untuk ukuran Indonesia, hanya $ 30.071 (tak
sampai Rp 330 juta, bandingkan dengan bujet standar film horor
Indonesia yang berkisar mendekati Rp 1 M). Itu pun dikumpulkan dari
iuran yayasan Kickstarted. Hakekatnya memang The Babaadok
merupakan ulang buat atau pengembangan dari film pendek
Monster (2005) kreasi Kent sendiri.
Kenapa bisa semurah ini? Tentu saja
karena sebagian besar lokasi syuting hanya dalam sebuah rumah
sederhana, sedangkan pemainnya pun minimalis hanya dua; Essie
Davis (44) sebagai sang ibu, dan
Noah Wiseman (6) memerani si
anak. Davis sudah berpengalaman ikut mendukung The Matrix 2
dan 3, sedangkan Wiseman baru sekali main film pendek The
Gift (2013). Toh The Babaadok mendapat kehormatan
ditayangkan dalam Sundance Festival Film International 2014 serta
meraih pujian. Mungkin karena orang Amerika yang hanya mengenal
monster-monster klasik seperti Dracula, Werewolf, Mumi,
Frankenstein, dan ingin variasi baru. Itu sebabnya sosok wanita
berambut panjang Sadako (The Ring) atau si bocah bermuka
pucat Toshio (Ju-On) jadi idola baru film horor. Sekarang
ditambah Mr Babadook yang bayangannya bagai sosok seorang bertopi
tinggi berjas hujan dan bergigi taring semua.
Sebagai seorang yang melahap segala
film, penulis merasa bersyukur oleh kehadiran jaringan bioskop Blitz
yang secara rutin menayangkan film-film di luar produksi
mainstream Hollywood. Memang hanya di sini kita bisa menonton
film-film terbaru produksi India, Korea, Jepang, Hong Kong, Jerman,
dan negeri-negeri lain, termasuk sekarang Australia, yang langka di
jaringan sineplek 21. Sayang sampai sekarang kendati sudah berusia 8
tahun Blitz baru memiliki 11 bioskop, ditambah minim promosi hingga
banyak masyarakat belum tahu film-film apa yang tengah tayang! ***
YaWi.
- Nilai: 60
|