Ujian Memilih untuk Terus
Hidup Setelah Kiamat
Produksi : An Olive Branch Productions, SCTV
Sutradara : John Huddles
Para Pemain: James D’Arcy, Sophie Lowe, Rhys Wakefield,
Bonnie Wright, Daryl Sabara, Cinta Laura
Durasi: 107 Menit
Mulai Tayang : 12 Juni 2014
oleh: Yan Widjaya
|
JAKARTA.
Sebuah kelas sekolah tinggi ilmu
filsafat internasional dengan 20 mahasiswa-mahasiswinya tengah
menempuh ujian akhir. Para murid pilihan terdiri dari berbagai etnis,
antaranya dari Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia, Turki,
Iran, Afrika, dan tentu saja Indonesia. Sang dosen, Mr Zimit,
mengajukan ujian unik, “Bila hanya 10 dari antara kalian yang mesti
diselamatkan, masuk ke dalam bunker menjelang ledakan nuklir, siapa
yang mesti dikorbankan?”
Toh belum apa-apa si dosen mendului
menembak kening seorang mahasiswanya yang dianggap tak berguna,
karena ia sendiri mesti mendapat tempat aman di dalam bunker!
Setiap murid memiliki catatan
kelebihan masing-masing. Misalnya Utami, ia adalah diva opera yang
menguasai enam bahasa. Pantaskah ia masuk ke dalam bunker atau
ditinggal dan menjadi korban kiamat? Percobaan diulang sampai tiga
kali, diawali dari bunker di Prambanan, lalu ke gurun di Gunung
Bromo, dan terakhir di pantai indah Belitung. Selalu terjadi
perubahan, sampai mahasiswa terpintar James mencurigai Mr Zimit yang
selalu menyudutkannya, jangan-jangan dosen berdarah dingin ini
cemburu padanya karena hubungan intimnya dengan si mahasiswi cantik
Petra? Para mahasiswa memberontak, melanjutkan simulasi dengan versi
mereka sendiri untuk mencari keselamatan seusai perang Nuklir…
Skenario film ini sebenarnya
menjanjikan cerita menarik, thriller-suspense tegang dengan akhir
yang sulit ditebak. Namun setelah menjadi sebuah film justru terasa
sebagai sebuah tontonan boring, menjemukan, karena kehabisan daya
pikat seusai simulasi pertama.
Para pemain rata-rata kurang dikenal
bagi masyarakat penggemar film di sini, kendati ada aktor teve
James D’Arcy (pemeran Anthony
Perkins dalam Hitchcock/2012), Daryl Sabara
(mantan bintang cilik trilogi Spy Kids), dan Bonnie
Wright (pemeran kekasih Harry
Potter), toh yang kita kenal hanyalah si cantik blasteran Jerman-Indo
Cinta Laura Kiehl (Oh, Baby/2008
dan Seleb Kota Jogja/2010) satu-satunya bintang Indonesia
yang ikut mendukung. Tak urung ada adegan mendebarkan ketika Utami
tergantung-gantung di puncak Monas untuk menguji apakah ketiga
sahabatnya mau menolong atau membiarkan ia jatuh…
Sebagai sutradara John Huddles
baru membuat dua film sebelumnya (Far Harbor/1996 dan At
Sachem Farm/1998) yang sama sekali tidak diketahui kualitanya
karena tidak beredar di bioskop Indonesia, toh entah dengan cara
bagaimana ia bisa dipilih atau meyakinkan pihak SCTV selaku produser
untuk membiayai film yang pasti cukup mahal (dibanding film standar
kita). Keseluruhan syuting berlangsung di Indonesia, termasuk
Jakarta, sebenarnyalah telah rampung pada tahun 2011.
Satu-satunya pujian untuk film ini
hanyalah lokasi syutingnya yakni di kawasan Candi Prambanan, Gunung
Bromo, dan pantai pasir putih Belitung, yang bisa dijadikan promosi
pariwisata keindahan tanah air kita. Di luar negeri, judul The
Philosophers/Para Filsuf diganti After the Dark dan sudah
beredar sejak tahun 2013 antara lain di Russia dan Eropa Timur,
tanpa mencatat hasil box office berarti. Di Indonesia sendiri
beredar terlambat (baru pada medio Juni 2014) sebagai film impor
dari Amerika serta menarik perhatian sekitar 85.000 penonton, tidak
terlalu flop kendati jauh untuk dibilang mampu mengembalikan modal
awal… *** YaWi
- Nilai: 65
|