1620,
sandyakalaning Dinasti Ming di Tiongkok, Kaisar gering, kebobrokan
merajalela, bencana melanda. Ketua Perguruan Wudang (Bu-tong-pay)
menugasi murid calon penggantinya, Zhuo Yihang, membawa pil merah
mujarab ke kotaraja. Di air terjun, Yihang bertemu gadis cantik
misterius lihai. Tiba di kotaraja, pil merah ditelan Ketua Thaykam (Kasim).
Mangkatnya Kaisar ditimpakan pada Yihang yang difitnah meracuni
hingga ia jadi buronan. Ketua Thaykam mengangkat Putra Mahkota yang
masih bocah sebagai Kaisar boneka yang bisa disetir.
Gadis
misterius yang dijuluki Jade Raksha merampok ransum tentara untuk
dibagikan pada rakyat yang lapar. Gubernur Zhuo Zhonglian yang
memimpin pasukan disambit piao hingga lehernya terserempet.
Kesempatan ini digunakan Jenderal Jin Duyi untuk menghabisi gubernur
dan memfitnah Jade.
Yihang bertemu
lagi dengan Jade, bahkan memberinya nama Lian Nishang. Ternyata Lian
berasal dari suku pedalaman yang menghuni lembah rahasia Lunar.
Hubungan Yihang dengan Lian berkembang menjadi percintaan, sampai
Jin menyebut Lian sebagai pembunuh gubernur yang bukan lain daripada
kakek Yihang. Akibatnya Yihang meninggalkan Lian dan menikahi putri
Thaykam. Saking patah hati seantero rambut hitam Lian berubah
memutih, difitnah habis-habisan dan dihajar para opas membuatnya
luka dalam. Demi mengobati kekasihnya, Yihang mencari bunga teratai
langka Udumbara di gua Neraka. Lian sendiri nekat memelajari ilmu
hitam warisan gurunya yang menekankan, “Cinta adalah racun paling
mematikan!” Berbareng pasukan asing Manchuria menyerbu. Tragedi tak
terelakkan lagi…
Film ini
diangkat dari dwilogi cersil karya Liang Yi-shen
yang paling popular, Giok-lo-sat dan Pek-hoat-mo-li (Begal
Wanita Kumala dan Iblis Betina Berambut Putih) yang sudah
sering difilmkan dan dibuat serial tevenya. Antaranya yang paling
terkenal adalah The Bride with White Hair 1,2 (1993-1994)
arahan Ronny Yu yang dibintangi pasangan Leslie Cheung-Brigitte Lin.
Sekarang versi barunya digubah Jacob Cheung
yang dipengaruhi 300 Spartans karena memvisualkan hunian suku Lunar
di lembah curam dengan jalan setapak. Bujet 100 juta yuan ($ 16 juta)
sebagian besar dihabiskan untuk CGI, apalagi kemudian dibuat versi
3D, toh dalam tempo singkat peredarannya sudah mengeruk $ 62 juta.
Tokoh Zhuo
Yihang dipercayakan pada Huang Xiaoming
yang namanya melejit semenjak memerani Pendekar Rajawali Sakti Yo
Ko dalam serial tv Return of the Condor Heroes (2006)
produksi Daratan Tiongkok. Sedangkan Lian Ni-shang diperani
Fan Bingbing yang sudah menjadi
bintang dunia lewat film-film superhero Hollywood seperti
Iron-Man dan X-Men. Kendati demikian perkara seni peran
Fan masih berada di bawah kelas Lin yang pernah menjadi Ratu Film
Mandarin pada zamannya.
Lawan tangguh
mereka, si biang kelicikan Jin Duyi didapuk Vincent Zhao
Wenzhuo yang pada awal karier
digadang-gadang menggeser Jet Li hingga pernah dua kali didapuk Tsui
Hark memerani Huang Fei-hung. Hampir dalam segala hal memang Zhao
tak kalah dibanding Li termasuk kelihaian kungfunya, namun ia tak
pernah melejit jadi superstar, kenapa begitu? Menurut
pengamatan pribadi penulis ternyata karena sebagai bintang film
pamor Zhao masih kurang hokkie, apa boleh buat… *** YaWi
Nilai: 60
|