HOME SINEAS KABAR



     

YASMINE

Silat Teen-Girl from Brunei Darussalam
Produksi : Origin Films
Sutradara : Siti Komaluddin
Para Pemain: Liyana Yus, Reza Rahadian, Dwi Sasono, Agus Kuncoro, Roy Sungkono, Nadiah Wahid
Durasi: 105 Menit
Mulai Tayang : 21 Agustus 2014

oleh: Yan Widjaya

REMAJA Yasmine, siswi SMA aktif, hidup berdua ayahnya, Fahri, yang tetap menduda sepeninggal istrinya. Sayang, karena Fahri hanya pegawai negeri perpustakaan, ia tak mampu membiayai putrinya ke sekolah favorit mahal (tingkat kemakmuran Brunei dipamerkan Yasmine lewat mobil pribadi Morris yang termasuk mewah di Jakarta!).

Karena memuja Adi, juara silat internasional di London, dan bersaing dengan Dewi, maka Yasmine mengambil kurikuler silat di sekolah barunya. Hanya dua murid lain; Ali dan Nadia, yang dilatih Tong Lung (yang hanya berkipas malas-malasan). Yasmine berambisi mengikuti kompetisi kejuaraan silat remaja tingkat nasional dengan mengajak dua sahabatnya mencari tambahan ilmu dari luar sekolah.

Padahal Fahri melarang keras putrinya bersilat, bahkan memaksanya belajar mengaji pada bu Nurma setiap hari. Toh dengan cerdik Yasmine berhasil merayu guru mengajinya dan mendapatkan ilmu baru dari pendekar Jamal yang telah lumpuh kakinya. Lantas demi menghadapi kelihaian Dewi, Yasmine pun tak segan berlatih jurus maut pada Datuk Hitam yang dikucilkan kalangan pendekar. Justru itulah jurus terlarang yang dulu digunakan Fahri pada sahabatnya sendiri!

Belakangan sering terjadi salah kaprah, film impor dianggap film lokal karena didukung pemain Indonesia. Untuk menyebut beberapa judul antaranya: Dead Mine, Java Heat, Philosopher, dan sekarang film ini yang merupakan produksi perdana Brunei Darussalam. Toh hakekatnya selain dibiayai Kerajaan dan disutradarai oleh Siti Kamaluddin bersama action-director Chan Man Ching (penata laga dari Hong Kong yang antara lain menata trilogi Rush Hour dengan Jackie Chan), terasa nyata perbedaan penggarapan kedua sineas, Siti menekankan pada drama dan pengenalan karakter setiap tokoh, sedangkan Chan dengan tempo cepat menata koreographi laga, bukan cuma di arena pertandingan tapi juga ketika Yasmine melabrak tiga sam-seng (preman) di pantai. Kendati baru pertama menyutradarai jelas Siti telah membuktikan bakatnya. Begitu pula dengan pelakon utama Liyana Yus dan pendukung Nadiah Wahid (sebagai Nadia) yang asli Brunei. Sebagian besar pemain adalah artis Indonesia, dari Reza Rahadian (yang terlalu muda untuk memerani tokoh ayah), Dwi Sasono (suhu Tong Lung), Agus Kuncoro (pendekar Jamal), dan Roy Sungkono (Ali).

Beberapa artis Malaysia juga kebagian peran seperti Dian P. Ramlee (putri aktor legendaris P. Ramlee), Nabila Huda, Aryl Falak, dan Dato’ M Nasir.

Sedangkan skenario yang ditulis Salman Aristo mengingatkan pada keceriaan siswi SMA ala Ada apa dengan Cinta? Toh mau tak mau terasa persamaannya dengan trilogi The Karate Kid kreasi John G. Avildsen yang dibintangi Ralph Macchio dan Pat Morita. Disemarakkan lagi oleh soundtrack Menang Demi Cinta oleh grup Nidji.

Sebagai sesama rumpun Melayu, antara bahasa Brunnei dengan Indonesia memang serupa hingga tanpa dibubuhi teks subtitle pun penonton mampu memahami.

Tak urung kebolehan film yang bikin silat terlihat keren ini mesti dirasakan sebagai tamparan bagi sineas Indonesia, karena setelah silat diangkat sutradara Inggris, Gareth Evans, lewat Merantau, kini oleh sineas wanita dari negeri jiran! Semoga Siti, Chan, Liyana, dan timnya tak berhenti sampai di sini, dan berlanjut dengan sequel, misal pertandingan internasional yang digelar di Jakarta, serta terungkapnya misteri Datuk Hitam dengan jurus-jurus mautnya. Kita tunggu! *** YaWi

Nilai: 75

Review oleh:  Yan Widjaya, seorang wartawan film senior, pengulas, penulis, dan novelis.

Twitter @yan_widjaya