DUA
remaja Indonesia, Tristan dan Sarah,
menggali sebuah kotak kecil di TPU yang enam tahun lalu mereka kubur
di situ bersama dua sahabat dari Malaysia, David dan Clara. Memenuhi
janji untuk reuni, mereka pun terbang ke Kualalumpur. David yang
membuka kotak, mengambil secarik kertas bertuliskan Kelly’s Castle.
Maka mereka pun bertamasya ke kastil tua peninggalan Kelly Smith,
bangsawan Skotlandia pada Perang Dunia Pertama. Sebuah bangunan
besar kuno lengang kosong tanpa penghuni yang terawat bersih dan
menyala semua lampu dan lilinnya kendati hanya dijaga oleh seorang
lelaki tua penidur (yang pulang kampung karena istrinya melahirkan).
Petualangan berawal ketika David
mengajak bermain memanggil arwah dengan papan Ouija yang dibawanya.
Menyusul mereka terkunci di dalam kastil setelah magrib hingga tidak
bisa ke luar. Dan sepanjang malam mereka bergantian diteror bermacam
hantu tak jelas (kenapa mesti seorang berjaga di depan kamar selagi
tiga lainnya tidur?)
Sementara itu seorang perempuan
petugas cleaning service selalu dihantui arwah perempuan
bergaun pengantin saat membersihkan bioskop. Ia diajak kakak Clara
untuk menolong adiknya yang terjebak di kastil (anehnya, mereka bisa
masuk dengan mudah?). Maka terungkaplah tragedi yang pernah terjadi
di kastil tua itu…
Belakangan banyak film Indonesia
berlokasi syuting di luar negeri, sebutlah Refrain, 99
Cahaya di Langit Eropa, Kukejar Cinta ke Negeri Cina,
Assalamualaikum Beijing, Check-in Bangkok, LDR,
dan lain sebagainya. Selain film drama dan komedi, ternyata film
horor pun tak ketinggalan, antara lain adalah: Ada Hantu di
Vietnam, Dracula Cinta, The Dark Castle. Dan kali
ini berlokasi di Malaysia dengan bintang dari dua negara, digarap
sutradara Chiska Doppert.
Sayang sekali materi cerita sangat
gampangan dan murahan. Kendati sempat ada tempelan adegan yang
menggunakan CGI ketika seorang pemuda memuntahkan ribuan lebah dari
mulutnya. Kalau adegan ini dilekatkan pada film horor era 1970-an
(ala ribuan lalat di kaca jendela dalam Exorcist) mungkin
masih bisa bikin penonton berdecak, namun sekarang sudah tahun 2015,
Chis! Rasanya keseraman yang disuguhkan berkualitas kelewat
biasa-biasa saja untuk zaman sekarang. Sedangkan dua pemain utamanya,
Kimberly Ryder dan Ajun
Perwira, rasanya lebih asyik
menikmati jalan-jalan ke negeri jiran ketimbang berakting serius…
*** YaWi
Nilai: 45
|