Wing Chun Donnie Yen
kontra Tinju Mike Tyson
Produksi : Pegasus Motion Pictures
Sutradara : Wilson Yip
Para Pemain :
Donnie Yen, Mike Tyson, Zhang Jin, Lynn Hung,
Patrick Tam, Karena Ng, Kent Cheng, Danny Chan
Durasi : 104 Menit
Mulai Tayang : 24 Desember 2015
|
DUEL antar dua
cabang olah kanuragan sudah dimulai lewat film-film Judo No Ono
pada era 1960-an kala judoka (Kojiro Hongo) melawan keganasan
karateka (Sinichi Chiba), mengilhami film Chinese Boxer
(1970) ketika pewaris kungfu (Jimmy Wang Yu) menghadapi karateka
keji (Lo Lieh). Sedangkan dalam Rocky III (1982), sang juara
tinju (Sylvester Stallone) dipaksa bertarung di atas ring melawan
pegulat brutal (Hulk Hogan).
Nah, kini untuk kesekian kalinya seorang pekungfu berhadapan
langsung dengan juara tinju. Keistimewaannya dibanding puluhan film
sebelumnya, sang petinju diperani oleh juara tinju kelas berat
sejati Mike Tyson! Dijuluki si
Leher Beton, Tyson (49) adalah Juara WBC sekaligus WBA semenjak
1986.
Ketenarannya
membuat ia sering tampil cameo dalam film Amerika,
hitung-hitung sudah 37 judul film yang didukungnya, tapi baru sekali
berakting dalam film Mandarin sebagai Frank, sang tokoh antagonis.
Pertarungan Frank kontra Ip Man kendati hanya satu ronde alias tiga
menit, toh sangat berharga untuk ditonton. Jurus Wing Chun Ip Man
menangkis rangsekan tinju Frank dengan menggunakan sikutnya.
Sebagai
Ip Man, tokoh yang benar-benar pernah
hidup (1 Oktober 1893 – 1 Desember 1972), aktor laga nomor satu
Mandarin masa kini Donnie Yen
(52) sudah tiga kali memeraninya. Dua film yang pertama beredar pada
tahun 2008 dan 2010. Selain Yen, Ip Man juga pernah diperani antara
lain oleh Tony Leung dalam The Grandmaster (2013) kreasi Wong
Kar-wai, Dennis To dalam The Legend is Born: Ip Man (2010),
dan Anthony Wong dalam Ip Man:The Final Fight (2013).
Pada tahun
1959 diceritakan Ip Man telah bermukim di Hong Kong bersama istrinya,
Cheung Wing-sing, dan putra bungsu mereka, Ip Ching. Masalah timbul
ketika kawanan preman yang dipimpin Ma King-sang ingin membeli lahan
sekolah untuk perluasan property milik Bos Frank. Ketika KepSek
menolak menjual lahannya, sekolah pun dirusak preman. Ip Man turun
tangan melabrak kawanan Ma. Dengan licik Ma menyandera Ip Ching. Ip
Man menyatroni sarang mereka, dibantu si tukang rickshaw Cheung
Tin-chi. Setelah melabrak jago Thai-boxing, mau tak mau Ip
Man pun meluruk ke kantor Frank.
Cerita tak tuntas di sini karena sebagai pewaris Wing Chun ternyata
Tin-chi berambisi angkat nama. Semula Ip Man acuh, apa lagi istrinya
mengidap kanker.
Demi
menyenangkan Wing-sing, bahkan Ip Man belajar dansa cha-cha pada
Bruce Lee (sebelum kondang sebagai master jet-kun-do, Bruce Lee
lebih dulu menjuarai Dansa Cha-cha Nasional Hong Kong 1958). Terasa
kocak melihat Ip Man berdansa dengan istrinya yang jangkung. Namun
ia betul-betul ingin menyenangkan istrinya selama enam bulan
terakhirnya, toh Wing-sing maklum benar kalau suaminya ingin
memenuhi tantangan Tin-chi. Adu kung fu berawal dari toya, pisau,
sampai ke tangan kosong!
Lawan sepadan
bagi Donnie Yen ini, karena sama-sama menguasai Wing Chun, diperani
Zhang Jin. Sedangkan pemeran
istrinya yang berusia pendek adalah Lynn Hung.
Karakter Bruce Lee tampil di prolog dimainkan oleh Danny Chan
(yang sudah memeraninya dalam serial teve). Si gembong preman Ma
diperani Patrick Tam. Komedian
gemuk Kent Cheng sebagai
perwira polisi, aktor veteran lain, Bryan Leung (Liang
Chia-jen) menjadi guru kung fu Tin
merangkap tukang payung.
Pada akhir
trilogi ini kita saksikan sisi manusiawi Ip Man yang tidak berlaga
nonstop, namun juga mengurus keluarga dengan telaten. Lucunya gadis
loket bioskop selalu salah kaprah menyebut judul filmnya dengan
logat sok Inggris, “Ai-pi Men Tiga!” *** YaWi
Nilai: 80
|