HOME SINEAS KABAR



     

MIRACLE, JATUH DARI SURGA

Anak Titipan Tuhan Pemberi Mukjizat Kesembuhan
Sutradara : Wisnu Adi
Para Pemain : Darius Sinathrya, Anneke Jodi, Naomi Ivo, Indra Birowo, Michelle Kuhrie, The Overtunes
Durasi : 119 Menit
Mulai Tayang : 3 Desember 2015

 

SOLO. Kota Batik. Keluarga Tjohjokusumo pun termasuk sukses sebagai pengusaha batik. Sepintas kilas Andri nampak bahagia bersama istrinya, Eli, dan anak semata wayang mereka, Krista. Namun kemudian si gadis cilik membuat mukjizat dengan melakukan penyembuhan saat menempelkan tangannya ke tubuh Tante Irma yang tengah dirawat di Rumah Sakit.

Sejak itulah banyak orang datang minta disembuhkan ke rumah keluarga Tjohjokusumo. Memang Krista bersedia menolong dan sering terjadi mukjizat, namun lambat-laun kondisi tubuhnya melemah hingga ayahnya melarangnya melakukan penyembuhaan ajaib lagi.

Cerita bergulir ketika Krista mengorek rahasia orangtuanya dari Paman Ramadan. Ternyata Eli pernah mengalami keguguran, hingga ia dan Andri trauma, kendati sudah mempunyai Krista. Toh kemudian Eli hamil lagi dan mereka sibuk menyiapkan segala sesuatunya untuk kelahiran sang jabang bayi. Akibatnya Krista terabaikan. Lewat kilas-balik terungkap dari mana pasangan Andri-Eli mendapatkan Krista…
Siapakah sebenarnya Krista? Di atas itu semua dari mana ia mendapatkan kekuatan mukjizat? Krista masih sempat memulihkan Eyang. Tapi Andri malah koppig (keras kepala) belum pulih dari luka batin lamanya. Sempat seorang Romo berupaya menyadarkan kedegilan Andri, termasuk Ramadan yang mengecam, “Kamu kurang mensyukuri!”

Berperan sebagai ayah dan ibu muda adalah Darius Sinathrya dan Anneke Jodi, sedangkan si anak ajaib oleh pendatang baru Naomi Ivo (sebelumnya bermain dalam serial teve Patriot). Sahabat Andri dimainkan oleh Indra Birowo. Lantas lagu thema Jatuh dari Surga dinyanyikan group The Overtunes yang tampil cameo, menyanyi sambil memetik gitar.

Selama ini yang mendapat predikat film drama religi Indonesia hampir selalu berlatar belakang agama Islam, baru dalam film yang oleh produser Ichwan Persada minta disebut drama keluarga, berlandaskan Kristiani, tepatnya Katolik. Untuk dicatat produksi perdana Andalan Sinema tahun lalu adalah Hijabers in Love. Bukan tidak mungkin untuk produksi ketiga kelak bersumber dari kalangan agama Buddha, Hindu, atau Kong Hu-cu, untuk mendukung keberagamaan dalam sinema. Suatu upaya yang patut kita dukung dan hargai karena tidak banyak film berbasis Katolik (tercatat antara lain tujuh film legendaris: Soegiya, Merpati Tak Pernah Ingkar Janji, Di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi, Cinta di. Bulan Desember, Badai Pasti Berlalu, Suster Maria, dan Karmila).

Tercatat pula film ini didukung sepenuhnya oleh produsen Batik Keris hingga syuting keseluruhannya berlokasi di kota Solo yang termasuk jarang dibanding Jogjakarta apalagi Jakarta. Segmen mukjizat penyembuhan yang sejatinya bisa menjadi bagian paling menarik sepanjang film hanya ditampilkan sebagai kilasan tempelan silhuet belaka. Justru adegan-adegan yang didramatisir terasa diulur-ulur berkepanjangan hingga durasi nyaris mencapai dua jam penuh.

Tak urung penyuntingan terasa agak kedodoran dan kehilangan beberapa informasi penting, misalnya saja mengenai jejak si sopir, Pak Sugeng, yang ditinggal mewek-mewek sendirian di pusat rekreasi Balekambang, sampai film berakhir masih ‘hilang’ karena tak kunjung muncul kembali… *** YaWi
Nilai: 50