SEBUAH
keluarga pindah ke rumah baru - prolog yang sudah klise kita
saksikan di awal ratusan film horor baik made in dalam negeri
maupun produksi impor – dan mereka pun mulai mengalami teror seram
malam demi malam…
Begitu pula
yang terjadi pada David yang memboyong istrinya, Lisa, dan putri
tunggal mereka, Putri, ke rumah baru di luar kota. Rumah tetangga,
terpasang papan For Sale, nampak kosong sudah bertahun-tahun
tak dihuni manusia kecuali ratusan lalat. Kesedihan merundung Putri
karena tiga anak ayam piaraannya mati semua.
Lantas ketika
masuk ke rumah sebelah ia mengutil perangkat telepon antik yang
berdering sendiri dan mengeluarkan suara jeritan perempuan.
Lambat-laun perangai gadis cilik ini berubah ke kepribadian lain
yang ganas. Sementara Lisa diganggu nenek Ruminah yang memaksa minta
pekerjaan. Lisa menolak hingga dicekik si nenek yang bisa muncul di
mana saja, tapi ketika berhasil lolos dan minta tolong polisi,
Ruminah raib…
Lebih setengah
film terasa cerita berjalan di tempat, diseling irama musik
mengagetkan tanpa apa pun. Baru terungkap saat David bertemu si
nenek yang bertekat menuntut balas kejahatannya pada keluarga Ana di
masa lalu. David yang tinggi besar dipecundangi perempuan renta. Apa
yang mesti dilakukan David demi menyelamatkan Lisa dari pembalasan
arwah penasaran yang menyanderanya?
Cerita asli dan skenario yang ditulis Delbin Clyte bareng
produser Helvi Kardit mungkin menjanjikan mistery-suspense-thriller
namun eksekusi sutradara anyar Roman Malik
(mantan astradanya Helvi) tak berhasil mengangkatnya menjadi kejutan
bagi penonton yang telanjur merasa jemu karena adegan-adegan yang
berulang tanpa motivasi jelas.
Terasa
minimalis karena pemain memang hanya tiga yang berkutet dalam sebuah
rumah, sang ayah oleh Marcel Chandrawinata
(baru saja ikutan mendukung film
horor Badoet), ibunya Feby Febiola
(juga sudah tampil sebagai ibu muda dalam film horor KM 97)
dan si anak pendatang cilik Khania Limantara.
Ada pun
pendukung lain seperti misalnya Igor Saykoji
(main film horor Mal Klender)
hanya kebagian satu scene sebagai psikolog yang mendiagnosa
kelainan jiwa Putri. Rata-rata mereka semua berakting ala kadarnya
belaka hingga gregetnya tak menggapai emosi penonton.
Alhasil
Penghuni Lain menjadi sebuah film berstandar serba tanggung
karena sebagai horor tidak terasa seramnya, sebagai
suspense-thriller juga hambar kejutannya! Toh bagi para fans
setia Marcel dan Feby, film ini boleh ditonton untuk menambah
pengetahuan tentang daftar filmographi mereka... *** YaWi
Nilai: 45
|