HOME SINEAS KABAR



     

SUMIATI

Arwah Penasaran Paling Beken di Makassar
Produksi : Paramedia Film Indonesia
Sutradara : Syahrir Arsyad Dini
Para Pemain : Dinda Surbakti, Abdul Rodjak, Ade Arfianty, Jeyhan Kler
Durasi : 86 Menit
Mulai Tayang : 26 November 2015

Oleh: Yan Widjaya

HANTU wanita legendaris dari Jakarta adalah Mariam si Manis Jembatan Ancol. Nah, boleh dibilang setara bekennya dengan Mariam bagi warga DKI, maka di Makassar khususnya dan Indonesia bagian timur umumnya tersebutlah hantu Sumiati. Berbagai versi asal-usul hantu Sumiati telah beredar luas, konon ia adalah arwah penasaran yang bunuh diri setelah diperkosa sekawanan preman, lantas menuntut balas dalam wujud perempuan cantik bergaun merah merona.

Film besutan Riri (nama lengkapnya Syahrir Arsad Dini) ini merupakan salah satu versi yang telah difilmiskan dengan situasi masa kini. Jeyhan dan Ade adalah pengantin baru yang semestinya tengah menikmati manisnya bulan madu. Namun malam-malam mereka selalu dihantui mimpi seram.

Demi mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada mendiang abangnya, Jeyhan mengajak istrinya terbang dari Jakarta ke Maros di Sulawesi Selatan. Mereka menemui seorang lelaki tua yang langsung mengusir demi mendengar niat Jeyhan untuk mengetahui tentang Sumiati. Toh kegigihan Jeyhan yang terus menunggu meluluhkan kekerasan hati lelaki itu.

Terungkap kisah gadis jelita Sumiati yang diperebutkan para pemuda sejak ia duduk di SMA. Memenuhi keinginan ibunya, Sumiati menikah dengan seorang pelaut. Namun karena tengah berhalangan ia belum bisa menyerahkan keperawanannya pada sang suami. Saat menunggu suami pulang, ia diculik dan diperkosa empat berandalan. Merasa aib, Sumiati nekat gantung diri, dan arwahnya pun memburu para pemerkosanya. Lalu apa hubungannya dengan Jeyhan? Juga siapa lelaki tua penunggu makam Sumiati ?

Cerita dan skenario terkesan biasa saja, begitu pula penggarapannya berkualitas standar dalam ukuran urban horor made in Indonesia. Para pemain terdiri dari wajah-wajah baru asal daerah yang masih perlu belajar seni peran, kendati diakui kecantikan Dinda Surbakti yang pernah dinobatkan jadi Putri Makassar. Dalam kesederhanaannya, hakikatnya Sumiati terasa seklasik Nang-Nak, film hantu popular Thailand, serta sama-sama lebih terasa dramanya ketimbang horor.
Lantas, apa keistimewaan Sumiati?

Keistimewaannya karena merupakan film yang memelopori kebangkitan sinema daerah, buatan putra daerah yang didukung para pemain lokal dengan cerita yang popular bagi masyarakat setempat. Maka perolehan penjualan karcis dari satu kota saja mampu memulangkan modal hingga hasil dari Jakarta dan kota-kota lain anggaplah bonus belaka.

Perlu diketahui ini bukan karya perdana Riri, karena debutnya diawali Bombee (artinya Perseteruan) yang menuturkan tentang bentrokan antar dua kelompok murid SMP yang berujung kehancuran Makassar. Film ini tidak beredar luas ke seantero tanah air, hanya tayang terbatas di dua layar di kotanya namun bertahan tujuh minggu dan ditonton 50.121 orang. Fenomena itu nampaknya bakal ditumbangkan Sumiati hingga bioskop berkembang menjadi sepuluh layar, dan nampaknya mudah mencapai 100.000 penonton dari kotanya sendiri saja! Boleh ditunggu karya penyutradaraan Riri yang ketiga, Dumba-Dumba, sequel Bombee, yang direncanakan main awal bulan Februari 2016. *** YaWi
Nilai: 50

Review oleh:  Yan Widjaya, seorang wartawan film senior, pengulas, penulis, dan novelis.

Twitter @yan_widjaya