Upaya Meruqiyyah Gadis yang
Dirasuki Jin Banaspati
Produksi : Happpyfriends Production
Sutradara : Rico Michael
Para Pemain : Melody Prima, Simon Rama, Taufan Himalay, Avip Pard,
Any Kusuma Dewi, Glencha Chysara, Yati Surachman
Durasi : 94 Menit
Mulai Tayang : 1 Oktober 2015
oleh: Yan Widjaya
|
JGS
singkatan dari Jakarta Ghost Seekers adalah empat anak muda
yang mungkin terilhami film Ghostbusters berani memproklamirkan diri
mereka sebagai pengusir hantu. Mereka adalah Billy, Linda, Ramzi,
dan Dave.
Datang order dari Bu Agnes yang
merasa terganggu oleh keanehan-keanehan dalam rumahnya, bahkan putri
sulungnya, remaja Sabrina, sering kesurupan. Mereka tinggal bersama
si putri bungsu Megy dan si pembantu, Bi Iyem. Bayaran yang diminta
JGS tidak murah, Rp 48 juta, dengan jaminan kalau gagal mereka
bersedia tidak menerima honor serupiah pun.
Billy dkk menemukan buku harian yang
mengungkap, sebenarnya Sabrina bukanlah gadis alim, justru punya
banyak pacar yang semuanya diputuskan dengan secara tidak baik-baik.
Seorang mantan pacarnya itulah yang meminta bantuan dukun untuk
mengirimkan guna-guna. Masalahnya, sang mantan pacar telah tewas,
entah karena kecelakaan atau bunuh diri.
Bertambah rumit, karena dukunnya pun
telah mati. Lalu bagaimana cara membuang guna-guna yang dikirimkan
untuk merasuki tubuh Sabrina? Diundang tokoh baru, Mama Marina, yang
punya mata bain waskita. Kehadiran Mama yang sepupu Billy ini
membuat Linda cemburu.
Memang kantung-kantung kecil yang
ditanam di sekeliling rumah bisa dikorek Mama, namun kerasukan
Sabrina kian menjadi. Rupanya tubuhnya telah dihuni oleh jin
Banaspati dan itu bukan satu-satunya. Lalu bagaimana cara JGS
menolong si gadis? Cukupkah dengan cara ruqiyyah, membacakan
ayat-ayat suci dengan menekan kening orang yang kerasukan untuk
mengusir arwah atau setan yang merasukinya? Bagaimana kalau si
peruqiyyah sendiri yang dibuat terpental?!
Semenjak kesuksesan film horor indie
Amerika Paranormal Activity (yang pertama beredar tahun 2007
dan kini menjadi franchise karena telah dibuat sampai lima
sequel), maka banyak yang meniru gaya doku-horor ini termasuk dalam
perfilman Indonesia. Yang pertama melakukannya siapa lagi kalau
bukan Nayato FioNuala yang bekerja sama dengan Olga Lydia menggarap
Te(Rekam) pada tahun 2010, merekam dengan kamera dan CCTV apa
yang terjadi saat tiga orang gadis berada dalam sebuah rumah angker.
Sekarang Rico Michael Bradley
(41), sineas Indo-Italia yang sudah
bikin dua film horor, Enam (2007) dan Solitaire
(2014), mengikuti gaya penuturan doku-horor tersebut. Jadi hampir
semua pemainnya adalah pendatang baru, kecuali pemeran ibu dan bibi
pembantu yang dipercayakan pada dua senior yakni Any Kusuma
dan Yati Surachman. Pujian
patut diberikan pada akting meyakinkan remaja Glencha Chysara,
pemeran Sabrina, gadis korban yang berulang kali kesurupan,
karakternya berbalik total seratus delapan puluh derajat dari kalem
tenang menjadi beringas ganas tak terkendali.
Digarap dengan lancar dan secara tak
kentara menyisipkan sense of humour sang pembuatnya mengenai
kepercayaan mistik penduduk negeri ini yang sampai sekarang masih
menghantui bukan cuma di kampung-kampung tapi juga di kota besar dan
di kalangan yang mengaku intelektual… *** YaWi
Nilai: 55
|