HOME SINEAS KABAR



     

BIDADARI TERAKHIR

Siswa SMA Teladan dan PSK Paradiso Balikpapan
Produksi : Impian Indonesia, Imagine Films, Ganesa Perkasa Films
Sutradara : Awi Suryadi
Para Pemain : Whulandary Herman, Maxime Bouttier, Julian Jacob, Stella Cornelia, Meirany,
Monica Oemardi, Ikang Fawzi, Ayu Diah Pasha
Durasi : 108 Menit
Mulai Tayang : 10 September 2015

oleh: Yan Widjaya

BIDADARI adalah sebutan untuk perempuan yang cantik lahir batin. Namun apakah Eva patut menyandang gelar Bidadari, Terakhir pula?! Padahal ia seorang PSK di surga dunia Paradiso, Balikpapan, yang mengaku mengidap HIV dan ternyata berpenyakit kanker rahim akut! Toh yang dimaksud sebagai Bidadari Terakhir jelas bukan juga Maria, adik kelas Rasya, yang bertekat menunggunya sampai kapan pun (?!).

Dikisahkan siswa teladan Rasya dibujuk sahabatnya, Hendra, untuk merayakan ultahnya di Paradiso. Dan terjadilah pertemuan antara Rasya dengan Eva, sang PSK. Merasa bersimpati kemudian Rasya menjadi pelanggan Eva, tanpa pernah menidurinya, hanya ingin berteman belaka. Bahkan ketika tahu Eva mencari uang demi biaya operasi ibunya, Rasya menjual motornya. Ayah tiri Eva justru penjudi yang tak bertanggung-jawab. Toh Rasya nekat mau melakukan segalanya demi cintanya pada Eva, padahal ada Maria, adik kelas yang malu-malu kucing mencintainya…

Tokoh Eva diperani Putri Indonesia 2013 Whulandary Herman yang baru pertama kali main film. Langsung beradu akting dengan Maxime Bouttier, pemuda blasteran Prancis-Bali yang telah bermain sebelas sinetron dan sepuluh film bioskop. Dengan modal wajah tampan dan bersih, Max yang telah berusia 22 tahun ini masih pas untuk memerani siswa SMA.

Kekompakan permainan mereka didukung Julian Jacob (sebagai si sahabat), Stella Cornelia (remaja Maria), Meirayni (adik Rasya yang centil), serta tiga pemain senior; Ikang Fawzi-Monica Oemardi sebagai orang tua Rasya, dan Ayu Diah Pasha memerani ibu Eva.

Sutradara Awi Suryadi sejak berkiprah lewat debutnya Gue Kapok Jatuh Cinta (2005), telah menggarap 15 judul film. Untuk kreasi terbarunya ini, syuting keseluruhannya berlokasi di Balikpapan yang merupakan kota dengan biaya hidup termahal se-Indonesia. Cerita yang disebut berawal dari kisah nyata yang benar-benar pernah terjadi di kota minyak tersebut telah dialihkan menjadi novel oleh Agnes Davonar yang buku-bukunya semakin laris difilmkan saja.

Itu pula sebabnya Balikpapan menjadi tempat penayangan perdana film ini di Atrium EWalk pada 5 September 2015. Terbukti sambutan, khususnya dari kalangan remaja, membuat tiket selalu sold out pada penayangan hari-hari pertama. Maka salah satu upaya untuk melariskan film bisa dilakukan dengan syuting di daerah, karena penduduk setempat ingin menyaksikan tempat-tempat yang familiar bagi mereka. Dalam hal ini Awi berhasil menyuguhkan ciri khas Balikpapan bukan saja kota dan pantainya nan indah tetapi sampai blusukan ke pelosok-pelosok di mana rumah-rumah penduduk kalangan bawah mesti dicapai lewat tangga batu naik-turun berputar-putar, terlihat dalam adegan Rasya mengikuti Eva untuk menemui ayah tiri Eva yang lagi asyik berjudi.

Gaya bertutur Awi memang cukup lancar karena jam terbangnya sudah tinggi, namun masih belum mendekati apalagi melampaui puncak prestasinya selama ini, Claudia/Jasmine (2008) dan Street Society (2014). Semoga saja sambutan di Jakarta dan kota-kota lainnya pun cukup baik…*** YaWi

Nilai: 55

Review oleh:  Yan Widjaya, seorang wartawan film senior, pengulas, penulis, dan novelis.

Twitter @yan_widjaya