HOME SINEAS KABAR



     

KOMEDI MODEREN GOKIL

Menjajal Mendaur-ulang Lawakan Lawas
Produksi : MD Pictures
Sutradara : Cuk FK
Para Pemain : Indro Warkop, Boris Bokir, Dodit Mulyanto, Nadine Alexandra, Kartika Putri, Maya Wulan, Tarsan, Ria Winata, Henky Solaiman, Duo Serigala
Durasi : 96 Menit
Mulai Tayang : 17 September 2015

oleh: Yan Widjaya

BERAPA kalikah Anda tertawa dalam sehari? Memang tiada takaran yang tepat mesti berapa kali tertawa untuk menjaga kesehatan tubuh kita. Menurut raja comedian Charlie Chaplin, “A day without laughter is a day wasted.” Sedangkan motto film-film Warkop DKI (Dono-Kasino-Indro) era 1990-an dulu, “Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang.” Masa tertawa mau dilarang? Itu kan salah satu hak azasi manusia!

Nah, tertawa itu memang menyehatkan, melipur hati nan sedang lara. Salah satu cara gampang untuk tertawa adalah dengan membaca buku humor atau menonton film komedi. Oleh karena itulah, Dhamoo Punjabi (75 tahun), produser yang berpengalaman 35 tahun di dunia film (bersama dua adiknya; Gobind dan Raam, pernah mendirikan Tiga Cakra Film, Parkit Films, dan Multi Vision Plus, belakangan ke luar dari MVP dan bersama putranya, Sunil, mendirikan MD Pictures), bikin film ini. Dulu trio Punjabi pernah memproduksi delapan film Warkop yang sukses besar (antara lain Pintar-Pintar Bodoh, Maju Kena Mundur Kena, Antik, dan Dongkrak Antik), oleh karena itulah Dhamoo seperti ingin bernostalgia dengan memasang Indro dan dua komika yang lagi naik daun dari arena stand-up Dodit Mulyanto serta Boris Bokir untuk mendaur-ulang lawakan-lawakan lawas.

Sutradara Fajar Krisyanto yang biasa memasang nama Cuk FK bukan sineas baru di dunia film dan sinetron komedi, di masa lalu juga pernah menggarap film Warkop. Ia memasang Maya Wulan pemain sinetron yang dikenal lewat peran Kanjeng Mami dalam serial Awas Ada Sule. Serta Duo Serigala; Pamela Safitri – Ovi Sovianti, yang punya goyang dribble dengan mengandalkan ukuran dada big-size.

Cerita direka serba gampangan, dua pemuda bertemu di Jakarta, Boris dari Medan dan Dodit dari Jawa Tengah. Mereka kos di rumah Tante Maya dan suaminya, Oom Indro. Putri si tante, Karin, ditempel Dodit, sedangkan Boris mengincar Sasha yang juga anak kos. Kedua pemuda udik ini diterima bekerja di kantor biro detektif swasta yang aneh. Tante Maya minta bantuan mereka untuk melacak si Oom yang dicurigai berselingkuh. Ternyata Indro bertemu wanita muda cantik Ratna. Dodit dan Bokir menculik Ratna untuk diinterogasi Tante Maya. Padahal Ratna adalah istri baru pak Goen, mantan jenderal sahabat Indro. Kesalah-pahaman berlarut sampai berujung di sebuah hotel tepi pantai tempat mereka bertamasya.

Mungkin, mungkin buat anak-anak muda masa kini yang mudah tertawa masih bisa tertawa menonton sejumlah adegan slapstick, sebaliknya buat mereka yang kritis mencela, “Humornya tidak cerdas, sudah begitu garing dan basi!” Bagaimana dengan saya sendiri? Terus terang memang belum mampu untuk tertawa apalagi gokil alias gila sepanjang durasi 96 menit, karena tahu betul hampir semuanya pengulangan belaka dari film-film tempo dulu. Toh saya hargai upaya menghiasi lagu-lagu klasik seperti Pepaya Cha-cha gubahan Adi Karso yang diaransemen ulang oleh Harry Budiman dan dinyanyikan keroyokan rame-rame… *** YaWi

Nilai: 50

Review oleh:  Yan Widjaya, seorang wartawan film senior, pengulas, penulis, dan novelis.

Twitter @yan_widjaya