HOME SINEAS KABAR



     

BEN-HUR

Cinta Menaklukkan Dendam
Produksi : Bazelevs, Lightworkers Media, Sean Daniel Productions
Distributor : Paramount Pictures, Metro-Goldwyn-Mayer
Sutradara : Timur Bekmambetov
Pemain : Jack Huston, Toby Kebbell, Rodrigo Santoro, Nazanin Boniadi, Ayelet Zurer, Morgan Freeman, Haluk Bilginer
Durasi : 123 menit
Tanggal Rilis : 19 Agustus 2016

oleh: Anna-Rose

Judah Ben-Hur, seorang pangeran yang secara tidak adil dimasukkan penjara oleh adik tirinya sendiri, menjadi seorang budak. Ia mencoba untuk mencari jalannya kembali menyelamatkan keluarganya dan juga tahtanya.

 Film ini merupakan adaptasi ke-5 dari novel tahun 1880 Ben-Hur: A Tale of the Christ yang ditulis oleh Lew Wallace. Yang paling membekas di hati adalah adaptasi film di tahun 1959 yang meraih kemenangan 11 Oscar! yang menjadikannya salah satu film paling terkenal dalam sejarah sinema Hollywood.

 Pada tahun 2014, Metro-Goldwyn-Mayer dan Paramount Pictures memutuskan untuk membuat remake film terkenal tersebut. Disutradarai oleh sutradara Rusia; Timur Bekmambetov. Dan peran Judah Ben-Hur dipercayakan kepada Jack Huston dan peran Messala, saudara tiri Judah kepada Toby Kebbell. Sedangkan Morgan Freeman menjadi mentor Judah; Sheikh Ilderim. Tom Hiddleston, Gal Gadot sempat masuk daftar pemain film ini. Namun, tenyata, produser dan sang sutradara lebih memilih memasukkan nama-nama baru dalam daftar pemain. Pilihan yang cukup berbahaya. 

Ada yang melabel film ini sebagai film terugi Hollywood di tahun 2016. Dengan banyaknya kritik dari Amerika Serikat dan lebih sukses secara internasional. Tetap saja tak dapat menolong fakta bahwa film ini masuk dalam aktegori flop. Dimulai dengan sedikitnya bintang di film ini, cerita yang terlalu bertele-tele, terlalu panjangnya durasi film menjadi alasan semua orang. Mungkin karena karakter Judah Ben-Hur tidak cukup ‘dicintai’ meskipun dengan performa akting yang baik dari aktor Jack Huston. Bagi beberapa penonton performanya masih dianggap kurang. Bahkan, ada yang lebih menyukai karakter Messala yang seharusnya menjadi villain di film ini.

 Dimulai dengan Ben-Hur dan Messala mengendarai kuda membawa tense yang cukup kuat diawal film kepada penonton yang cukup membawa perasaan impresif. Betapa ditunjukkan kuatnya ikatan dari kedua saudara tiri tersebut. Semuanya terlihat dieksekusi dengan baik dan adanya perbedaan dari film tahun 1959, Ben Hur. Dimana, kali ini era Yesus Kristus lebih ditonjolkan dan terkoneksi sampai akhir film lewat karakter Esther; istri Ben-Hur yang diperankan oleh Nazanin Boniadi. Fakta ini sebenarnya harus menjadi nilai tambah yang dapat menyentuh hati banyak penonton.

 Film ini merupakan film yang kuat yang dapat memberikan terapi jiwa bagi penonton. Ada yang keluar dari bioskop dengan muka penuh senyuman dan hati yang telah tersembuhkan dan ada juga yang keluar bioskop dengan wajah normal menuju kebosanan dan perasaan ‘akhirnya film tersebut selesai juga’. Apapun itu, tepuk tangan untuk seluruh tim dibalik pembuatan film ini, yang telah berhasil membuat film yang menyentuh! Tak peduli betapa ruginya film ini, film ini telah menunjukkan kepada penonton bahwa cinta dapat menaklukkan dendam dan bahwa film dapat menjadi terapi jiwa bagi semua golongan. (Anna Rose)


Poin: 88

Review oleh:  Anna-Rose seorang pengamat film