HOME SINEAS KABAR



     

Merah Putih Memanggil

“Aksi Heroik Prajurit TNI”
Produksi : Tebe Silalahi Pictures
Distributor : Tebe Silalahi Pictures
Sutradara : Mirwan Suwarso
Pemain : Maruli Tampubolon, Mentari De Marelle, Verdy Bhawanta, Aryo Wahab, Restu Sinaga, Prisia Nasution
Durasi : 112 menit
Tanggal Rilis : 5 Oktober 2017
oleh: Nur/Rose

Di tanah air, film bertema TNI tengah naik daun. Setelah I Leave My Heart in Lebanon dirilis akhir tahun lalu, kini Tebe Silalahi Pictures kembali memproduksi film bertema TNI yaitu, Merah Putih Memanggil menandai kali ke tiganya produksi dari TeBe Silalahi Pictures. Mengisahkan masa-masa ketika Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo masih berpangkat kapten, film ini mengajak masyarakat untuk melihat keandalan pasukan elite TNI dalam menghancurkan aksi teror. Kapten Nurmantyo diperankan oleh Maruli Tampubolon. Dia dikisahkan memimpin para prajurit yang berasal dari satuan elite TNI, yaitu Kopassus Angkatan Darat (AD), Marinir Angkatan Laut (AL), dan Paskhas Angkatan Udara (AU), dalam operasi pembebasan sandera. Proses syuting film ini memakan waktu 49 hari di daerah Gunung Bundar Selatan, Bogor dan Pantai Anyer, Banten dan sekitarnya. Film ini disutradarai Mirwan Suwarso yang telah menyutradari film “Susahnya Jadi Perawan” (2008) dan Film “Golden Goal” (2012) dan juga beberapa kali menggelar pertunjukan teater modern seperti Jabang Tetuko, Gatot Kaca Jadi Raja, Arjuna Wiwaha, Gatot Kaca Kembar dan Hanoman.

Merah Putih Memanggil menceritakan kasus pembajakan kapal pesiar dengan bendera Indonesia. Pembajakan dilakukan oleh teroris bernama Diego (Ariyo Wahab). Diego menyandera kapten beserta penumpang kapal di sebuah daerah misterius.

Kasus pembajakan kapal membuat TNI tidak tinggal diam. Mereka mengutus regu penyelamatan di bawah pimpinan Kapten Nurmantyo (Maruli Tampubolon). Deretan strategi disusun demi kelancaran operasi penyelamatan. Kapten Nurmantyo beserta anak buahnya hanya memiliki waktu 48 jam untuk menyelamatkan para sandera. Awalnya usaha mereka berjalan lancar. Beberapa sandera berhasil diselamatkan. “Lebih baik pulang nama daripada gagal di medan tugas!” ucap Kapten Nurmantyo dalam salah satu adegan yang diperankan oleh aktor dan penyanyi Maruli Tampubolon. Namun lambat laun, operasi mereka tercium oleh Diego. Teroris kejam ini memerintahkan ratusan anak buah untuk menyerang pasukan TNI. Mampukah TNI menyelamatkan para sandera dan membawa mereka pulang dengan selamat?

Merah Putih Memanggil unggul ketika menggambarkan aksi TNI. Strategi dan operasi penyelamatan digambarkan cukup detail. Pemilihan lokasi seperti markas TNI serta hutan belantara tampak nyata. Penonton pun jadi lebih memahami proses penyelamatan sekaligus menambah wawasan baru tentang TNI. Kemudian, akting anggota asli TNI mencuri perhatian. Celetukan mereka saat operasi penyelamatan kerap membuat penonton tertawa. Bahkan tingkah polah mereka lebih menarik ketimbang aktor serta aktris asli yang tampil serius. Namun, akting dari Maruli Tampubolon dan aktris peraih piala Citra, Prisia Nasution patut diacungi jempol. Mereka berhasil menunjukkan kematangan akting keduanya yang semakin bagus. Efek visual Merah Putih Memanggil cukup dramatis membuat penonton terhanyut dan masuk ke misi penyelamatan tersebut.

Film ini juga punya sisi menarik yang muncul ke permukaan saat babak ketiga. Ada keretakan dalam barisan musuh sebab mereka tidak tahu berhadapan dengan siapa. Di awal sudah ditetapkan bahwa sebelum berangkat, TNI harus menanggalkan semua identitas dan atribut negara. Mereka tidak boleh dikenali sebagai tentara Indonesia oleh musuh dengan alasan politis. Ini menciptakan misteri di pihak musuh. Poin ini juga dimainkan dengan baik, di mana di akhir pertempuran, ada satu tentara yang memutuskan untuk mengikat perban berlumuran darah di kepala, memakainya sebagai bandana, dan tindakan ini adalah berupa kebanggaannya bertempur atas nama Indonesia. Hal-hal seperti ini ditambah dengan dialog yang membuat para TNI ‘nyambung’ dengan film ini banyak diselipkan membuat film ini spesial dan menyentuh. Film ini merupakan film Indonesia yang layak diwajibkan untuk ditonton seluruh masyarakat Indonesia. Karena dapat meningkatkan rasa nasionalisme kepada semua generasi! (NUR/ROSE).

Review oleh:  NUR seorang pengamat film