“Keluarga Pengabdi
Setan”
Produksi
: Rapi Films, CJ Entertainment
Distributor : Rapi Films
Sutradara : Joko Anwar
Pemain : Tara Basro, Dimas Aditya, Bront Palarae, Endy Arfian,
Ayu Laksmi, Elly D.Luthan, Nasar Annuz, Arswendi Nasution, Egi Fedly,
M.
Adhiyat, Fachri Albar, Asmara Abigail
Durasi : 107 menit
Tanggal Rilis : 28 September 2017
oleh: Nur
|
Film
ini dibuka dengan adegan-adegan "pengenalan" yang banyak memberikan
informasi kepada penonton mengenai kondisi keluarga, karakter
personal para tokoh, serta sejumlah problematika yang mereka alami.
Biar begitu, adegan-adegan tersebut tidak terkesan "menggurui".
Suasana rumah khas vintage memberikan kesan haunting bahkan sejak
menit-menit pertama. Kisah berangsur-angur menggelap.
Kejadian-kejadian tidak wajar serta kematian demi kematian, perlahan
menggiring penonton ke arah klimaks yang gripping dan penuh teror.
Tidak lupa, dilengkapi pelintiran yang apik dan mulus menjelang
ending.
Film ini mengisahkan satu keluarga
utuh yang terdiri dari Ibu (Ayu Laksmi), Bapak (Bront Palarae), dan
keempat orang anaknya yakni Rini (Tara Basro), Tony (Endy Arfian),
Bondi (Nasar Annuz), dan Ian (M Adhiyat). Pada suatu saat Keluarga ini mengalami
keterpurukan finansial karena sudah lebih dari tiga tahun uang
mereka habis untuk biaya pengobatan ibu yang sakit keras. Akibatnya
rumah yang ditempatinya yang telah digadaikan, akhirnya disita, dengan sangat terpaksa bapak memboyong
keluarganya semua pindah ke rumah nenek. Di rumah nenek inilah
suasana horor makin mencekam.
Dengan kondisi Ibu yang sedang sakit keras
dan tidak
bisa bangun dari tempat tidur dan hanya bisa membunyikan lonceng
jika ingin memanggil anggota keluarganya. Mereka dengan sukarela
bergantian merawat ibu. Meski saat masuk kamar ibunya, mereka selalu
ingin cepat-cepat keluar tidak betah karena penampilan ibunya yang
aneh, disini Joko Anwar ingin memberikan kesan horor.
Malam itu Rini melihat ibunya sudah
dapat berdiri, namun itu hanya mimpi, Tapi beberapa menit kemudian
dia mendengar lonceng dibunyikan Ibunya. Dan Rini mendapatkan ibunya
persis yang terjadi di dalam mimpinya. Kematian sang ibu menjadi awal dari
banyak kejadian menyeramkan di rumah keluarga Rini. Sosok ibu
kembali lagi ke rumah mereka dengan cara-cara yang tidak biasa. Rini,
sang nenek dan ketiga adiknya (Endy Arfian, Nasar Annuz dan M.
Adhiyat) harus menghadapi begitu banyak teror di rumah mereka tanpa
mengerti apa yang diinginkan ibu sebenarnya. Keresahan semakin
memuncak karena sang ayah (Bront Palarae) sedang pergi ke luar kota.
Mereka terus mencari dan menerka, hingga akhirnya mereka menyadari
bahwa semua ini berkaitan dengan rahasia besar ibu yang selama ini
tidak mereka ketahui.
Namun, apakah sang ibu benar benar
meninggalkan mereka ? Sebaliknya dia justru “kembali” untuk
menjemput anaknya, dan di sini, peran keluarga sangat penting. Rini,
kakak tertua harus memecahkan masalah atas kembalinya sang ibu, dan
kenapa dia menjemput salah satu anaknya.
Layaknya film horror pada umumnya, ada banyak jumpscare dalam film
ini. Biar begitu, adegan-adegan jumpscare dalam Pengabdi Setan tidak
monoton sehingga tidak terkesan "murah". Film ini tidak hanya
membombardir penonton dengan adegan-adegan mengejutkan, namun juga
memberikan kesempatan kepada penonton untuk mencerna alur dengan
baik. Pengabdi Setan memiliki plot yang cukup kuat, detail dan cukup
"segar".
Meski ada banyak sosok-sosok
meyeramkan dalam film ini, namun tampaknya sosok hantu ibu lah yang
paling mengena bagi penonton. "Penciptaan" tokoh ibu yang kini jadi
perbincangan banyak orang, nampknya sangat berhasil. Sosok Ayu
Laksmi yang cantik seketika tak dapat dikenali lagi di sini.
Bagaimana tidak? Gerak-gerik ibu sudah memberikan kesan sangat seram
bahkan sejak beliau diceritakan masih hidup. Selain suara lonceng
ibu, suara nyanyian sang ibu yang khas nan mencekam dan terus
menerus diputar sepanjang film, juga menambah nuansa kelam pada
film.
Perpaduan tone visual yang gelap,
irama-irama lembut namun menyeramkan, suara-suara yang memekakkan
telinga, dan plot detail yang tidak terduga semuanya berpadu secara
sempurna.Mungkin terkesan berlebihan, namun ending film ini memang
berbeda, dan benar benar membuat penonton terdiam. Dimana layar
sudah menjadi gelap dan berakhir, namun semua penonton masih terdiam
di kursi mereka masing masing. Tidak hanya diam, banyak pertanyaan
yang berputar di kepala mereka tentang akhir dari filmnya.
Tidak heran jika film ini berhasil
masuk 13 nominasi FFI 2017. Nominasi tersebut terdiri dari film
terbaik, penata busana terbaik (Isabelle Patrice), penata rias
terbaik (Darwyn Tse), penata artistik terbaik (Allan Sebastian),
penata efek visual terbaik (finalize studio, heru Kuntoro, Abby
Eldipie), penata musik terbaik (Agni Narottama, Bemby Gusti, Tony
Merle), musik tema terbaik The Spouse (Kelam Malam), penata suara
terbaik (Khikmawan Santosa, Anhar Moha), penyunting gambar terbaik (Arifin
Cuunk), penulis skenario terbaik (Joko Anwar), penata sinematografi
terbaik (Ical Tanjung), aktor anak terbaik (M. Adhiyat), dan
sutradara terbaik (Joko Anwar).
Selain itu, dalam film Pengabdi Setan
ini ada banyak pesan moral yang bisa kita ambil seperti pesan
tentang hakikat seorang manusia yang merupakan makhluk yang selalu
mencari tempat perlindungan. Kita cenderung ingin menyandarkan
insecurity kita kepada sesuatu yang lebih besar dari kita, yang bisa
kita percaya. Anak akan bersandar kepada orangtua, sementara
orangtua yang beriman akan mencari perlindungan kepada Tuhan.
Walaupun tak jarang ada orang tua yang terjerumus kepada hal-hal
mistis sehingga justru menyengsarakan keluarganya. (NUR)
Poin 85
|