Outlaw King
|
|
"Film Sejarah Yang Brutal”
Produksi : Sigma Films, Anonymous Content
Distributor : Netflix
Sutradara : David Mackenzie
Pemain : Chris Pine, Aaron Taylor-Johnson, Florence Pugh, Billy
Howle, Tony Curran, Callan Mulvey, Stephen Dillane
Durasi : 121 menit
|
Film
ini mengisahkan tentang Raja Skotlandia di abad ke 14; Robert the
Bruce, bagaimana perjalanannya sampai dijuluki “Raja Terlarang” dan
bagaimana ia mengumpulkan sekutunya. FIlm ini mengadakan pemutaran
perdanannya di Toronto International Film Festival. Disutradarai
oleh David Mackenzie (Hell or Highwater yang dinominasikan sebagai
Film Terbaik Oscar). Film ini sangat bagus dan sebenarnya mampu
bersaing di box office. Film ini memiliki sinematografi mumpuni
terlebih siapa yang dapat melupakan pengambilan gambar one shot yang
panjang di awal film ini? Setiap potongan sangat sinematik dan
memiliki rasa “Eropa” di dalamnya. Chris Pine yang sebelumnya
bermain di Wonder Woman dipilih untuk memerankan tokoh utama, Robert
the Bruce sedangkan Florence Pugh berperan sebagai Elizabeth de
Burgh dan Aaron Taylor-Johnson diubah menjadi pria berambut panjang
dengan akting sebagai James Douglas.
Film ini merupakan salah satu film yang paling dinantikan di Netflix,
melihat fakta bahwa Chris Pine sebagai tokoh utama dan certa
historis dibaliknya. Namun, ada beberapa poin kontroversial di film
ini yang menjadi pembicaraan hangat. Dimana dua pemeran utama dalam
film ini menjalankan adegan topless. Beberapa kritikus mengatakan
bahwa hal ini masuk dalam kategori kontroversial namun ada juga yang
mengatakan mengapa hal ini penting untuk dibahas? Bukankah hal ini
sudah cukup normal dilakukan oleh aktor dan aktris dalam sebuah
film?
Film ini berdurasi 121 menit meskipun telah banyak adegan yang
dipotong. Satu kata yang cocok untuk mendeskripsikan film ini adalah
brutal. Adegan-adegan perkelahian dan perang digambarkan dengan
penuhnya darah dan pemotongan yang vulgar. Satu kalimat yang cocok
untuk film ini adalah Netflix telah menaikkan kualitas perfilmannya!
Cukup mengagetkan bahwa film ini tidak diputar di bioskop. Akhir
kata, janganlah menonton film ini sebelum anda tidur, karena anda
tidak akan mau disuguhi mimpi yang brutal dan penuh darah!
(Anna Rose)
Poin: 80
|
Review oleh:
Anna Rose seorang pengamat film
|
|