HOME SINEAS REVIEW



     

Film Iran Terbaik di Festival Film Toleransi Internasional

International Film Festival for Spirituality, Religion and Visionary (IFFSRV) kembali digelar. Di tahun ke-5 ini festival berskala internasional tersebut digelar di Bali dan Jakarta. IFFSRV telah menerima 386 film dari berbagai benua untuk memperebutkan gelar Film Terbaik. Festival ini sendiri berfokus mencari film-film bertema toleransi dan spiritualitas. Tujuan diadakannya festival ini dalam rangka memperingati Hari Toleransi Sedunia yang diinisiasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan dirayakan setiap tanggal 16 November.

Menurut salah satu Dewan Juri, Natasha Dematra, pada tahun lalu, film WishMakers karya Cheryl Halpern berhasil membawa pulang gelar yang selalu dinanti tiap tahunnya. Tahun ini, film asal Iran, The Return - Bazgasht karya Yousef Hatamikia berhasil memenangkan kompetisi dan menyabet gelar Film Terbaik 2017.

Sebelumnya, film The Return - Bazgasht bersaing dengan 4 film lainnya:
- Faith-Hope-Love Xiaozhen’s Story disutradarai oleh XiaoLi, BaoDa
- KAWOMERA: Plant, Pray, Partner for Peace disutradarai oleh Marla Mossman
- Message of the Animals disutradarai oleh Elke H. Markopoulos, Rainer Ludwigs
- The Month of Dreams disutradarai oleh Zoltan Bicskei
- The Return - Bazgasht disutradarai oleh Yousef Hatamikia

Faith-Hope-Love Xiaozhen’s Story yang disutradarai oleh XiaoLi, BaoDa merupakan sebuah film musikal yang berkisah tentang kehidupan Xiao Zhen, seorang gadis baik hati yang taat beragama. Suatu hari, seluruh dunianya berubah. Teman-teman baiknya meninggalkannya demi emas. Xiao Zhen pun harus memilih; tetap taat beragama atau hidup dalam dendam di jalan yang salah.

Film asal Amerika Serikat, KAWOMERA: Plant, Pray, Partner for Peace merupakan sebuah film dokumenter yang berkisah tentang komunitas petani kopi yang berbeda agama; Yahudi, Muslim dan Kristen, yang hidup dalam damai.

Film asal Jerman karya Elke H. Markopoulos dan Rainer Ludwigs yang berjudul Message of the Animals merupakan film animasi yang membawa pesan kuat akan pentingnya merawat dan menghargai keberadaan para hewan. Film ini menunjukkan secara simbolis bagaimana peran manusia terhadap hewan.

The Month of Dreams karya sutradara asal Serbia merupakan film berdurasi 113 menit mengambil setting tahun 1680. Film ini berkisah tentang tiga mantan tahanan yang berusaha kembali ke kampung halamannya yang telah hilang. Film ini menunjukkan usaha mereka untuk menghidupkan kembali peradaban yang hilang.

Film Terbaik The Return - Bazgasht yang disutradarai oleh Yousef Hatamikia berkisah tentang seorang narapidana Kristen yang meminta kunjungan pastor sebelum dieksekusi. Namun, karena tidak ada pastor, penjara tersebut mengirim seorang ustad mendoakannya. Film ini terpilih karena ceritanya yang unik dan menggelitik, dengan penyutradaraan yang baik. Selain itu, sinematografi yang mumpuni menjadi poin tambahan yang patut diperhitungkan dibandingkan dengan film lainnya.

Festival ini dihadiri langsung oleh para sineas asing dari seluruh dunia yang datang ke acara bergengsi dengan karpet merah tersebut.

Di samping 5 film di atas, Dewan Juri juga memilih puluhan film lainnya sebagai Official Selection dan penerima penghargaan khusus.

Damien Dematra selaku founder dan director dari festival ini mengatakan, kembalinya hadir IFFSRV pada tahun ini menunjukkan bahwa masih banyak orang yang peduli akan toleransi, spiritualitas dan peradaban. Di saat seperti sekarang, tema keberagaman dan pluralitas semakin relevan dengan keadaan masyarakat dunia. Bayang-bayang ancaman kemungkinan terjadinya perang dunia ke-3 semakin menyadarkan masyarakat internasional akan pentingnya toleransi guna terpeliharanya perdamaian dunia.

Festival ini dihadiri juga oleh para raja dan ratu dari kerajaan-kerajaan Nusantara. Sri Anglung Prabu Punta Djajanagara Cakrabumi Girinata dan Kanjeng Ratu Dinar Retno Djenoli, Raja dan Ratu Kerajaan Amarta Bumi, Kendal, Jawa Tengah; H. A. A. Rauf Maro. Karaeng Rewa dan Dra. Fatma Irwani, Raja dan Ratu dari Kerajaan Tallo, Makassar; Sultan Indrapura Sumatera Barat, Indra Osman, Ratu Indrapura, Putri Triliyanti Osman, dan Pangeran Indrapura Indra Syahdan; Putri Aceh Tamiang, Teuku Marini, Pangeran Aceh Tamiang, Dr. Yudi Relawanto, SH MBA; Raja Bonea Selayar, H. Andi Mahyuddin; Ratu Pamakasan Madura, R. Yuslina (Sekardalu); Raja Djembrana, Anak Agung Bagus Sutedja, Ratu Djembrana, Anak Agung Dariyati; Putera Mahkota A.A Kakarsana dari Puri Blahbatu dan Puteri Mahkota dari Puri Blahbatu.

Festival ini didukung oleh Majelis Adat Budaya Keraton Nusantara (Madukara), Dewan Kreatif Rakyat (DKR), World Film Council, Film Festivals Alliance, Russian Culture, i-Hebat International Volunteers, dan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai media partner. Festival ini juga bekerjasama dengan Filmmakers of the Year Film Festival (FOTY), Directors Awards (DIRA), International Film Festival for Documentary, Short, and Comedy (IFFDSC), dan International Student, Newcomer, and Woman Movie Awards (ISENMA).

Berita lain:
Sutradara AS Cheryl Halpern Juara International Film Competition 2017