HOME SINEAS REVIEW



     

Film Tentang Komunitas Berkebutuhan Khusus Menang JIFCES 2018

(Semarang, 19/03/2018) WishMakers, film yang diproduseri dan disutradarai oleh Cheryl Halpern dari USA, memenangkan penghargaan Film Terbaik di Java International Film & Culture Festival (JIFCES) 2018. Cheryl Halpern berjalan ke podium kemenangannya di Keraton Amarta Bumi, Kendal, Semarang, untuk menerima penghargaan bergengsi tersebut. Cheryl megatakan ia merasa terhormat menerima penghargaan tersebut. Piala itu bukan hanya untuk dirinya, namun juga untuk semua pihak yang terlibat di Tulip Winery. Ia merasa bangga dapat membagikan cerita tersebut pada dunia.

WishMakers merupakan sebuah film dokumenter yang merayakan “Golden Rule”, tentang bagaimana memperlakukan sesama dengan toleransi dan perhatian seperti yang kita sendiri ingin rasakan. Hal tersebut, ungkapnya, merupakan hal-hal yang dilakukan setiap harinya di Tulip Winery; tempat pembuatan minuman anggur yang dibuat oleh Keluarga Yitzchaki, sebuah komunitas penyandang disabilitas, di “Kampung Harapan”, yang berada di Jezreel Valley. Tempat tersebut bukan hanya merupakan sebuah lingkungan yang peduli terhadap sesama, tetapi juga menyediakan pekerjaan, harga diri, dan tujuan bagi para individu yang tinggal di sana. Selain merasakan kepuasan dalam menghasilkan minuman anggur kelas dunia, mereka juga mendapatkan kebahagian, rasa percaya diri karena dapat mendedikasikan profit dari penjualan minuman anggur WishMaker untuk mewujudkan mimpi anak-anak yang mengidap penyakit mematikan.

Setelah dirilis di tahun 2016, WishMakers telah menerima berbagai penghargaan internasional. Dokumenter inspiratif ini telah diputar di seluruh benua, kecuali Antartika. Cheryl berharap dapat mengunjungi para ilmuwan yang bekerja di sana dan memfasilitasi pemutaran film bagi mereka. Ia menjelaskan, “Hal terbaik dari menghadiri pemutaran film tersebut adalah bertemu dengan penonton dan mendengarkan reaksi mereka akan film dokumenter yang mereka tonton. Tiap individu yang diceritakan bagai keluar dari layar dan menyentuh jiwa para penonton tanpa memandang keberagaman usia, gender, etnis, dan bahasa. Saya harap dengan pemutaran film ini secara global dapat melanjutkan dan menginspirasi tiap individu yang menonton untuk makin memperlakukan sesama dengan hormat, sehingga akhirnya dapat membawa kita semua ke hari esok yang lebih baik.”

WishMakers terpilih dari 456 film dari seluruh dunia. Java International Film & Culture Festival merupakan sebuah festival film berskala internasional yang berfokus untuk mempromosikan film sebagai cerminan budaya, peradaban, dan untuk mendukung para pembuat film independen.

Java International Film & Culture Festival bekerja sama dengan Majelis Adat Budaya Keraton Nusantara (Madukara), dan acaranya diadakan di Kerajaan Amarta Bumi, Jawa Tengah. Acara sakral dan prestisius tersebut dipenuhi dengan para VIP dan tamu undangan, yang dihadiri langsung oleh para raja dan ratu; Raja Amarta Bumi, Sri Anglung Prabu Punta Djajanagara Cakrabumi Girinata, Ratu Amarta Bumi, Kanjeng Ratu Dinar Retno Djenoli, Raja Talo, Makassar, H. A. A. Rauf Maro dan Ratunya; Sultan, Ratu dan Pangeran Indrapura, Sumatera Barat, Raja dan Ratu Puri Pemecutan Bali, Ratu Petuanan Tanah Rata Kokoda, Putri Aceh Tamiang, Raja Aceh Darussalam, Raja, Ratu dan Pengeran Pamekasan, Raja dan Ratu Gorontalo, Raja Sukapura, Pangeran Kanoman Cirebon, Pangeran Sumenep, Raja Batak Seribu Raja. Onarungu. P. Samosir, Pangeran Surakarta, dan Pangeran Bangkalan. Acara ini juga dihadiri oleh Hutomo Mandala Putra, dan Laksamana (Purn) Tedjo Edhi; Mantan Menteri Kordinator Politik, Hukum dan, Keamanan RI.

Berita lain:
Film Iran Terbaik di Festival Film Toleransi Internasional