HOME SINEAS REVIEW



     

Festival Film Internasional Bagi Kesetaraan Wanita

Dilangsungkan di Bali

Setelah menyeleksi 5 dari 565 film yang diterima sejak pendaftaran dibuka pada bulan April tahun lalu, International Film Festival For Women, Social Issues & Zero Discrimination (IFFWSZ) menjatuhkan gelar Film Terbaik pada film WishMakers karya sutradara perempuan Cheryl Halpern dari Amerika Serikat. WishMakers merupakan sebuah film dokumenter tentang komunitas berkebutuhan khusus yang bekerja di sebuah perkebunan anggur. Fim ini dipilih karena membawa pesan kuat tentang perempuan dengan kebutuhan khusus yang berusaha melawan pandangan orang yang mendiskriminasi kaum berkebutuhan khusus yang dianggap ‘beban’ bagi masyarakat.

Damien Dematra selaku founder dan director dari festival ini mengatakan, “Festival perempuan ini membuka mata saya akan banyaknya isu perempuan yang masih harus diperjuangkan. Saya harap festival ini dapat menginspirasi dunia,” ucap pria yang telah meraih lebih dari 500 penghargaan tersebut.

Duta Perempuan, Natasha Dematra, menyatakan, “Isu kesetaraan gender harus menjadi hal yang diperjuangkan oleh para perempuan dan lelaki. Pikiran yang terbuka dan toleransi kepada sesama merupakan dua dari banyaknya hal yang dapat dilakukan sebagai awal membuat dunia yang aman dan tentram bagi kedua belah pihak,”

Dalam rangka perayaan Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 8 Maret dan Hari Anti Diskriminasi Internasional yang jatuh pada tanggal 1 Maret, yang peringatannya diinisiasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), International Film Festival for Women, Social Issues, and Zero Discrimination (IFFWSZ) dan World Woman Awards (WAA) memilih Bali sebagai tempat perhelatan berskala internasional tersebut digelar.

Putera Mahkota Puri Agung Blahbatu Bali, Anak Agung Ngurah Kakarsana, atas nama seluruh masyarakat Bali dan kerajaan-kerajaan yang berada di Bali mengucapkan selamat datang dan menyambut baik para sineas internasional yang hadir langsung dalam festival ini dan berharap kedepannya festival ini dapat diadakan di Puri Agung Blahbatu yang sudah berdiri sejak tahun 1583. Sineas yang hadir langsung diantaranya Teresa Mullar dari Amerika Serikat, Hiromi Takagi dari Jepang, dan Cheryl Halpern dari Amerika Serikat.

Pada tahun lalu, IFFWSZ menganugerahkan penghargaan khusus kepada 3 (tiga) tokoh perempuan yang dianggap membawa perubahan: Menteri Sosial Indonesia Khofifah Indar Parawansa, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc. dan Direktur Utama LPP RRI Dra. Rosarita Niken Widiastuti. Tahun ini, IFFWSZ memilih isu kesetaraan gender sebagai isu utama.

Berikut 4 (empat) isu yang diangkat:
– Perlindungan kepada pekerja perempuan
– Penghapusan kekerasan perempuan
– Kebijakan publik yang pro kepada perempuan difabel
– Hak kesetaraan gender

Festival ini bekerjasama dengan beberapa festival film international lainnya, di antaranya International Movie Awards, Filmmakers World Festival, World Short Directors Awards, Documentary Cinema Prize, dan World Social Heroes Prize.
Penyelenggaraan festival ini mendapat dukungan penuh Dewan Kreatif Rakyat (DKR), Russian Culture Centre, World Film Council, i-Hebat International Volunteers, Film Festivals Alliance dan Radio Republik Indonesia sebagai media partner.

Berita lain:
'Senyuman' Natasha Dematra Jadi Viral di Medsos
Natasha Dematra Raih 5 Nominasi di Festival Film Bergengsi di London
Sutradara Termuda di Dunia, Natasha Dematra, Raih Gelar Bangsawan
Natasha Dematra Akan Luncurkan Album Cinta Untuk Semua di Hari Toleransi Dunia
Natasha Dematra Raih Penghargaan Kemanusiaan dan Keberagaman di AS