Peringatan
Hari Perdamaian Sedunia 21 September dirayakan dengan meriah oleh
para raja dan sultan Nusantara bersama Festival Film Perdamaian
International Film Festival for Peace, Inspiration and Equality (IFFPIE)
di Bali beberapa waktu yang lalu.
Pemenang Film
Terbaik, yang diumumkan oleh Duta Perdamaian Natasha Dematra, jatuh
pada In the Name of Peace: John Hume in America besutan sutradara
Maurice Fitzpatrick. Film ini berkisah tentang aktivis Irlandia
peraih Nobel Perdamaian, John Hume, dan perannya untuk Irlandia di
Amerika. Film Terbaik World Humanitarian Awards diberikan pada film
An Open Door: Holocaust Haven in the Philippines yang berkisah
tentang peran Filipina menyelamatkan 1.200 korban holocaust. Sineas
terkenal asal Amerika Serikat, Noel Izon dan Kathryn Izon hadir
langsung untuk menerima penghargaan istimewa tersebut.
Di samping
penghargaan Film Terbaik, IFFPIE juga memberikan penghargaan khusus
The Highest Honor of Peace Prize pada beberapa tokoh dunia, di
antaranya adalah peraih nobel John Hume, Presiden Amerika ke-42 Bill
Clinton, Presiden Amerika ke-39 Jimmy Carter, Mantan Perdana Menteri
Inggris John Major, Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair, dan
sineas wanita Amerika Serikat pejuang perdamaian Cheryl Halpern.
Acara Malam
Penghargaan ini dibuka oleh Sri Anglung Prabu Punta Djajanagara
Cakrabuana Girinata dan dihadiri oleh Kanjeng Ratu Dinar Retno
Djenoli dari Keraton Amarta Bumi, Jawa Tengah, Anak Agung Ngurah
Agung B. Erawan dari Puri Karambitan, Bali, Haji Andi Abdul Rauf
Maro Daeng Marewa dan Permaisuri Fatma Irwan dari Kesultanan Tallo,
Makassar, Teuku Marini dan Dr. Yudi Relawanto, SH. MBA. dari
Kerajaan Tamiane, Aceh, Ir. KPH Randi Indra Syahdan dan Kompol Puti
Elda dari Kesultanan Indrapura, Sumatera Barat, Ratu Petuanan Tanah
Rata Koko Imeko dari Papua Barat, Drs. Haji A. Mahyuddin AM,MM dari
Kerajaan Selayar, Anak Agung Ngurah Panji Astika dari Puri Anom,
Anak Agung Harimbawa, I Gusti Ayu Rai, Anak Agung Putra Dharma
Nuraga dari Puri Pemecutan, Jero Penyarikan Artawan dan Jero
Penyarikan Martini dari Pura Ulandanu dan lainnya. Acara ini
dimeriahkan dengan berbagai tarian daerah yang membawa pesan kuat
tentang keberagaman dan perdamaian.
Damien Dematra
selaku founder dan director festival yang sebelumnya pernah
memberikan penghargaan kepada bintang-bintang Hollywood Alice Krige
dan Robin Shou tersebut mengatakan terima kasih yang
sedalam-dalamnya pada para raja dan ratu yang datang dari berbagai
penjuru tanah air. Dalam pidatonya, Damien juga mengatakan bahwa ada
3 krisis besar yang sedang mengancam dunia saat ini: Rohingya, Timur
Tengah dan Korea Utara. Ia berharap Hari Perdamaian Sedunia dapat
mengingatkan para pemimpin dunia untuk lebih menahan diri agar tidak
terjadi perang antar umat manusia. Ia juga berharap agar acara itu
dapat memberikan pengaruh bagi perdamaian.
Ketua Majelis
Adat Budaya Keraton Nusantara, Sri Anglung Prabu Punta Djajanagara
Cakrabuana Girinata, dalam pidato pembukaannya mengatakan di masa
ini, perdamaian semakin jauh karena paham individualisme dan
hedonisme. Sang Raja berharap bahwa agama janganlah menjadi alasan
terjadinya konflik; agama seharusnya dimengerti dan mengeratkan
sesama manusia, bukan menciptakan konflik. Ia menambahkan agar
cita-cita menuju perdamaian dapat tercapai, kita tidak boleh patah
semangat, karena perdamaian adalah hakikat kita semua.
Festival ini
bekerja sama dengan International Film Competition (IFCOM), World
Humanitarian Awards, dan didukung oleh Majelis Adat Budaya Keraton
Nusantara, Dewan Kreatif Rakyat (DKR), World Film Council, Film
Festivals Alliance, i-Hebat International Volunteers, dan Radio
Republik Indonesia (RRI) sebagai media partner.
|