(Jakarta, 18
Februari) Dalam rangka menyambut Hari Perempuan Internasional (8
Maret) dan Hari Anti Diskriminasi Internasional (Zero Discrimination
Day tanggal 1 Maret) yang peringatannya diinisiasi oleh Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), Dewan Kreatif Rakyat (DKR) akan mengadakan
International Film Festival for Women, Social Issues, and Zero
Discrimination (IFFWSZ), sebuah festival film internasional yang
berkaitan dengan isu-isu tentang wanita, masalah sosial, dan
persamaan hak tanpa diskriminasi.
IFFWSZ telah
membuka pendaftarannya sejak bulan Mei tahun lalu dan hingga kini
telah terkumpul 425 film. Dari 425 film ini, sekitar 75 film akan
diputar dari tanggal 6 Maret sampai dengan 20 Maret 2016 di Pusat
Kebudayaan Rusia, Kemenpora, Teras Cibulan Cafe, Bioskop Rakyat, dan
berbagai tempat lainnya dalam bentuk Bioskop keliling. Film-film
yang diputar dapat ditonton secara gratis. Kali ini, IFFWSZ
bekerjasama dengan beberapa festival internasional lainnya, yaitu
International Movie Awards dan Filmmakers World Festival.
Damien Dematra
selaku founder dan director dari festival ini mengatakan “Festival
perempuan seperti ini perlu diadakan, untuk menunjukkan kepada dunia
bahwa ada banyak perempuan pejuang di luar sana, mengingat di zaman
modern seperti ini masih banyak ditemukan diskriminasi kepada kaum
perempuan,” ujar sutradara berpakaian serba hitam ini.
Dalam
rangkaian festival ini Dewan Kreatif Rakyat bekerjasama dengan
Kementerian Pemuda dan Olahraga akan melakukan pencarian bakat
"Indonesian Young Filmmakers", untuk merekrut 30 pemuda Indonesia
berbakat yang akan menerima beasiswa untuk dilatih secara insentif
selama 6 bulan untuk menjadi filmmakers profesional yang siap
mengharumkan nama Indonesia di ajang tingkat dunia. Deputi Bidang
Pemberdayaan Pemuda Kemenpora Dr. Yuni Poerwanti, M.Pd mengatakan
pelatihan ini adalah kelanjutan dari kerjasama DKR dengan Kemenpora
yang sudah berlangsung sejak tahun 2015, sebagai bentuk komitmen
untuk melahirkan sineas-sineas muda berprestasi. Komitmen ini
sebagai ungkapan semangat dan panggilan batin perempuan dengan tulus
dan ikhlas harus selalu berjuang mewujudkan pemuda maju melalui
bidang perfilman, yang tidak dapat dipandang sebelah mata, akan
tetapi bidang yang menjanjikan bagi pemuda untuk berkarya nyata baik
di tingkat nasional maupun internasional.
Dirut LPP RRI
Rosarita Niken Widiastuti menyambut baik penyelenggaraan Festival
Film untuk perempuan karena Film dapat memberikan inspirasi bagi
kaum perempuan untuk dapat mengambil peran yang optimal, baik
diranah domestik (keluarga) maupun peran di ranah publik. Melalui
Festival Film untuk perempuan diharapkan dapat meningkatkan
kepedulian masyarakat untuk pengarus utamaan gender dan upaya
peningkatan kualitas dan peran perempuan pada semua aspek kehidupan,
agar mencapai persamaan derajat yang lebih besar antara perempuan
dan laki-laki sehingga perempuan terintegrasi sepenuhnya dalam
pembangunan nasional.
Pada acara ini
juga akan di luncurkan Album Musik Video “Karena Aku Perempuan”
karya Natasha Dematra yang didedikasikan kepada seluruh perempuan di
dunia. Musik Video “I Will Survive” dipilih sebagai lagu utama dari
Album Musik Video ini. Lagu ini dipilih karena mengangkat isu anti-kekerasan
kepada seluruh perempuan di dunia. "I Will Survive" menceritakan
tentang kehidupan seorang pemulung perempuan cacat yang diperankan
oleh aktris peraih banyak penghargaan internasional Virda anggraini,
yang menerima hidup dengan senyuman walaupun penuh keterbatasan
sampai suatu hari kehormatan satu-satunya yang ia miliki direnggut
oleh sopir angkot. Dia harus memilh antara mengugurkan kandungannya
atau memperjuangkan nasib kehidupan bagi sang janin.
Di samping itu,
panggilan batinnya untuk dapat mendidik anak-anak putus sekolah
memaksa dia untuk belajar menulis dan membaca secara otodidak.
Perjuangannya menjadi simbol perjuangan perempuan yang terpinggirkan
di berbagai pelosok dunia namun memiliki semangat pantang menyerah.
Natasha
Dematra yang juga merupakan Duta Perempuan mengatakan “Saya ingin
mencoba menginspirasi dunia dengan cara kreatif. Saya harap dengan
adanya album musik film ini dapat menginspirasi kaum perempuan untuk
terus berkarya dan berprestasi tanpa batasan gender dan diskriminasi,”
ujar sutradara perempuan termuda di dunia ini.
Menurut Dedeh
Kurnasih selaku Sekjen dari DKR, yang membuat festival film kali ini
berbeda karena akan diluncurkannya Bioskop Rakyat dalam bentuk
Bioskop keliling dimana film film pemenang akan dapat diputar
diberbagai tempat hingga pelosok. Hal ini dimungkinkan atas dukungan
penuh dari Lulita Milasari, Founder and CEO Milsa Group dan
Kemenpora. Menurut Dedeh, festival ini dapat terselenggara atas
kerjasama Dewan Kreatif Rakyat, Kemenpora, Russian Culture Centre,
Teras Cibulan, World Film Council, i-Hebat International Volunteers,
Yayasan Peduli Anak Indonesia pimpinan artis senior Erna Santoso,
dan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai media partner dan
penyelenggara.
|