Duta Ham Natasha Dematra yang juga dikenal sebagai sutradara muda
dan artis film, beberapa waktu yang lalu menyampaikan pidato
kebudayaannya di Auditorium Radio Republik Indonesia dan dihadiri
oleh ratusan aktifis HAM, sineas-sineas internasional dan wartawan.
Dalam pidatonya Natasha memohon kepada generasi saat ini untuk tidak
mewariskan perang, kekerasan dan kebencian kepada generasi
berikutnya. Demikian isi lengkap pidato gadis berusia 17 tahun yang
sangat peduli dengan isu-isu kemanusiaan ini:
Kita semua berkumpul disini atas nama kemanusiaan. Saya berdiri
disini hari ini untuk berbicara atas nama kakak dan adik-adik saya
yang menderita karena pelanggaran HAM. Seperti yang telah anda
dengar dari berita, pada tanggal 14 Januari, Jakarta, diserang
teroris. Mereka menyerang Jakarta di jalanan utamanya. Untungnya,
beberapa polisi terbaik kita sedang ada disana. Mereka kaget, namun
berhasil menanganinya dengan baik. Tapi sulit untuk dibayangkan dan
turut berduka cita karena negeri kami kehilangan empat manusia tak
bersalah dari serangan tersebut dan empat teroris terbunuh. Namun
banyak yang terluka dan beberapa masih dalam koma.
Semua serangan ini, membuat saya sampai kepada satu kesimpulan bahwa
kita semua sedang dalam krisis perdamaian dan kemanusiaan. Kita ada
di dunia, dimana mengacungkan pistol kepada sesama adalah hal yang
sangat mudah. Lalu, apa yang dirasakan generasi muda tentang dunia
kita sekarang ini? Kita tidak merasa aman dengan serangan-serangan
ini. Kita merasa sedih dengan serangan-serangan ini. Kita bertanya
kepada diri kita setiap hari, kenapa hal-hal seperti ini terjadi?
Kenapa kita saling membunuh? Kenapa mudah sekali membunuh sesama
hanya dalam beberapa menit? Dan kenapa kita semua tidak bisa hidup
bersama dalam damai?
Jadi, hari ini saya telah memutuskan untuk meminta kepada semua
orang yang terlibat dalam serangan-serangan ini.
Saya mohon, atas nama kakak dan adik-adik saya, terutama generasi
muda di luar sana. Tolong, jangan tinggalkan generasi kami, sebuah
generasi perang, generasi pembenci dan generasi kekerasan.
Kami mohon, tolong jangan membuat generasi kami harus melanjutkan
perang yang kalian berikan kepada kami, sekarang.
Kami mohon, tolong berikan kami sebuah kehidupan yang pantas dan
sebuah dunia dimana kami bisa menjalankan takdir kami dengan tenang.
Karena adalah Hak Asasi kami untuk hidup dalam dunia yang damai.
Saya berharap, untuk melihat hidup saya sepuluh tahun kedepan akan
menjadi hidup yang penuh damai, cinta dan kebebasan. Saya berharap,
untuk melihat kehidupan generasi muda sekarang, dalam sepuluh tahun
kedepan dapat hidup dengan tenang tanpa takut akan serangan saat
sedang berjalan di jalanan.
Saya berharap, untuk melihat kehidupan anak-anak saya kelak, dapat
melewati masa kecilnya dengan bahagia tanpa perlu melihat peperangan
disekitarnya.
Maka, mari kita berhenti sekarang. Mari kita berhenti mengacungkan
pistol kepada sesama dan mulai mencintai.
Mari kita berhenti sekarang. Mari kita berhenti menge-bom dan mulai
memberi.
Maka, mari kita mulai menerima sesama tidak dari warna kulitnya, ras
mereka, gender mereka namun lewat karakter mereka.
Mari kita mulai membuka mata kita dan melihat bahwa kita semua
adalah keluarga dibawah satu Tuhan.
Karena bila bukan kita, generasi kalian, generasiku, lalu siapa?
Bila tidak sekarang, mulai detik ini, lalu kapan?
Terimakasih banyak.
|