Jakarta (25/5/2016) International Film Festival for Environment,
Health, and Culture (IFFEHC) kembali hadir di Jakarta. Salah satu
festival lingkungan hidup terbesar di Asia Pasifik, yang pesertanya
berasal dari berbagai negara di penjuru dunia ini, mengumumkan
Nominasi Film Terbaiknya hari ini.
Nominasi Film Terbaik IFFEHC tahun ini adalah :
Brussels, the Wild Side, disutradarai oleh Bernard Crutzen
HOME, disutradarai oleh Yann Arthus-Bertrand
My Name is Salt, disutradarai oleh Farida Pacha
Ruben, disutradarai oleh Frederik Wolff Teglhus & Anders Drud Jordan
A Knee Up, disutradarai oleh Jeremy Kagan
HOME karya sutradara asal Perancis, Yann Arthus-Bertrand dan
diproduseri oleh sutradara kawakan Luc Besson (Taxi, Lucy, Nikita,
The Messenger: The Story of Joan of Arc, The Lady, The Fifth
Element, Atlantis, dll) merupakan sebuah film dokumenter yang
digadang-gadang oleh banyak pihak sebagai ‘film perubah dunia’. Film
ini mengangkat tema tentang lingkungan sekitar kita yang telah rusak
dan bagaimana memperbaikinya. Film ini merupakan film yang telah
mengubah banyak masyarakat dunia untuk lebih peduli terhadap
lingkungan. HOME dinarasikan oleh sang sutradara bersama dengan
aktris Salma Hayek, aktris 6 nominasi Oscar; Glenn Close, Jacques
Gamblin, dan aktris asal Cina; Zhou Xun.
Calon
film pemenang lainnya, My Name is Salt, merupakan film dokumentasi
hasil observasi sutradara wanita Farida Pacha terhadap kehidupan dan
pergulatan keluarga petani garam di sebuah daerah gurun di Gujarat,
demi menghasilkan garam terbaik. Film yang dibuat dalam rentang
waktu delapan bulan ini menyuguhkan sinematografi yang apik dan
‘menghipnotis’ tentang kesederhanaan, kerja-keras, kegetiran, dan
proses menghasilkan garam itu sendiri.
Film-film ini bersaing ketat dengan film karya Jeremy Kagan, A Knee
Up. Jeremy Kagan sendiri merupakan petinggi Directors Guild of
America yang merupakan suatu asosiasi yang menaungi seluruh
sutradara di Amerika Serikat. Film A Knee Up sendiri merupakan film
pendek tentang seorang ayah yang sedang ‘galau’ karena harus
menjalani operasi lutut, sehingga menjadi uring-uringan terhadap
keluarganya.
Kandidat pemenang lainnya adalah film Ruben karya sutradara Frederik
Wolff Teglhus & Anders Drud Jordan, yang mengisahkan seorang
laki-laki yang tidak dapat membayangkan hidupnya apabila ia tidak
tinggal di hutan. Pemenang dari festival ini akan diumumkan pada
tanggal 30 Mei 2016.
Damien
Dematra selaku founder dan director festival berskala internasional
ini mengatakan, “Saya harap dengan adanya festival ini, dapat
membangun awareness kepada seluruh masyarakat dunia akan pentingnya
menjaga lingkungan hidup. Saya juga berharap festival ini dapat
menjadi ajang bagi seluruh pekerja seni yang ingin membuat perubahan
lewat film,” ujarnya dengan tersenyum.
Festival ini merupakan hasil kerjasama IFFEHC dengan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kementerian LHK). Festival ini
menjadi bagian dari rangkaian perayaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia
(World Environment Day) yang dilakukan oleh Kementerian LHK. World
Environment Day dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
dan peringatannya dilakukan secara mendunia setiap tanggal 5 Juni.
Festival ini bekerjasama dengan Asia Pacific International
Filmmakers & Awards (Apifa), World Film Awards (WFA) dan
International Film Festival For Family, Against Drug Abuse &
Trafficking (IFADAT), serta mendapat dukungan penuh Dewan Kreatif
Rakyat (DKR), Russian Culture Centre, World Film Council, i-Hebat
International Volunteers dan Yayasan Peduli Anak Indonesia, dan
Radio Republik Indonesia sebagai media partner.
|