HOME SINEAS REVIEW



     

Looking For Trouble Juarai World Humanitarian Awards 2016


Foto: Looking For Trouble Juara di World Humanitarian Awards
Film Looking For Trouble besutan sutradara Caroline Cuny dan Bryan Campbell dari negeri Paman Sam keluar sebagai juara utama 2016 festival film internasional yang mengutamakan film-film bertema kemanusiaan, World Humanitarian Awards.
Pengumuman tersebut dilaksanakan di Gedung Manggala Wanabakti, dalam acara Malam Puncak Festival Film Perdamaian dan Kemanusiaan yang dihadiri oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, Ibu Liy Wahid, raja dan ratu dari seluruh Nusantara, sineas-sineas dari mancanegara, artis-artis ibukota, aktivis dan budayawan tersebut.
Damien Dematra, selaku founder dan director festival tersebut mengatakan terpilihnya film Looking For Trouble dikarenakan film tersebut mengangkat sosok pahlawan yang belum banyak dikenal dunia namun sangat besar jasanya bagi kemanusiaan. Ia berharap dengan terpilihnya film tersebut, dunia akan terinspirasi dengan perjuangan sang tokoh bagi perdamaian dan persamaan hak yang diperjuangkan sang tokoh. Di samping itu, penyajian film dokumenter pendek ini berhasil membuat penonton untuk tetap menatap layar dan menjadi tergugah.
Sebelum memilih pemenang utamanya, festival yang telah menerima 203 film tahun ini telah memilih beberapa kandidat sebagai nominasi Film Terbaik-nya:
Alison disutradarai oleh Uga Carlini
Before Spring disutradarai oleh Ahmed Atef
Journey to a Miracle: Freedom from Insulin disutradarai oleh Ted Kay
Looking for Trouble disutradarai oleh Caroline Cuny, Bryan Campbell
THE EXTRAORDINARY JOURNEY OF LUCIUS DUMB (Human rights, your most useful instrument) disutradarai oleh MAITE RUIZ DE AUSTRI
The way home disutradarai oleh Begonia Randhav
War & Peace disutradarai oleh Mojtaba Yari
Looking For Trouble yang akhirnya terpilih sebagai pemenang utama menceritakan tentang tokoh kemanusiaan Fred Cuny, seorang insyiur teknik sipil, spesialis bantuan bencana, yang mendedikasikan hidup dan matinya untuk pekerjaan kemanusiaan di negara-negara tertinggal, demi perbaikan kebutuhan dasar sesama umat manusia.
Festival terselenggara atas kerja sama Dewan Kreatif Rakyat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Russian Culture Centre, World Film Council, i-Hebat International Volunteers, Radio Republik Indonesia (RRI).
Berita terkait:
- Tiga Menteri Indonesia Bersama 11 Negara Luncurkan World Environment Movement
"Forgiveness" dari Lebanon Juara di Festival Film Perdamaian IFFPI
- World Humanitarian Awards 2016 Usung Tema Lingkungan Hidup dan Kemanusiaan
- Pengumuman Nominasi Documentary & Short International Movie Award Jakarta
- Festival Film Perdamaian IFFPIE Akan Hadir Kembali di Jakarta