HOME SINEAS REVIEW



     

Film Kazakhstan dan India Juarai
International Film Festival di Jakarta




Pemenang IFFCRM, film NAA BANGGARU TALLI
(Dari kiri ke kanan: Ageng Kiwi, Rajesh Touchriver, Dr. Sunitha Krishnan, Lily Wahid,
raja Kutai Mulawarman, DR. HC. M.S.P. Alpiansyahrechza Fachlevie, Rudy Pesik (juri dan patron festival), Rektor Universitas Mercu Buana, Dr. Ir. Arissetyanto Nugroho,MM, dan Damien Dematra (founder dan director Festival)

(Jakarta, 28/11) Festival Film Internasional bertema spirituality, religion, dan visionary (IFFSRV) dan comedy, romance, and musical (IFFCRM) menggelar Award Ceremony di Teater Internasional Universitas Mercu Buana, Meruya, tanggal 28 November 2013 dihadiri oleh 30 sineas dari 10 negara, dan menetaskan para pemenang festival:

PANTCHBOT, disutradarai oleh Rashid Suleimenov dari Kazakhstan, mengambil kisah tentang kehidupan sebuah keluarga, di mana sang ayah menganut paham radikal Islam. Sang anak tidak diperbolehkan berhubungan dengan dunia luar, termasuk menonton TV, mendengarkan radio, bertelepon, atau bersekolah dan kesehariannya hanya bisa diisi dengan menghafal Al-Quran. Satu-satunya kebebasan yang dimilikinya adalah saat ia harus mengisi air dalam pipa di sisi lain dari desanya, sampai hal itu memperkenalkannya pada seorang guru.

Chayilyam disutradarai oleh Manoj Kana, India, berkisah tentang pentingnya tahap menstruasi bagi seorang gadis India, dalam kaitannya dengan sebuah ritual besar di Kerala, India, Theyyam.

NAA BANGGARU TALLI, disutradari oleh Rajesh Touchriver, India, adalah sebuah film berdasarkan kisah nyata yang memproyeksikan sisi manusia dari pandangan orang yang tersiksa dan disiksa. Mengambil seting India kelas menengah, kisah haru-biru ini menceritajan cinta seorang ayah pada putrinya dalam menghadapi masalah sex trafficking.

SKY BLUE COLLAR, digawangi sutradara Derek Frey dari USA mengambil kisah roman komedi seorang businessman dan tukang karpet. Bos mereka mendesak agar mereka tidak menjalin hubungan akrab, dan mereka pun diperhadapkan pada pertanyaan mendasar: bagaimana manusia bertahan hidup, dan untuk apa sebenarnya kita hidup?

Rangkaian acara Festival yang dimulai sejak Rabu, 27 November kemarin mendapat dukungan penuh Cinema XXI, Russian Culture Center, GAIB (Gerakan Artis Indonesia Berpeduli), dan Universitas Mercu Buana (UMB). Rektor Universitas Mercu Buana, Dr. Ir. Arissetyanto Nugroho,MM, menyatakan bahwa pada Opening Night (27/11) dilakukan Special Screening beberapa film karya anak bangsa yang berasal dari civitas academica Mercu Buana, antara lain berjudul Cinta Cita, Sepeda untuk Shania, Freshest, dan Black Box yang merupakan karya terbaik mahasiswa UMB, dan UMB turut bangga dapat menjadi penyelenggara festival film bertaraf internasional.

Selain Award Ceremony, pada tanggal 28 itu juga dilangsungkan Diskusi Film yang dilakukan para filmmakers festival dengan civitas academica Universitas Mercu Buana, dan ditutup dengan acara Special Show oleh artis-artis top ibukota, antara lain Dorce Gamalama, Ageng Kiwi, Natasha Dematra, Natha Narita si Goyang Blender, Adi Darma , Bobby Bolywood, Lia Emelia, Margin, Novita Sari, Duo Bidadari Dangdut, Adi Wijaya, Candra Wahyu , Haryo Talijiwo, yang tergabung dalam GAIB (Gerakan Artis Indonesia Berpeduli) pimpinan Ageng Kiwi yang menggalang acara pencarian dana bagi korban meletusnya Gunung Sinabung dan Taifun Haiyan.

Penayangan film-film festival ini akan diputar di Pusat Kebudayaan Rusia dan UMB tanpa dipungut bayaran, dan ditutup pada minggu ke-3 Desember. (fr)

Berita lain:
HANTU ASLI Tanpa Casting langsung Ikut Main DI HGC
Damien Dematra keringat dingin atas insiden ini, Dorce Gamalam Kabur Saat Shooting dengan Mobil Jeep
Film Pakistan dan Korea Utara Terbaik di IFFPIE 2013
DEWI PERSSIK JUAL DIRI HAMPIR 100 JUTA RUPIAH