(Jakarta, 28/11) International Film Festival
for Spirituality, Religion, and Visionary (IFFSRV)
kembali digelar. Pada tahun ke-2,
festival yang mengangkat tema-tema tentang toleransi, religi,
spiritual, dan visioner ini menyelenggarakan Malam Penganugerahan di
Planet Hollywood, Jakarta dan dibanjiri para artis, pejabat, dan
anggota masyarakat sebagai bagian dari perayaan Hari Toleransi
Sedunia yang jatuh pada tanggal 16 November 2014.
Di sela-sela Festival Film yang akan berlangsung hingga 5 Desember
ini, relawan internasional iHebat merekrut para sineas mancanegara
untuk jadi Duta Ekonomi Kreatif Indonesia dalam pelantikan yang
dilakukan di Pusat Kebudayaan Rusia (Kamis, 27 Nov). Dr. BRA
Mooryati Soedibyo sebagai sesepuh iHebat berpesan lewat Ketua iHebat,
Arie Rahmadani, agar para sineas ini dapat mempromosikan Indonesia
di negaranya masing-masing.
711 film dari seluruh dunia ikut serta untuk diseleksi sejak
pendaftarannya dibuka. Damien Dematra, founder dan director
International Film Festival mengatakan bahwa salah satu pertimbangan
utama pemilihan film terbaik dalam festival ini merujuk pada tujuan
festival yang antara lain adalah mempererat toleransi antar agama,
membangun hubungan yang sehat dalam masyarakat, serta mempererat
komunikasi dengan Sang Khalik; terlepas dari perbedaan jenis kelamin,
agama, ras, dan status ekonomi.
Jalaludin Rachmat, anggota Komisi Komisi VIII DPR RI, yang hadir
dalam acara Malam Penganugerahan (26/11) memberikan apresiasi atas
terselenggaranya IFFSRV 2014, sebuah film festival berskala
internasional pengusung tema toleransi, yang diadakan oleh anggota
masyarakat yang tidak mendapat tugas dari pemerintah; karena pada
dasarnya, festival ini telah mempromosikan Indonesia. Menurutnya,
selama ini kaum birokrat yang lebih banyak diberi apresiasi. Apalagi,
Indonesia saat ini sedang berada dalam cengkaraman kelompok-kelompok
intoleransi. “Sudah saatnya menyikapi intoleransi dengan tidak
berintoleransi, menghadapi kekerasan dengan tidak kekerasan, tapi
dengan karya-karya yang kreatif tanpa menambah pertengkaran dan
perdebatan. Saya harap untuk menjadi Indonesia yang lebih baik lagi,
dan membuat Indonesia dengan banyak terobosan dengan gagasan kreatif
dan pemerintahan yang kreatif,” tuturnya lugas.
Festival ini bekerja sama dengan Film Festivals Alliance dan sisters
festival dan partner-partner festival internasional yaitu
International Film Festival for Documentary, Short, and Comedy,
International Film & Photography FESTIVAL, Documentary and Short
International Movie Award, dan Filmmakers of the Year Film
Festivals, dan mendapat dukungan penuh cinema XXI, Russian Culture
Center, GAIB, Gerakan Peduli Pluralisme (GPP), IWAPI melalui Ketua
Umumnya, Elza Syarief, dan iHebat International Volunteers (Relawan
Indonesia Hebat) yang bertujuan mempromosikan ekonomi kreatif
Indonesia.
Elza Syarief mengatakan pada pers dan para sineas mancanegara yang
hadir di Russian Culture Center, Jakarta, Kamis (27/11) dalam acara
pelantikan sineas mancanegara sebagai duta iHebat, bahwa IWAPI ingin
bergabung dan mendukung perfilman di Indonesia. “Indonesia menganut
filosofi yang tinggi yaitu Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti walau
kita berbeda-beda baik suku, budaya, agama, dan kepercayaan, namun
di Indonesia tumbuh subur perdamaian dan rasa toleransi yang tinggi.
Dengan diangkatnya sikap dan pandangan hidup orang Indonesia ini,
diharapkan dapat menjadi inspirasi kedamaian dunia dan mengeliminasi
diskriminasi di dunia," ungkapnya.
Lebih lanjut, dalam acara ini, Kanjeng Pangeran Norman Hadinegoro
dari Forum Silaturahim Keraton se-Nusantara (FSKN) memberi sambutan
dan menyatakan tentang pentingnya ekonomi kreatif agar dikembangkan
kemudian harinya melalui industri perfilman. “Ekonomi Kreatif adalah
industri besar jika kita ingin mengembangkan budaya lokal, kuliner,
dan tradisinya. Jika Anda datang ke Papua, Padang, Toraja, kemudian
disebar untuk mendokumentasikan walaupun tanpa sponsor namun dapat
datang. Hanya orang-orang yang independen yang mau datang kemari.
Saya yakin Pusat Perfilman saja tidak mengetahui kegiatan ini.
Keraton Surakarta saja mati suri. Wong pemerintah saja tidak
membiayai. Jangan terpengaruh dengan partai dan politik. Lebih baik
independen saja. Tampilkan karya karya anda di Youtube. Tolong
tradisi ini dikembangkan. Kalau perlu bisa masuk Istana. Namun
sifatnya lembaga sendiri dan tidak usah masuk ke dalam Departemen
Pariwisata. Lembaga sendiri. Ekonomi Kreatif.”
Sebelumnya, pada malam Pembukaan di Planet Hollywood telah ini
diluncurkan klip lagu A Salute to Jokowi oleh Natasha Dematra
ciptaan Damien Dematra, yang merupakan bentuk apresiasi dan dukungan
pada Presiden Jokowi yang dianggap tokoh yang toleran dan visioner
sesuai dengan visi festival ini. (link youtube: http://goo.gl/mQEAvT)
Videoklip ini didukung oleh ratusan penari, penyanyi, seniman, dan
relawan pendukung Jokowi.
Pemenang festival IFFSRV: Nobody garapan sutradara muda
Kanada yang telah memenangkan banyak penghargaan, Jonathan Dubsky.
Nobody bercerita tentang kekosongan jiwa seorang wanita yang secara
kasat mata memiliki segalanya: tunangan yang tampan dan berprestasi,
harta, dan kecantikan. Namun saat melihat seorang wanita tuna wisma
di pinggir jalan yang hidupnya papa namun sangat bahagia, hatinya
yang selalu merasa ‘ada sesuatu yang kurang’ menjadi terusik. Dan ia
akhirnya mendalami apa arti sejati menjadi ‘nobody’.
Pada tahun lalu, The Lady in Number 6, salah satu film
pemenang festival IFFSRV, setelah berjaya di Jakarta, melaju dan
meraih piala Oscar 2014 di Hollywood. Diharapkan Nobody juga
bisa mengikuti jejaknya.
Penayangan film-film festival ini sendiri akan dilakukan selama
seminggu sejak hari Kamis, tanggal 26 November di Pusat Kebudayaan
Rusia pukul 10 pagi hinggal 6 malam, tanpa dipungut bayaran.
|