A.T.M |
Review lain:About TimeAdrianaAir Mata Terakhir BundaCahaya KecilCaptain PhillipsEscape PlanFLUHati ke HatiInsidious: Chapter 2JobsKiller ToonMachete KillsMake MoneyMalam 1000 BulanManusia Setengah SalmonMetallica: Through the NeverNoah, Awal SemulaPantai SelatanPetualangan si AdiPrisonersRomantiniRushSnowpiercerSokola RimbaTaman LawangThe ButlerThe CounselorThe Family (Malavita)The Hunger Games: Catching FireThe IcemanThe Spy: Undercover Operation
|
Dihadang Sosok Malaikat Maut Misterius di
Pelataran
|
|
A.T.M adalah singkatan Automated Teller Machine yang dengan ilmu otak-atik gatuk diindonesiakan menjadi Anjungan Tunai Mandiri, tempat pengambilan uang bagi pemilik kartu debet. Banyak ATM buka 24 jam nonstop, tak kurang juga cerita kriminil mengenai nasabah yang dikuras uang simpanannya dengan cara dihipno atau digendam. Tapi dalam film bertajuk singkat ini yang terjadi adalah pembantaian oleh sesosok misterius!Dua pemuda dan seorang gadis, karyawan-karyawati perkantoran, sepulang pesta libur jelang Natal, tengah malam singgah ke ATM karena kehabisan uang untuk jajan pizza. Namun munculnya sosok misterius di pelataran parkir membuat mereka ngeri kembali ke mobil. Dan tindakan si tokoh misterius memang keji dan sadis saat menghabisi seorang lelaki tua yang tengah membawa anjingnya, serta seorang satpam. Berbagai teror yang dilakukannya makin menciutkan hati ketiga tokoh yang terjebak dalam gerai ATM tersebut…Peristiwa seperti ini bisa saja dialami oleh kita semua, karena berbagai alat bantu seperti misalnya ponsel tertinggal dalam mobil. Juga sikap pengecut kedua tokoh lelaki yang begitu ketakutan dan tidak berpikir untuk nekat melawan kecuali sudah sangat kepepet membuat penonton gregetan. Toh saat menyimak sebuah film tak jarang penonton melihat hal-hal tak logis hingga menggelitik otak, misalnya kenapa mereka memarkir mobil jauh dari gerai ATM padahal pelataran kosong melompong? Namun di atas cacat kecil ini, masalah terbesar seperti apa sejatinya motivasi si tokoh misterius dan siapa jati dirinya tak pernah terungkap. Boleh saja diduga, bahwa dia adalah pakar kriminil yang berhasil merekayasa kejahatan sempurna dengan perhitungan cermat mengenai sudut pandang CCTV hingga kehadirannya lolos dari rekaman mata kamera. Atau perihal dirinya baru akan diungkap dalam film keduanya (kalau kelak dibuat), seperti sequel-sequel film Shaw.Bujet film ini kecil (untuk ukuran Amerika) hanya $ 3 juta, maklum bukan produksi Hollywood melainkan Kanada, perolehannya tidak besar pula, mungkin karena belum beredar meluas. Sutradara dan para bintangnya pun belum kondang. Kita lihat Brian Geraghty baru mendukung Denzel Washington dalam Flight, Alice Eve ikut mendukung Men in Black 3, Josh Peck (bukan anak aktor legendaris Gregory Peck) bermain dalam Red Dawn. Tak urung penulis skenario Chris Sparling pernah menulis film tegang minimalis luar biasa Buried (Ryan Reynolds bermain tunggal sepanjang film sebagai korban yang dikubur hidup-hidup dalam peti mati di gurun pasir Irak).Disebut minimalis karena pada hakekatnya cerita film ini hanya berlangsung semalam, dari bubar kantor sampai subuh dengan tiga pemain serta satu tempat belaka, gerai ATM dengan pelatarannya. Film terkenal yang berlokasi tunggal antaranya Phone Booth (2002) arahan Joel Schoemacher di mana Colin Farrel terkurung dalam sebuah box telepon umum dan diincar sniper misterius.
Film ini cocok bagi penggemar thriller berdarah a la The Hitcher,
Scream, dan I Know What You Did Last Summer, dengan kualitas KW 2,
terutama karena pilihan open ending. Terus terang rasanya sineas
kita mampu bikin film tegang begini dengan biaya hanya 10 persen,
yang dibutuhkan adalah skenario kuat dan para pemain yang meyakinkan
aktingnya! ***
|
|
Review oleh: Yan Widjaya, seorang wartawan film senior, pengulas, penulis, dan novelis.Twitter @yan_widjaya |