A.T.M
adalah singkatan Automated Teller Machine yang dengan ilmu otak-atik
gatuk diindonesiakan menjadi Anjungan Tunai Mandiri, tempat
pengambilan uang bagi pemilik kartu debet. Banyak ATM buka 24 jam
nonstop, tak kurang juga cerita kriminil mengenai nasabah yang
dikuras uang simpanannya dengan cara dihipno atau digendam. Tapi
dalam film bertajuk singkat ini yang terjadi adalah pembantaian oleh
sesosok misterius!
Dua pemuda dan seorang gadis, karyawan-karyawati perkantoran,
sepulang pesta libur jelang Natal, tengah malam singgah ke ATM
karena kehabisan uang untuk jajan pizza. Namun munculnya sosok
misterius di pelataran parkir membuat mereka ngeri kembali ke mobil.
Dan tindakan si tokoh misterius memang keji dan sadis saat
menghabisi seorang lelaki tua yang tengah membawa anjingnya, serta
seorang satpam. Berbagai teror yang dilakukannya makin menciutkan
hati ketiga tokoh yang terjebak dalam gerai ATM tersebut…
Peristiwa seperti ini bisa saja dialami oleh kita semua, karena
berbagai alat bantu seperti misalnya ponsel tertinggal dalam mobil.
Juga sikap pengecut kedua tokoh lelaki yang begitu ketakutan dan
tidak berpikir untuk nekat melawan kecuali sudah sangat kepepet
membuat penonton gregetan. Toh saat menyimak sebuah film tak jarang
penonton melihat hal-hal tak logis hingga menggelitik otak, misalnya
kenapa mereka memarkir mobil jauh dari gerai ATM padahal pelataran
kosong melompong? Namun di atas cacat kecil ini, masalah terbesar
seperti apa sejatinya motivasi si tokoh misterius dan siapa jati
dirinya tak pernah terungkap. Boleh saja diduga, bahwa dia adalah
pakar kriminil yang berhasil merekayasa kejahatan sempurna dengan
perhitungan cermat mengenai sudut pandang CCTV hingga kehadirannya
lolos dari rekaman mata kamera. Atau perihal dirinya baru akan
diungkap dalam film keduanya (kalau kelak dibuat), seperti
sequel-sequel film Shaw.
Bujet film ini kecil (untuk ukuran Amerika) hanya $ 3 juta, maklum
bukan produksi Hollywood melainkan Kanada, perolehannya tidak besar
pula, mungkin karena belum beredar meluas. Sutradara dan para
bintangnya pun belum kondang. Kita lihat Brian Geraghty baru
mendukung Denzel Washington dalam Flight, Alice Eve ikut mendukung
Men in Black 3, Josh Peck (bukan anak aktor legendaris Gregory Peck)
bermain dalam Red Dawn. Tak urung penulis skenario Chris Sparling
pernah menulis film tegang minimalis luar biasa Buried (Ryan
Reynolds bermain tunggal sepanjang film sebagai korban yang dikubur
hidup-hidup dalam peti mati di gurun pasir Irak).
Disebut minimalis karena pada hakekatnya cerita film ini hanya
berlangsung semalam, dari bubar kantor sampai subuh dengan tiga
pemain serta satu tempat belaka, gerai ATM dengan pelatarannya. Film
terkenal yang berlokasi tunggal antaranya Phone Booth (2002) arahan
Joel Schoemacher di mana Colin Farrel terkurung dalam sebuah box
telepon umum dan diincar sniper misterius.
Film ini cocok bagi penggemar thriller berdarah a la The Hitcher,
Scream, dan I Know What You Did Last Summer, dengan kualitas KW 2,
terutama karena pilihan open ending. Terus terang rasanya sineas
kita mampu bikin film tegang begini dengan biaya hanya 10 persen,
yang dibutuhkan adalah skenario kuat dan para pemain yang meyakinkan
aktingnya! ***
- Nilai: 55
|