HOME SINEAS KABAR



     

THE ICEMAN

Review lain:
A.T.M
About Time
Adriana
Air Mata Terakhir Bunda
Cahaya Kecil
Captain Phillips
Escape Plan
FLU
Hati ke Hati
Insidious: Chapter 2
Jobs
Killer Toon
Machete Kills
Make Money
Malam 1000 Bulan
Manusia Setengah Salmon
Metallica: Through the Never
Noah, Awal Semula
Pantai Selatan
Petualangan si Adi
Prisoners
Romantini
Rush
Snowpiercer
Sokola Rimba
Taman Lawang
The Butler
The Counselor
The Family (Malavita)
The Hunger Games: Catching Fire
The Spy: Undercover Operation

 

 

 

 

 

Kisah Nyata Seorang Pembunuh Bayaran untuk Mafia
Produksi : Millenium Films
Sutradara : Ariel Vromen
Para Pemain: Michael Shannon, Winona Ryder, Ray Liotta, Chris Evans, David Schwimmer
Durasi: 105 Menit
Mulai Tayang : 17 November 2013

oleh: Yan Widjaya

“TIDAKKAH kau menyesali perbuatanmu?” tanya penyidik yang tidak dijawab oleh si lelaki berkumis-berewok lebat berusia parobaya Richard Kuklinski. Ia hanya membisu dengan mimik wajah antara senyum dan tidak yang dingin. Apakah perbuatannya yang merupakan kejahatan besar? Diyakini selama 40 tahun terakhir berprofesi sebagai pembunuh bayaran, korbannya minimal telah melampaui 100 orang yang sebagian besar hilang tanpa bekas!

Dan kisah pun bergulir dengan kilas balik ke masa muda Kuklinski yang jelas menilik namanya berasal dari Eropa Timur. Bagaimana ia berkencan secara canggung dengan Deborah Pellicotti yang kemudian diperistrinya dan memberinya dua orang putri. Pada era 1960-an, Kuklinski bekerja di pabrik gelap penggandaan film (pada istrinya ia mengaku bekerja sebagai pengisi suara film animasi) sampai karena terlambat melakukan pengiriman, Bos Mafia Roy Demeo berang dan menyatroni tempat kerjanya. Disinilah justru titik balik karier Kuklinski karena Demeo melihat sikap dinginnya saat ditodong pistol oleh pengawalnya ia sama sekali bergeming. Maka selanjutnya Kuklinsi dipekerjakan Demeo sebagai algojonya, alias pembunuh bayaran yang memang pas sekali dengan karakter darah dinginnya. Tanpa mengedipkan matanya, Kuklinski mampu menghabisi seseorang dengan berbagai cara, bukan cuma dengan ditembak tapi juga dengan mencekik atau menyemprotkan racun dan membuat korbannya seolah mengalami kecelakaan.

Hebatnya kendati penghasilannya menanjak hingga mampu memiliki rumah dan mobil mewah namun Deborah dan kedua putrinya yang beranjak remaja sama sekali tidak pernah mengetahui sisi gelap profesinya yang sangat dirahasiakan Kuklinski. Etika profesi Kuklinsi hanyalah tidak membunuh wanita dan anak-anak, berbeda dengan seniornya, Robert Pronge yang dijuluki Mr Freezy karena selalu menghabisi setiap saksi dan melenyapkannya secara sistematis tanpa peduli gender dan usianya. Kuklinski pun belajar banyak pada Mr Freezy. Tak urung kemudian semua kejahatan si Mr Iceman terbongkar dan ia pun diringkus di depan anak-istrinya! Semenjak mendekam dalam penjara selama dua kali seumur hidup, Kuklinski yang bersebelahan dengan sel abang kandungnya tidak pernah bertemu lagi dengan istri dan kedua putrinya tercinta…

Michael Shannon patut dipuji sebagai aktor watak yang mampu memerani si Manusia Es Kuklinski dengan wajah dinginnya. Pemeran istrinya, Winona Ryder, aktris berbody mungil terkenal yang belakangan agak merosot pamornya, berakting biasa-biasa saja, dalam arti tokoh Deborah kalau diperani oleh aktris siapa pun tidak menjadi masalah. Sedangkan Ray Liotta sebagai Mafioso Roy Demeo memang sudah langganan menjadi boss gangster. Yang menarik justru Chris Evans (pemeran Captain America dalam tiga film) yang di sini malihrupa menjadi Mr Freeze, si pembunuh sistematis yang memutilasi korbannya setelah dibekukan bertahun-tahun kemudian untuk menghilangkan jejak, termasuk seorang watunas remaja yang bisa menjadi saksi karena secara tak sengaja melihat wajahnya.

Sutradara Ariel Vromen tidak memvisualkan adegan laga baku tembak karena pembunuhan demi pembunuhan yang dilakukan Kuklinski umumnya berlangsung secara diam-diam di tempat lengang, namun ia berhasil membuat penonton dirambati ketegangan dari scene per scene menit ke menit. Itu pulalah sebabnya bujet pembuatan film ini tidak besar, diperkirakan hanya 10 juta dollar AS saja… ***

- Nilai: 70

Review oleh:  Yan Widjaya, seorang wartawan film senior, pengulas, penulis, dan novelis.

Twitter @yan_widjaya