HOME SINEAS KABAR



     

PRISONERS

Review lain:
A.T.M
About Time
Adriana
Air Mata Terakhir Bunda
Cahaya Kecil
Captain Phillips
Escape Plan
FLU
Hati ke Hati
Insidious: Chapter 2
Jobs
Killer Toon
Machete Kills
Make Money
Malam 1000 Bulan
Manusia Setengah Salmon
Metallica: Through the Never
Noah, Awal Semula
Pantai Selatan
Petualangan si Adi
Romantini
Rush
Snowpiercer
Sokola Rimba
Taman Lawang
The Butler
The Counselor
The Family (Malavita)
The Hunger Games: Catching Fire
The Iceman
The Spy: Undercover Operation

 

 

Hilangnya Anak Menguji Keteguhan Iman sang Ayah
Produksi : Warner Bros
Sutradara : Denis Vileneuve
Pemain : Hugh Jackman, Jake Gyllenhaal, Maria Bello, Terrence Howard, Viola Davis, Melissa Leo.
Durasi: 153 Menit
Mulai Tayang : Medio Oktober 2013

oleh: Yan Widjaya

DOA Bapa Kami seutuhnya membuka detik pertama prolog film ini, dirapalkan oleh Keller Dover, ayah yang berjanji akan menjaga dan melindungi keluarganya yang terdiri dari istri serta tiga anak. Dover adalah seorang montir dari kelas keluarga menengah yang mukim di kawasan pinggiran nan tenang. Namun tepat pada hari raya Thanksgiving, si bungsu Anne hilang bersama Joy, anak keluarga Birch, tetangga mereka. Kedua anak itu baru berusia enam tahun.

Kecurigaan detektif Loki tertuju pada pemilik mobil van, Alex Jones, yang parkir di dekat rumah Birch. Ternyata Alex ber-IQ anak 10 tahun yang tak mungkin melakukan kejahatan, hingga dibebaskan setelah 24 jam ditahan. Dover bertekad melacak sendiri, caranya dengan berbalik menculik dan menawan Alex. Ia mengajak bekerja sama ayah Joy, Franklin. Sampai seminggu tak kunjung berhasil. “Ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami.” Tetapi Dover terus menganiaya Alex yang diyakininya telah menculik anaknya kendati tetap bungkam.

Sementara Loki pun bekerja keras, menahan dan menginterogasi banyak orang yang dicurigainya sampai berbuntut tragedi berdarah! Termasuk seorang pendeta tua yang mempunyai rubata (ruang bawah tanah) mencurigakan, dan seorang pemuda yang menyimpan banyak ular dalam sejumlah peti besi. Ternyata di kota kecil itu selama belasan tahun terselimuti serangkaian kejahatan penculikan yang tidak pernah terungkap bak labirin sampai nyaris terlupakan kecuali oleh keluarga yang mengalaminya!
Saat Loki datang ke rumah Alex dan menerima laporan si janda tua Holly Jones, bahwa putra angkatnya telah seminggu raib, maka ia pun mulai membuntuti Dover, hingga konflik antara si detektif dan si ayah kian meruncing!

Motivasi yang teramat menggetarkan, menguji keteguhan iman manusia terhadap Tuhan bila tengah mendapat cobaan. Ingat dongeng Nabi Ayub yang dicobai iblis yang mengambil semua harta, nyawa anak-anaknya, istrinya, dan menjadikannya pengemis pengidap penyakit kusta? “Janganlah memasukkan kami ke dalam percobaan tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.” Masalahnya bila tengah mengalami musibah haruskah kita pasrah dan tawakal belaka seperti Ayub, atau terus berupaya sekuat tenaga dan kemampuan diri?

Banyak orang mengagulkan diri bisa menebak siapa pelaku kejahatan dan apa motivasinya saat menonton film detektif-thriller-suspense, namun percayalah film ini betul-betul tak terduga sampai nyaris mendekati klimaks! Tetapi tentu saja untuk tidak mengurangi kenikmatan saat menontonnya kelak, spoiler pun sangat dihindari dalam tulisan ini! Toh tetap sanjungan mesti ditujukan pada sutradara Kanada-Prancis Denis Vileneuve yang piawai mengedit film sepanjang 2,5 jam lebih semakin menanjak tensi ketegangannya dari menit ke menit.

Hugh Jackman yang popular sebagai superhero Wolverine dan biasa berakting jadi jagoan membuktikan dirinya mampu memerani tokoh seorang ayah biasa yang emosionil. Beradu akting dengan Jake Gyllenhaal, si detektif-polisi yang berpenampilan dingin namun dengan kecermatannya selalu berhasil memecahkan semua kasus yang diusutnya. Maria Bello sebagai Nyonya Dover, serta pasangan Terrence Howard-Viola Davis sebagai tetangga mereka.
Dan saat Loki celingukan karena telinganya sayup-sayup mendengar tiupan lirih peluit terjadilah kejutan untuk semua penonton! ***

- Nilai: 80

Review oleh:  Yan Widjaya, seorang wartawan film senior, pengulas, penulis, dan novelis.

Twitter @yan_widjaya