SIDOARJO,
kota kecil di pedalaman Jawa Timur yang kini telah menjadi bumi
lumpur, disanalah cerita tentang Sriyani, seorang perempuan penjaja
lontong Kupang yang secara mandiri membesarkan kedua putranya sampai
mereka berhasil menjadi orang-orang sukses. Si sulung Iqbal menjadi
manajer, si bungsu Delta, pengusaha IT dan minyak.
Tanpa pernah
mengeluh Sriyani mengayuh pedal sepeda berkeliling kota, mangkal di
terminal, menjajakan masakannya sepincuk demi sepincuk. Mengurus
anak-anaknya dengan sikap hidup yang benar dan lurus. Siapa
sebenarnya ayah kedua anak itu? Benarkah pemilik toko sepatu di kota?
Tidak dijelas-jelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada masa remaja
Sriyani. Sedangkan perjuangan Iqbal pun tak terungkap. Kenapa begitu?
Karena tokoh utama film ini adalah Delta, jadi semua yang terpapar
adalah lewat visi matanya.
Diawali dari
masa kecil, SMA, mendapat beasiswa dari ITS sampai lulus
cum-laude, dan berpacaran dengan seorang gadis yang jelas
berasal dari keluarga kelas atas. Namun mampukah Delta menggantikan
kedudukan bundanya dengan Lauren dalam hatinya?
Inilah karya
penyutradaraan kedua Endri Pelita
setelah debutnya, Dawai Dua Asmara (2010) yang dibintangi
Ridho Rhoma. Uniknya Endri adalah suami sang produser, Erna
Pelita. Secara bersama-sama mereka
mendirikan serta membina perusahaan film RK 23 yang sampai kini
telah memproduksi lima judul film. Suami sutradara dengan istri
produser bukan hal baru dalam perfilman Indonesia, antaranya sudah
ada pasangan Ratno Timoer-Tien Samatha (Daya Istri Film), Deddy
Mizwar-Gisellawati (Demi Gisella Citra Sinema), serta Ari
Sihasale-Nia Zulkarnaen (Alenia Pictures).
Salah satu
bahan cerita film yang paling mudah dicari adalah dari khazanah buku
laris. Dan film ini memang diangkat dari novel berjudul sama karya
Kirana Kejora yang dalam tempo
hanya dua tahun (sejak 2011) telah tujuh kali cetak ulang! Banyaknya
pembaca yang menyukai akan berdampak positif pada box office
filmnya, minimal sudah ada modal harapan sekitar 50.000 calon
penonton dari kalangan pembaca novelnya.
Jumlah
tersebut bertambah dengan fans Vino G. Bastian
yang menjadi salah satu aktor idola sekaligus terlaris sepanjang
tahun 2013 ini (beruntun bermain dalam Mika, Madre,
Tampan Tailor, dan Cinta/Mati). Kualitas akting Vino
sudah teruji dengan menyabet piala Citra Pemeran Utama Terbaik FFI
2008 lewat Radit dan Jani. Dalam usia 31 tahun, dengan tubuh
ramping dan wajah tirus, Vino masih pas untuk berperan dari siswa
SMA, mahasiswa, sampai pengusaha muda.
Belum lagi
penggemar setia sang Bunda, Happy Salma
yang juga sudah memenangkan piala Citra sebagai Aktris Pembantu
Terbaik FFI 2011 lewat Tujuh Hati Tujuh Cinta Tujuh Wanita.
Kekompakan
mereka ditunjang oleh Rizky Hanggono
sebagai pemeran si anak sulung, Iqbal. Komedian kawakan Srimulat
Mamiek Prakosa sebagai si
juragan kios buku bekas. Tak ketinggalan Vino menggandeng istrinya
sendiri, Marsha Timothy untuk
tampil khusus sebagai Lauren sang kekasih.
Dengan paduan
begitu banyak unsur yang menjanjikan, semoga saja film melodrama
yang cocok untuk ditonton oleh seluruh keluarga beramai-ramai ini
berhasil menjadi film laris dengan sambutan lebih dari 100.000
penonton! ***
- Nilai: 70
|