AHOK
nama beken Basuki Tjahaja Purnama, WaGub DKI, baru menyaksikan film
Adriana di Hollywood Kartika Chandra 21 pada Sabtu petang, 9
November 2013. Penulis termasuk yang menonton bersama dan kemudian
mendengar komentarnya, “Film ini bagus sekali, mesti ditonton semua
anak muda agar lebih tahu tentang sejarah Indonesia!”
Hakekatnya kresi Fajar Nugros
(yang telah sukses merilis Cinta
Brontosaurus menjadi film terlaris 2013 dengan jumlah 892.915
penonton) adalah komedi romantis tentang cinta segi tiga dari tiga
anak muda semenjak mereka duduk di bangku SMA namun istimewanya
berlatar belakang berbagai lokasi serta peristiwa-peristiwa
bersejarah di seantero kota Jakarta. Untuk menyebut beberapa tempat
antara lain tentu saja Monas, Museum Gajah, Kota Tua, serta berbagai
patung dari patung raksasa Dirgantara sampai ke patung kecil hitam
Hermes yang menjadi penghias kota sejak bernama Batavia.
Bayu bersahabat dengan Andra, ia selalu dipanggil Mamen dan
sebaliknya memanggil sobatnya Sobar. Sekarang selain melanjutkan
kuliah dan menjadi asdos ilmu sejarah, Sobar juga bekerja di sebuah
toko buku, ada pun Mamen yang gemar bertualang cinta terus
menggombali gadis-gadis sampai ketemu batunya saat melihat Adriana
di Perpusnas. Si gadis yang mengenal reputasi si playboy sejak
praremaja bersikap jinak-jinak merpati dan memancing hasrat Bayu
lewat cabikan-cabikan notes berisi teka-teki tempat pertemuan
berikutnya, dan satu-satunya yang bisa memecahkan semua cangkriman
itu hanyalah Andra! Karena kapan Perang Diponegoro pun Bayu lupa,
padahal itu sama dengan waktu magrib, 1825-1830! Tapi petualangan
Mamen-Sobar-Adriana kian berbelit demi ada pihak keempat, orang
misterius yang mencampuri permainan mereka dengan teka-teki cerdas
yang dikirim dengan berbagai cara unik ke tangan ketiganya untuk
menjelajah ke berbagai pelosok ibukota! Siapa dia takkan diungkap di
sini demi mencegah spoiler.
Yang jelas akting Adipati Dolken
si Mamen melambung pesat, begitu
pun halnya dengan Kevin Julio
si Sobar, dan Eva Celia
yang merangkap
peran Adriana masa kini serta Adriana van Der Bosch, putri GubJen
van der Bosch pencanang program Tanam Paksa. Sang putri Belanda
nekat menentang kekuasaan ayahnya demi simpatinya pada rakyat jelata
nan menderita (alangkah eloknya kalau secuplik kisah perjuangan
Adriana van Der Bosch ini kelak dibuatkan filmnya tersendiri!).
Kalau Agus Kuncoro
memang telah mencapai tingkat keaktoran mapan.
Lihat penghayatannya saat bertutur pada siswa-siswinya tentang kisah
persahabatan abadi dwitunggal proklamator, setelah 14 tahun tak
bertemu bagai bermusuhan toh Bung Hatta menemui Bung Karno menjelang
saat-saat terakhirnya nan memilukan.
Perihal Fajar Nugros, sineas muda asal Jogjakarta yang mengawali
karier dengan mengastradai Hanung Bramantyo tak pelak lagi bakal
mengorbit sebagai sutradara masa depan. Skenario ditulis Lelelaila
dari novel Adriana: Labirin Cinta di Kilometer Nol karya duet Fajar
Nugros dengan Artasya Sudirman
menjanjikan cerita cerdas yang
mungkin kelewat tinggi bagi rata-rata remaja penggemar film
Indonesia (?!). Sayang sekali, padahal bila film yang diproduseri Sophia Latjuba
dan Eko Kristianto
ini berhasil menarik minat
penonton sangat terbuka kemungkinan untuk bikin sequelnya karena
memang open ending dengan hilangnya Adriana… ***
- Nilai: 80
|