HOME SINEAS KABAR



     

MAKE MONEY

Review lain:
A.T.M
About Time
Adriana
Air Mata Terakhir Bunda
Cahaya Kecil
Captain Phillips
Escape Plan
FLU
Hati ke Hati
Insidious: Chapter 2
Jobs
Killer Toon
Machete Kills
Malam 1000 Bulan
Manusia Setengah Salmon
Metallica: Through the Never
Noah, Awal Semula
Pantai Selatan
Petualangan si Adi
Prisoners
Romantini
Rush
Snowpiercer
Sokola Rimba
Taman Lawang
The Butler
The Counselor
The Family (Malavita)
The Hunger Games: Catching Fire
The Iceman
The Spy: Undercover Operation

 

 

 

 

 

Kala si Miskin Mendadak Miliarder dan si Kaya Bangkrut
Produksi : Bamboom Productions
Sutradara : Sean Monteiro
Para Pemain: Panji Pragiwaksono, David Saragih, Ence Bagus, Ray Sahetapy, Verdi Solaiman, Tika Bravani
Durasi: 95 Menit
Mulai Tayang : 14 November 2013

oleh: Yan Widjaya

“MIMPI enggak boleh dibatasin!” kata Odi si pemulung sampah yang tergila-gila pada bintang iklan Violeta. Dan siapa menyangka kalau pemuda miskin ini mendadak jadi miliarder karena mewarisi kekayaan Pak Tri, pemilik biro iklan sukses?!

Sebaliknya dua anak kandung Pak Tri sendiri, Rachmat dan Aris, tak kebagian apa pun. Otomatis dua pemuda manja tersebut jatuh pailit. Perusahaannya jatuh ke tangan direktur Bono yang berambisi mengangkangi semua, termasuk kekasih Aris, cewek matre Imelda yang selama ini memorot Aris. Sebetulnya semula Pak Tri sepakat dengan Bono ingin memberi pelajaran pada Rachmat dan Aris dengan bersandiwara meninggal, tak terduga pura-pura jadi sungguhan.

Terlunta-lunta setelah diusir Bono, Aris mengajak abangnya menghuni sebuah kamar kos di rumah tua Pak Yadi. Dari sahabat ayahnya inilah Aris mengetahui kalau ibunya masih hidup dan kaya raya sebagai pengusaha sukses. Apakah kemudian Aris mengandalkan ibunya untuk merebut kembali perusahaannya yang dikup Bono? Bagaimana pula kisah Odi setelah mengontrak Violeta untuk iklan mi instan?

Inilah debut penyutradaraan Sean Monteiro yang lulusan Monash University, Melbourne. Didapuk menjadi pemeran utamanya, komik stand up comedy bertubuh subur Panji Pragiwaksono, beradik-abang dengan David Saragih yang malah lebih gembrot lagi. Mereka berayahkan Ray Sahetapy dengan beribu Ratna Riantiarno. Sedang si pemulung dipercayakan pada Ence Bagus. Dan untuk kesekian kalinya Verdi Solaiman memerani tokoh antagonis dengan luwes. Didukung para pemain yang sudah tak asing lagi seperti Tarsan Srimulat, Ucok Baba, Albert Halim, Tika Bravani, Aida Nurmala, Tara Basro, Arief Didu dan lain-lain.

Bagaimanapun juga terasa sekali persamaan cerita film ini dengan kreasi sutradara John Landis yang bikin Trading Places (1983) dengan bintang Eddie Murphy sebagai gepeng yang mendadak diangkat menjadi orkay oleh seorang miliarder tua. Toh Monteiro yang menulis skenarionya berdua dengan Haqi Achmad dan supervisi Salman Aristo cukup berhasil membumikan ide cerita bagaimana kalau si miskin mendadak melambung jadi miliarder dan sebaliknya si miliarder tiba-tiba jatuh bangkrut. Walau terasa terlalu menggampangkan logika, kurang keras dan kurang seriusnya upaya Aris untuk merebut kembali klien-klien yang disabot oleh Bono, tetapi mesti diingat genre film ini adalah komedi, jadi ya terima sajalah pemaduan goyang music electronic dance ala duet Rachmat-Aris dengan dangdutnya Odi.

Inti pesan Monteiro yang hendak disampaikannya, “Money is important, but only if you have family and friends to share it with!” Jadi uang bukanlah segala-galanya, terlihat ketika Rachmat menolak tawaran Bono untuk bergabung dengan biro iklan barunya kendati sudah ditraktir makan lezat. Sebaliknya Aris malah berani mengabaikan cek senilai Rp 1 Miliar yang disodorkan ibunya untuk modal usahanya. Justru pemuda gemuk ini mendapatkan pencerahan untuk mulai berjuang dari bawah sekali. Dan abang-adik pun kembali bekerja sama dengan dukungan Odi untuk merintis karier di blantika periklanan dengan ide-ide baru dan brilliant! Alhasil Make Money menjadi film hiburan dengan pesan moral yang gamblang dan tanpa tedeng aling-aling untuk semua penonton dewasa… ***

- Nilai: 60

Review oleh:  Yan Widjaya, seorang wartawan film senior, pengulas, penulis, dan novelis.

Twitter @yan_widjaya