HOME SINEAS KABAR



     

CAHAYA KECIL

Review lain:
A.T.M
About Time
Adriana
Air Mata Terakhir Bunda
Captain Phillips
Escape Plan
FLU
Hati ke Hati
Insidious: Chapter 2
Jobs
Killer Toon
Machete Kills
Make Money
Malam 1000 Bulan
Manusia Setengah Salmon
Metallica: Through the Never
Noah, Awal Semula
Pantai Selatan
Petualangan si Adi
Prisoners
Romantini
Rush
Snowpiercer
Sokola Rimba
Taman Lawang
The Butler
The Counselor
The Family (Malavita)
The Hunger Games: Catching Fire
The Iceman
The Spy: Undercover Operation

 

 

Ayah Rocker Revidivis – Anak Pop Singer Pendendam
Produksi : Phinaeon Entertainment
Sutradara : Benni Setiawan
Pemain : Petra Sihombing, Andy/rif, Verdi Solaiman, Ferry Salim, Taskya Namya, Happy Salma
Durasi: 95 Menit
Mulai Tayang : 26 September 2013

oleh: Yan Widjaya

ARYA KRISNA, rocker ngetop pujaan hingga sesat jalan. Hura-hura mengabaikan anak-istri. Toh mengaku sangat menyayangi Gilang, putra tunggalnya, hingga merebutnya dengan paksa dari istrinya yang memergokinya selingkuh. Saking tak tahan sang istri meninggalkan rumah dan tewas dalam kecelakaan. Sejak itulah Gilang mendendam pada ayahnya. Sampai menjelang kuliah ke Amerika, Arya mabuk dan meniduri pacar anaknya (!). Terlibat pemakaian narkoba pula, Arya dijebloskan ke penjara. Gilang batal kuliah, dibimbing Abram, manajer ayahnya, merintis karier pop singer. Produser Iksan menganjurkan Arya bikin lagu untuk anaknya. Sukses diraih Gilang tanpa susah payah. Hanya lewat dua album ia menjadi kaya raya, beli rumah dan mobil. Namun saat ayahnya bebas, ia tak sudi menerimanya. Selanjutnya penonton tinggal menanti akhir di mana Gilang mau memaafkan Arya…

Cerita dan skenario yang ditulis Titin Wattimena cenderung menggampangkan segala sesuatunya. Sebelum ini Benni Setiawan sudah bikin Bukan Cinta Biasa dan Masih Bukan Cinta Biasa yang berkisah tentang mantan rocker (diperani Ferdi Taher) yang baru tahu kalau ia mempunyai putri remaja (Olivia Jensen Lubis). Kalau dwilogi itu sarat dengan humor, maka sekarang nampaknya ia lebih ingin menonjolkan drama. Prestasi Benni sudah menyabet piala Citra sebagai Sutradara Terbaik FFI 2010 lewat Tiga Hati Dua Dunia Satu Cinta pun mungkin merasa sudah cukup dengan menjual Petra Sihombing yang tengah menjadi idol dan untuk pertama kalinya dijajal bermain film. Perkara kepopuleran, memang Petra lagi naik daun, didukung pula dengan ketampanan wajah, hanya untuk perkara seni peran memang mesti ikutan acting-course dulu dengan serius (kalau sempat).

Ada pun sang ayah diperani rocker betulan Andy/rif yang berakting dengan wajah sedatar tembok, bahkan tanpa penyesalan sebagai ayah yang kurang baik moralnya. Kendati sudah berpengalaman main empat film, biasanya hanya tempelan belaka, baru sekarang untuk pertama kalinya menjadi pemeran utama.

Adalah si manajer gay Abram yang diperani aktor watak Verdi Solaiman justru menjadi badut untuk memancing tawa belaka, padahal dialah si kambing hitam yang konon menjerumuskan ayah dan anak itu (?). Ferry Salim sebagai produser musik bermain standar. Pendatang baru remaja Taskya Namya sebagai gadis model Saskia, pacar Gilang, yang aneh sekali tak pernah memahami mengapa kekasihnya begitu membenci ayahnya. Kalaupun Gilang tak pernah curhat pada Saskia, mestinya sebagai gadis yang agak cerdas dia bisa saja buka internet dan membaca Google untuk mengetahui riwayat sang kekasih dan ayahnya (?). Satu-satunya yang mendingan aktingnya hanyalah Happy Salma, sang istri cantik tersia-sia, walau cuma kebagian empat scene awal (nasib yang sama juga dialaminya saat bermain dalam film Sang Penari).

Dunia gemerlap artis termasuk para wartawan infotainment, acara-acara teve, syuting video klip, dan sebagainya, memang mewarnai adegan demi adegan walau kurang pendalaman.
Maka pesan moral film ini boleh disimpulkan, kendati ayahmu bejad moralnya, janganlah jadi anak durhaka, jadi maafkan sajalah, please.***

- Nilai: 50
 

Review oleh:  Yan Widjaya, seorang wartawan film senior, pengulas, penulis, dan novelis.

Twitter @yan_widjaya