HOME SINEAS KABAR



     

SNOWPIERCER

Review lain:
A.T.M
About Time
Adriana
Air Mata Terakhir Bunda
Cahaya Kecil
Captain Phillips
Escape Plan
FLU
Hati ke Hati
Insidious: Chapter 2
Jobs
Killer Toon
Machete Kills
Make Money
Malam 1000 Bulan
Manusia Setengah Salmon
Metallica: Through the Never
Noah, Awal Semula
Pantai Selatan
Petualangan si Adi
Prisoners
Romantini
Rush
Sokola Rimba
Taman Lawang
The Butler
The Counselor
The Family (Malavita)
The Hunger Games: Catching Fire
The Iceman
The Spy: Undercover Operation

 

 

 

 

 

Kereta Api Penerobos Bumi Salju Tahun 2031
Produksi : CJ Entertainment/KorSel
Sutradara : Bong Joon-Ho
Para Pemain: Chris Evans, Tilda Swinton, Jamie Bell,
Song Kang-ho, John Hurt, Ko A-sung, Ed Harris.
Durasi: 105 Menit
Mulai Tayang : 19 November 2013
(only in Blitz)

oleh: Yan Widjaya

TUJUH BELAS tahun dari sekarang, tepatnya tahun 2031, seluruh permukaan bumi telah berubah menjadi padang salju! Bencana alam terbesar tersebut terjadi karena pada tahun 2014, seluruh pemerintah melakukan keblingeran dalam upaya mendinginkan hawa panas. Akibatnya hanya tersisa sekian ratus manusia saja dari bermilyar penghuni dunia, dan mereka semua berada dalam sebuah kereta api super yang dinamai Snowpiercer. Kereta api melaju terus-menerus tanpa pernah berhenti mengelilingi bumi!

Ternyata penghuni kereta terbagi dalam dua kelas. Gerbong-gerbong bagian depan dihuni oleh kalangan atas yang kaya-raya dan berkuasa penuh. Gerbong-gerbong buntut dijubeli rakyat jelata yang hidup bagaikan gembel hanya menerima sedekah makanan sekadarnya. Ketimpangan hidup inilah yang memicu terjadinya pemberontakan. Pemimpin gerakan ini adalah pemuda Curtis dan kawan-kawannya. Lawannya Menteri Mason, wanita otoriter tangan kanan Wilford, sang pemimpin tertinggi. Untuk bisa menerobos ke gerbong-gerbong depan, Curtis membutuhkan bantuan Namgoong Minsoo, pakar kunci pembuat semua kunci dalam kereta api ini. Namgoong adalah duda yang hanya hidup demi untuk Yona, putri tunggalnya belaka. Upaya Curtis direstui oleh Kakek Gilliam, sang pemimpin spiritual kaum tertindas. Maka dimulailah perjuangan segerbong demi segerbong sampai akhirnya Curtis berhadapan langsung dengan sang dictator Wilford. Namun masalah yang terjadi dalam kereta bukan cuma pemberontakan karena berbagai hal gawat sesungguhnya tengah terjadi yang akan berakibat kiamat bagi sisa manusia yang masih bertahan hidup ini!

Yang menjadi pertanyaan utama bagi semua film masa depan seperti ini adalah dari mana datangnya bahan makanan yang tak kunjung habis, begitu pula halnya dengan tenaga penggerak kereta api untuk terus melaju tanpa henti? Toh harus diakui, perfilman Korea Selatan telah mencapai kemajuan teramat pesat hingga mampu menyamai film-film made in Amerika. Setelah kita menyaksikan Mr Go yang memamerkan kecanggihan 3D, kini tiba Snowpiercer yang boleh dibilang sebagai film fiksi futuristic Korea rasa Hollywood. Lihat saja, sebagian terbesar dari para pemainnya justru bintang-bintang tersohor Amerika. Boleh dibilang hanya dua pemain Korea saja, yakni aktor watak Song Kang-ho (yang sudah sering kali menyabet gelar Best Actor dari berbagai festival lokal dan internasional) serta Ko A-sung, aktris muda berusia 21 yang pernah bermain film monster The Host (2006).

Sedangkan bintang-bintang impornya: Chris Evans (sang superhero Captain America) sebagai si pemimpin pemberontak Curtis, aktor watak Ed Harris sebagai sang diktator, Tilda Swinton sang menteri, Jamie Bell pemimpin kedua, aktor veteran John Hurt sang pemimpin spiritual, dan banyak lagi lainnya.

Sutradaranya, Bong Joon-ho, memang sudah diakui perfilman dunia sebagai filmmaker lewat empat karya kontroversialnya: Barking Dogs Never Bite, Memories of Murder, The Host, dan Mother. Inilah ramalannya tentang bumi masa depan, kalau Mad Max yang dibintangi Mel Gibson meramalkan bumi menjadi gersang, Waterworld-nya Kevin Costner seluruh muka bumi direndam lautan, maka Bong menjadikannya padang salju. Untuk mencegah itu semua marilah mulai sekarang kita menjaga Bumi agar lestari abadi! Inilah pesan terpenting sang sineas KorSel! ***

- Nilai: 70

Review oleh:  Yan Widjaya, seorang wartawan film senior, pengulas, penulis, dan novelis.

Twitter @yan_widjaya