“BENARKAH
dia suamiku?!” membatin Renai saking mencurigai Josh yang baru
kembali dari alam gaib dengan membawa sukma putra mereka, Dalton.
Itulah penutup Insidious (2011) yang jelas merupakan open ending
untuk persiapan sequelnya, Indidious: Chapter 2 (2013), yang tetap
digarap oleh sineas dan team pemain yang sama. Kecurigaan Renai
terjadi karena ia melihat hasil rekaman kamera mengenai kematian
mencurigakan cenayang budiwati Elise Rainier, akibat tangan Josh.
Kisah keluarga Lambert berlanjut dengan prolog pada tahun 1986, masa
kecil Josh yang mempunyai sixth-sense dan ditolong oleh Elise
sahabat ibunya, Lorraine, hingga menjadi anak normal. Bergulir ke
masa kini, kala Josh membawa keluarganya pindah ke rumah ibunya.
Secara diam-diam Renai meminta pertolongan Carl, cenayang sahabat
mendiang Elise. Sedikit demi sedikit terungkap kalau suaminya memang
bukan Josh sejati yang sukmanya masih berada di alam lain. Siapa
sebenarnya roh jahat yang sudah mengincar Josh semenjak masa
kanak-kanaknya? Bagaimana cara mengusir roh jahat itu dan
mengembalikan sukma aslinya ke tubuh Josh? Satu-satunya yang mampu
melakukannya hanyalah si bocah Dalton yang pernah menjelajah ke alam
sana! Kejutan dan horor bertubi-tubi melanda dari adegan ke adegan
yang meluncur menuju klimaks…
James Wan,
sineas muda (36 tahun) asal Kuching, Malaysia, baru menyutradarai
tujuh film, horor semua. Lewat film keduanya, Saw (2004), namanya
melambung sebagai sineas yang mampu bikin film minimalis dengan
bujet sangat murah namun laris. Buktinya, Insidious, hanya berbujet
$ 1,5 juta, namun meraup $ 54 juta (hanya dari bioskop Amerika saja).
Menyusul sukses besar The Conjuring, filmnya terakhir, Insidious:
Chapter 2 pun berbujet kecil, cuma $ 5 juta, toh dalam sepekan
tayang di Amerika sudah mengeduk $ 46,5 juta alias 900 % plus!
Karena sukses luar biasa inilah, produser ingin segera memproduksi
Insidious: Chapter 3, apalagi sudah terbuka intro untuk cerita dalam
keluarga baru pada penutup film. Namun mungkin rada jenuh dengan
horor, Wan justru beralih menggarap full action, The Fast and
Furious 7, dengan mengundang Tony Jaa dan Deepika Padukone untuk
mendukung para jago ngebut! Jadi kemungkinan sequel kedua tersebut
bakal dipercayakan pada sineas lain.
Tak urung
kendati masih piawai toh terasa Wan kehabisan ide orisinil, karena
bagi para pecandu film horor, siapakah yang belum menonton film
klasik Psycho (1960) karya empu Alfred Hitchcock yang mengangkat
novelnya Robert Bloch? Tokoh utama film legendaris itu, Norman Bates
(diperani sangat meyakinkan oleh Anthony Perkins), adalah manager
hotel terpencil yang sering malihrupa menjadi mendiang ibunya.
Sekarang Wan menghadirkan tokoh Parker Crane, pasien tua bangka
sekarat di ruang UGD yang dirawat suster Lorraine, ibu Josh.
Terungkap Parker adalah korban kekejian ibunya yang sejak kecil
memaksanya berubah menjadi anak perempuan bernama Marylin hingga
kelak melakukan serangkaian penculikan dan pembunuhan terhadap
gadis-gadis malang! Arwah Parker dan ibunya itulah yang menjadi
musuh bebuyutan Elise Rainier dari dunia fana sampai ke alam baka!
Sebagai
pengendor syaraf agar tidak terus menerus menegang dihadirkan
sepasang ghost-buster duet Specs-Tucker yang agak-agak konyol
tingkahnya bak pahlawan kesiangan. Tapi siapa tahu mereka bakal
menjadi tokoh penting dalam Insidious: Chapter 3? ***
- Nilai: 70
|