HOME SINEAS KABAR



     

THE HUNGER GAMES: CATCHING FIRE

Review lain:
A.T.M
About Time
Adriana
Air Mata Terakhir Bunda
Cahaya Kecil
Captain Phillips
Escape Plan
FLU
Hati ke Hati
Insidious: Chapter 2
Jobs
Killer Toon
Machete Kills
Make Money
Malam 1000 Bulan
Manusia Setengah Salmon
Metallica: Through the Never
Noah, Awal Semula
Pantai Selatan
Petualangan si Adi
Prisoners
Romantini
Rush
Snowpiercer
Sokola Rimba
Taman Lawang
The Butler
The Counselor
The Family (Malavita)
The Iceman
The Spy: Undercover Operation

 

 

 

 

 

Sang Gadis Jago Panah Menabur Benih Revolusi
Produksi : Lions Gate
Sutradara : Francis Lawrence
Para Pemain: Jennifer Lawrence, Josh Hutcherson,
Liam Hemsworth, Philip Seymour Hoffman, Donald Sutherland
Durasi: 146 Menit
Mulai Tayang : 21 November 2013

oleh: Yan Widjaya

SUKAN atau perlombaan olah raga The Hunger Games memaksa setiap pasangan peserta dari 12 distrik negeri Panem bertarung di alam buas sampai tinggal seorang pemenang. Tahun lalu, periode ke-74, secara tak terduga dimenangkan Katniss Everdeen dengan mitranya Peeta Mellark. Sebetulnya Katniss yang mahir berburu dalam hutan dengan panah, menggantikan Prem, adiknya tersayang yang masih praremaja. Ia sendiri mempunyai kekasih, Gale Hawthorne, yang mengajarinya ilmu bela diri. Namun gara-gara menjadi pemenang itulah, sekarang Katniss mesti bertunangan dengan Peeta, dan membuat tour kemenangan ke 12 distrik.

Rakyat jelata mengelu-elukan mereka sebagai idola baru membuat Presiden Snow bertekat menumpas keduanya. Penasihat barunya, Plutarch Heavensbee (yang lama telah dieksekusi), punya cara-cara teramat licik, hingga untuk sukan ke-75, pasangan Katniss-Peeta mesti maju berkelompok menghadapi berbagai ancaman maut di rimba buatan. Antara lain kabut beracun yang menyentuhnya pun bikin kulit melepuh, gerombolan baboon liar, ratusan ekor burung buas yang memekik-mekik menirukan suara keluarga para peserta, belum lagi para algojo tersembunyi yang disebar. Dengan panahnya Katniss berhasil menghancurkan pusat kubah di langit rimba buatan (eh, berapa sebenarnya jumlah anak panah miliknya?).

Tokoh Katniss berhasil dihidupkan aktris muda berbody atletis Jennifer Lawrence. Penampilannya sudah mencuri perhatian sejak memerani Raven alias Mystique dalam X-Men: First Class (2011) hingga segera dibuat sempalannya tersendiri sebagai superheroine. Kualitas aktingnya pun terbukti dengan menyabet piala Oscar Best Actress 2012 lewat drama Silver Linings Playbook.

Dua aktor muda lawan mainnya; Josh Hutcherson (sebagai Peeta Mellark) dan Liam Hemsworth (kekasih sejatinya, Gale Hawthorne), sang presiden oleh veteran Donald Sutherland dan aktor watak Philip Seymour Hoffman sebagai penasihat yang membelot dengan berbalik mendukung kaum revolusioner. Mereka semua melanjutkan peran dari prequelnya, dengan catatan sutradara Francis Lawrence berhasil menggarap sequel ini lebih emosional dan memikat alur cerita serta gamblang perwatakan masing-masing tokoh.

Film pertama beredar tahun lalu berbujet $ 78 juta, namun dari perbioskopan di Amerika saja meraup lima kali lipat, $ 408 juta. Jelas ide yang disebut diilhami film pertaruhan nyawa sadis dari Jepang, Battle Royale, sangat disukai kawula muda. Toh hakekatnya kisah sukan maut sudah digelar lewat The Running Man (dibintangi Arnold Schwarzenegger) yang ulang buat sebuah film Prancis kontemporer. Sedangkan merekayasa dunia baru dalam sebuah kubah sudah dialami Jim Carrey lewat The Truman Show. Memang benar ‘tiada sesuatu yang baru’, namun bagaimana para sineas mengolah hingga resep lama pun bisa menjadi segar dan terasa baru, itulah kelebihan mereka.

Cerita memang belum berakhir, karena buku karangan Suzanne Collins pun terdiri dari tiga jilid, jadi ada sequel berikutnya, The Hunger Games: Mockingjay, namun karena durasi satu film kurang mencukupi (padahal nyaris 2,5 jam) untuk memvisualkan kisah perjuangan Katniss Everdeen dalam menggulingkan kediktatoran Presiden Snow, maka dibuat menjadi dua film, Part I dan Part II, sama persis seperti Harry Potter 7. Tunggu beredarnya tahun 2014 dan 2015 untuk pemungkasnya! *** YaWi.


- Nilai: 70

Review oleh:  Yan Widjaya, seorang wartawan film senior, pengulas, penulis, dan novelis.

Twitter @yan_widjaya